FORGOT YOUR DETAILS?

Daya Tahan

by / / Catatan Khotbah

Persekutuan J4u Bandung

Sabtu, 28 Febuari 2015

Tema       : Daya Tahan

Pembicara : Triphosa

Venue      : Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC

Alasan untuk kita perlu memiliki daya tahan adalah untuk tidak menjadi anak gampang. Anak gampangan itu mudah menyerah. Daya tahan (durability) adalah kekuatan untuk bertahan akan sesuatu.  Mari kita pelajari contoh orang yang memiliki daya tahan dalam 1 Samuel 30:1-6A. Dalam ayat tersebut, diceritakan perjalanan Daud dari Afek ke Ziklag memakan lama waktu 3 hari, menyita energi pula. Dalam memiliki daya tahan, kita harus menghindari mengeluh. Jika kita terus mengeluh, akan terasa sangat panjang. Dari mulut yang sama, tidak bisa mengeluarkan berkat atau cacian bersama-sama. Ketika makian keluar, maka pagar perlindungan Tuhan terbuka, kita sedang buka celah untuk iblis menyerang kita.

Daya tahan terhadap keletihan. Di sini yang terkena efek adalah fisik/tubuh. Jika kita terus memikirkan letih, letih dan letih maka akan terjadi keletihan dalam hidup kita. Jadilah ANTUSIAS, aktif bertanya pada Tuhan. Peganglah perkataan Tuhan. Pada waktu terjadi keletihan, sifat manusia mulai muncul, fokus mulai hilang. Di saat inilah kita perlu berdiam dalam Tuhan untuk mengisi kembali tabung, mengasah kembali kepekaan pada Tuhan. Dalam ketenangan, kita bisa mendengar Roh Tuhan. Jangan sibuk dengan pikiran sendiri.

Daud melihat Ziklag terbakar. Di sini mata yang menangkap siatuasi yang terjadi. Tentunya dia akan langsung mengejar pelaku yang membakar kotanya, tanpa berlambat-lambat. Sama halnya dengan kita, lari dan bergegaslah dalam segala hal. Dalam perkuliahan, dalam pekerjaan. Singkirkan hal berlambat-lambat. Sebagai contoh, ketika kita mulai lesu, mulailah memberitakan Injil. Pada waktu kita melihat orang bertobat dan percaya Tuhan, roh kita akan melonjak kegirangan. Mintalah pada Tuhan hal yang memicu kita untuk bangkit lagi. Hindari sedikit-sedikit berkata malas, karena itu akan menjadi pola pikir. Belajarlah untuk menjaga roh kita tetap terbakar.

Daud mendengar anak dan istrinya serta pengikutnya ditawan orang Amalek. Di sini telinga yang menangkap. Apa yang kita dengar bisa mempengaruhi hidup kita. Iman berkuasa mencipta dari tidak ada menjadi ada. Percaya saja apa yang Tuhan katakan dalam hidup kita, mungkin tidak sebentar. Kita perlu minta kepada Tuhan untuk punya daya tahan. Yang tahu kondisi sebenarnya adalah kita dan Tuhan. JANGAN biarkan telinga kita mendengarkan kanan dan kiri kita. Ujilah segala sesuatu. Peganglah Firman Tuhan hingga hal itu terjadi.

Respon yang sering terjadi ketika menghadapi situasi kondisi:

1. Dikuasai daging (jasmani lebih besar dari roh). Jika kita mendapati pesan /visi, belajarlah untuk bertanya pada Tuhan kapan waktu untuk memulainya, untuk menghindari ketidaksiapan. Hindari pula jalur alternatif/instan. Dibutuhkan kepekaan mendengar suara Tuhan.

2. Menangis. Kita butuh menangis untuk melepas kesedihan, tapi bukan untuk keterusan cengeng. Tuhan berkata curahkan isi hati kita pada Tuhan, Dia menampung air mata kita di kirbatNya. Setelah kita mencurahkan isi hati, akan terjadi kelegaan(lepas dari beban) dan menerima damai sejahtera yang melampaui akal dan pikiran. Belajar untuk tidak sekedar membaca Firman, tetapi juga rindu untuk mengalaminya. Jika mengalami kegaringan, maka uji hati dan harus terus gali lebih dalam.

3. Marah. Belajarlah untuk menguasai emosi. Pakai otoritas kita untuk menguasai emosi.

4. Ketakutan. Inilah pintunya, ketika ketakutan menguasai hidup kita, di situlah kita mulai tidak percaya pada Tuhan. Kita sedang buka celah. Sebaliknya, jangan biarkan ketakutan sekecil apapun. Pakailah lutut untuk berdoa. Belajarlah berdoa dengan daya tahan.

5. Terjepit. Kondisinya Daud di antara orang-orang perkasa yang pedih hati sedangkan Daud sendirian.

 

1 Samuel 30:6B-20. Tuhan menjawab Daud untuk mengejar orang Amalek dan akan bisa menyusulnya.

Tindakan iman:

1. Mengenakan baju efod (baju imam). Artinya menguduskan diri.

2. Bertanya kepada Tuhan. Daud tidak membiarkan logikanya berjalan.

3. Melakukan. Daud mengejar orang Amalek karena percaya Tuhan telah mengatakan bahwa dia bisa menyusulnya.

4. Tidak membawa beban (1 Samuel 30:24). Untuk datang berlari pada Tuhan, tanggalkanlah beban kita. Kita tidak mendengar suara Tuhan karena beban kita belum dilepaskan/diserahkan pada Tuhan. FirmanNya berkata berlarilah dengan segera. Ketika melepaskan, maka ditinggalkan. Kemudian, lakukanlah apa yang bisa kita lakukan dengan maksimal. Kita harus menang dalam proses-proses yang Tuhan sediakan.

 

Dicatat ada 600 tentara yang bersama Daud di Ziklag, mereka diantaranya adalah:

1. 400 orang yang bergabung di gua Adulam. (1 Samuel 22:2). 400 orang ini punya stamina sama dengan Daud untuk berlari mengejar bangsa Amalek hingga merebut kembali jarahan. Daud butuh ketahanan untuk menangani 400 orang yang dulunya adalah orang yang dalam kesukaran, yang dikejar tukang piutang, yang sakit hati, artinya Daud memakai otoritas dari Tuhan. Belajar berdoa untuk minta otoritas dari Tuhan.

2. 200 orang yang bergabung setelahnya (bukan dari gua Adulam), orang ini yang tidak kuat menyeberang  di sungai Besor karena terlalu lelah.

 

Siapa sajakah 400 orang yang bersama Daud? 1 Tawarikh 12:1-221.

1. Orang Benyamin:

a. Bersenjatakan panah.

b. Sanggup melontarkan batu dengan tangan kanan/kiri.

2. Orang Gad:

a. Sanggup berperang.

b. Pandai menggunakan perisai dan tombak.

c. Rupa seperti singa dan berlari secepat kijang di atas gunung.

d. 1 orang yang paling kecil sanggup melawan 100 orang.

e. Seorang yang paling besar sanggup melawan 1000 orang.

f. Sanggup menyeberangi sungai Yordan di bulan pertama, sekalipun meluap.

3. Sebagian suku Benyamin dan Yehuda (30 orang yang dikepalai Amasai)

4. Sebagian suku Manasye (kepala pasukan seribu)

 

Ketika bala tentara berbaris, masing-masing mengambil bagiannya, berjalan dalam barisannya dengan teratur, dan tahu posisinya. Demikianlah barisan tentara Allah.

Mazmur 97:12 BERSUKACITALAH KARENA TUHAN!

Jangan biarkan diri kita hanyut dalam kesedihan. Bermazmurlah karena kebaikan Tuhan. Sukacita kita bukanlah berasal dari gaji, keberhasilan atau kondisi apapun, tetapi karena Tuhan sendiri.

PerlindunganNya SEMPURNA bagi kita. Amin!

Spread the love
TOP
Whatsapp Kami