FORGOT YOUR DETAILS?

Menjadi Pelaku Firman Tuhan

by / / Catatan Khotbah

J4u Bandung

Sabtu, 28 Maret 2015

Pembicara : Yorga Parnadi

Tema       : Menjadi Pelaku Firman

Venue      : Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC

 

Yakobus 1:22 “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”

  Di dalam ayat yang lain (Yohanes 14:15) juga berkata jika kita mengasihi Yesus, kitamelakukan perintah-Nya. Sebaliknya jika hanya berkata-kata saja, tanpa melakukan perintah-Nya, kita sedang berbohong. Hal ini sama dengan kepada sesama manusia. Jika kita mengasihi seseorang, maka kita akan berusaha melakukan apa yang dikatakannya. Kita tidak sekedar berkata di mulut, tetapi ada tindakan yang kita lakukan.

Apapun yang Tuhan katakan kepada kita, pasti untuk kebaikan kita. Tuhan tidak pernah iseng. Ketika Tuhan mengatakan sesuatu yang besar, tetapi dibalik itu ada hal yang lebih besar lagi. Dia mempersiapkan kita dulu untuk hal tersebut. Seringkali anak Tuhan gagal di masa persiapan karena dibutuhkan beberapa hal berikut:

1. Ketekunan.

2. Kesabaran.

3. Kepekaan.

Kita sangat perlu untuk menjadi peka. Ingat kisah Nuh, sangat presisi dalam membangun bahtera. Musa juga demikian ketika membangun kemah Tuhan. Setiap bahan dan ukurannya tepat seperti yang Tuhan katakan. Kepekaan itu harus dikembangkan karena Tuhan terlebih rindu berbicara kepada kita.

Saat kita bertobat, Tuhan telah menebus masa lalu, masa ini dan masa depanmu. Mungkin nanti kita mengalami titik terendah dalam hidup kita, tapi ingatlah bahwa Yesus telah menebus kita dengan darahNya yang mulia. Karena ada Yesus dalam hati kita, tidak ada yang bisa menandingi darah Yesus.

Ayat 19-20 “(19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; (20) sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”

Lambatlah untuk marah karena tidak ada yang benar di hadapan Allah.

Ayat 21 “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”

Buang segala yang kotor/kejijikan, singkirkan dosa-dosa yang menarik kita jatuh, singkirkan pertemanan-pertemanan yang membuat kita membelok dari jalan Tuhan atau membuat kita tidak bisa merenungkan Firman. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang, tidak perlu merasa tidak enak. Yang disebut pencuri visi itu bukan orang jahat, tapi justru orang yang tidak tahu visi kita apa. Merekalah yang secara sadar atau tidak sadar justru membelokkan fokus kita. Banyak kegiatan-kegiatan yang kita bisa pilih saat ini, pilihlah yang menjadi investasi untuk sesuatu yang kekal.

Dalam ayat 21, “menyelamatkan jiwamu” di sini maksudnya adalah keselamatan di muka bumi. Di surga tidak perlu dibahas lagi. Yang menjadi perhatian kita seharusnya bagaimana menjadikan di bumi seperti di surga. Bagaimana caranya? Terbiasalah peka dengar suara Tuhan dan lakukan, inilah cara menjadikan “di bumi seperti di surga”. Perhatikan mujizat-mujizat Yesus di kitab injil. Yesus berhasil menghadirkan surga di muka bumi, itulah pelayanan Yesus di muka bumi. Kita cermati arti pelayanan yang Yesus maksudkan. Pelayanan adalah segala sesuatu yang Tuhan suruh untuk kita lakukan. Lihat kembali Matius 7:21, aktifitas pelayanan tidak selalu berkenan di hadapan Tuhan, belum tentu juga kehendak Bapa.

Lebih lanjutnya, setiap orang akan memiliki tingkat kekudusan dan kepekaan masing-masing sesuai dengan bagaimana mereka membangunnya dalam Tuhan. Jika terlalu sering dalam aktifitas pelayanan, seringkali kita menjadi reflek dan lupa mendengar Tuhan berbicara. JANGAN sembarangan bawa nama Tuhan untuk membenarkan tindakan kita.  Mari kita ubah pola pikir kita dari sekedar kemakmuran menjadi mentalitas kerajaan Allah. Di tangan kita terdapat kuasa untuk menciptakan berkat. Jika kita hari ini dapat berinvestasi, setia membayar persepuluhan serta memberi, kita adalah salah satu dari tiga juta orang di muka bumi. Ini bukan bicara berapa besar penghasilan kita, tetapi bicara gaya hidup dalam mengelola keuangan.

Ayat 22-23, Menjadi pendengar Firman saja tidak menjadikan kita rohani, justru ketika kita melakukannya barulah disebut rohani. Lakukanlah Firman Tuhan baik yang tertulis maupun yang didengar langsung (rhema). Jika yang tertulis tidak dilakukan, apalagi yang kita dengar langsung. Perlu diingat bahwa ketika kita ditegur bukanlah untuk keuntungan pembimbing, tetapi supaya kita mengenal Tuhan dan dewasa dalamNya. Lakukanlah Firman, maka kita sedang melatih otot-otot rohani kita. Akan berbeda kepada orang yang melatih dan tidak melatihnya, yaitu ketika ada masalah. Rajawali bersorak kegirangan ketika ada badai. Buah melakukan Firman adalah menjadi KUAT. Di J4u, kita bukanlah kumpulan bayi-bayi, melainkan sedang mencetak jendral-jendral. Waktu kita melakukan satu Firman sederhana, kita sedang membuka pintu-pintu rohani dalam hidup kita. Mari kita perhatikan Firman yang sederhana tersebut:

 

Sepersepuluhan

Sudah disebut sejak dalam kitab Kejadian. Ayat yang sering dipakai adalah di Maleakhi 3:10. Ayat ini sebenarnya ditujukan untuk orang pelit, kikir dan tidak percaya. Sifatnya WAJIB bagi yang sudah bekerja/usaha karena mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan. Untuk pelajar, tidak wajib, tapi boleh melatih membayar sejak dini. Perlu diingat, Tuhan tidak perlu uang kita, tetapi Tuhan lihat ketaatan kita. Ditujukan kepada manusia, bukan gedung, bukan organisasi. Kita adalah gereja. Kita dapat memberi sepersepuluh kepada:

1. Orang yang memberi kita makan secara rohani.

2. Para Full timer.

3. Janda dalam kesusahannya.

4. Anak yatim piatu yang terlantar.

5. Nabi dan rasul.

Orang yang menerima sepersepuluhan juga memberikan sepersepuluhnya kepada yang lain. Sepersepuluh boleh diberikan sebagai dana diakonia atau sosial, TETAPI tidak boleh dipakai digunakan untuk membeli alat musik dan dana operasional karena bukan untuk manusia.

Persembahan sulung/first fruit

Keluaran 23:14-26 Ketika ada jemaat datang dengan tangan hampa(baik fisik maupun rohani), maka tugas gembala/pemimpin yang mengajar orang tersebut  dan berdoa kepada Tuhan supaya orang tersebut bisa memiliki penghasilan sendiri dan membawa persembahan buat Tuhan. Prinsipnya, diberikan tiap setahun sekali, hasil terbaik tahun lalu, sifatnya tidaklah wajib, tetapi ada berkat khusus yang Tuhan sediakan bagi yang melakukannya. Tuhan berjalan di depan kita. Dia akan memimpin pada gunung (visi) dimana seharusnya kita berada.

Tanda Jaman

Kejadian 1:14-18, Tuhan meletakkan bintang-bintang di langit sebagai tanda jaman. Tuhan bicara tentang simbol-simbol. Mari kita cermati hal-hal berikut:

1. Tanggal 20 Maret 2015, tahun baru Yahudi, terjadi gerhana matahari.

2. Bagi bangsa Israel, tahun 2015 adalah tahun sabat (tahun ke-7) sejak 2008, tahun dimana terjadi krisis moneter di AS. Bagi mereka, waktunya banyak berdiam diri, mereka menghindari ambisi dalam bisnis dan traffic trading mereka di tahun ini. Siklusnya terjadi tiap 7 tahun sekali dan akan melambat lagi di bulan September 2015.

3. Tanggal 4 April 2015  ada paskah dan gerhana bulan.

4. Tanggal 13 September 2015, pergantian musim.

5. Tanggal 28 September 2015, Sukhot=Matahari penuh.

Ketika kita memberikan persembahan sulung, kita sedang menyerahkan hidup kita pada Tuhan secara total. Kita juga sedang peka mengikuti tanda jaman.

Janji Tuhan kepada bangsa yang bertobat.

Yoel 2:18-27 minyak bicara pengurapan, gandum bicara kelimpahan, anggur bicara sukacita.

JANGAN TANGGALKAN PEDANG ROH DAN PERISAI IMAN KITA.

Spread the love
TOP
Whatsapp Kami