Ketaatan Mutlak Kunci Keberhasilan
J4u, 22 Juni 2013
Pembicara : Erik Simon
Pesan :
membangun tim untuk regenerasi pengajar muda Indonesia selanjutnya.
Bangkit pemurid, bangkit murid!
Bangkit pemurid yang berjuang di dalam DOA!
Orang yang mengasihi Tuhan pasti taat (baca Yohanes 14:21,23)
- Kelakuan dan hatinya menunjukkan bahwa dia mengasihi Tuhan
- Orang yang mengasihi Tuhan pasti memiliki Firman
- Keberhasilan seseorang bukan dihitung berdasarkan materi, tetapi dari ketaatannya pada Tuhan
- Dalam ketaatan ada sukacita dan damai sejahtera
- Ketaatan membuat seseorang ditinggikan pada waktuNya
- Ketaatan yang memerdekakan, membebaskan, dan mendamaikan orang
Taat yang terutama kepada :
– BAPA
– Orang yang memiliki otoritas : orang tua, pembimbing
Teladan utama ketaatan : Yesus.
Yesus menunjukkan ketaatan yang sempurna, bahkan hingga mati di kayu salib untuk menebus manusia.
Mazmur 1:1-3
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, (1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. (1:3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Orang yang taat pada Firman Tuhan akan selalu berhasil
- Published in Catatan Khotbah, Networking
Berani membayar harga dan bertindak
J4u
Bacaan : Yosua 1:1-18
Tuhan memberikan janji pada Yosua, bahwa setiap tempat yang akan diinjak oleh kakinya akan diberikan kepadanya, seperti yang dijanjikan pada Musa (ayat 3). Janji yang luar biasa bukan? Kita senang menerima janji seperti demikian, akan tetapi kita juga harus senang dengan prosesnya.
Yosua adalah teladan dalam berani membayar harga dan bertindak, dengan memimpin bangsa Israel menggenapi janji Tuhan untuk keluar dari padang gurun masuk ke tanah perjanjian.
Setidaknya ada 5 sifat Yosua yang dapat kita teladani :
1.Taat (dalam KBBI maksudnya senantiasa tunduk / patuh) Yosua tidak menyimpang ke kiri maupun ke kanan dari perintah Tuhan yang disampaikan kepadanya lewat Musa. Ibrani 13:17 – taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu sebagai orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Pelatihan yang keras dari pembimbing adalah untuk kebaikan kita, mempersiapkan kita untuk tantangan di masa depan.
2.Hidup dalam kekudusan Yosua tidak terlibat dosa yang dilakukan orang sebangsanya pada generasinya. Keluaran 32:17-18 : Yosua berada bersama Musa ketika orang Israel menyembah patung tuangan anak lembu emas.
I Petrus 5:8, sadar dan berjaga-jaga terhadap lawan yaitu si iblis. Sadar berarti menjaga pikiran dalam kondisi sehat. Caranya adalah dengan mengisinya dengan Firman Tuhan.
Lukas 6 :46-49 Seseorang dapat membangun hidupnya di atas 2 macam dasar, yaitu dasar yang teguh bagi yang mendengar dan melakukan Firman Tuhan. Sebaliknya dasar dari pasir yang mudah amblas ketika datang hujan pencobaan.
3.Kesukaannya adalah hadirat Tuhan Keluaran 33:7,11 Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
Kualitas roh seseorang ditentukan dari kualitas waktunya dalam hadirat Tuhan, Yosua suka tinggal dalam hadirat Tuhan.
4.Memiliki iman yang teguh Yosua (dan juga Kaleb), adalah 2 dari 12 pengintai yang diutus Musa. Ke-12 pengintai melihat hal yang sama, namun hanya Yosua dan Kaleb yang memberikan respon positif karena mereka memiliki iman yang teguh pada janji Allah bagi bangsa Israel.
5.Penuh dengan Roh Tuhan Bilangan 27 : 18 – Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: “Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya.
Mari memiliki hidup yang berarti dengan memiliki kejelasan identitas (mengenal siapa kita), memiliki keyakinan kuat dan kejelasan akan visi dan panggilan Tuhan, dan memiliki pengertian yang dalam akan tujuan hidup sehingga tidak membanding-bandingkan lagi gunung yang harus didaki dengan gunung tetangganya.
Jangan hanya mengerti sedang diproses tapi tidak melakukan apa-apa, atau lebih parah lagi tidak tahu bahwa sedang diproses. Bagi murid tidak ada alternatif untuk keluar atau mundur, tapi terus bergerak maju!
- Published in Catatan Khotbah, Networking