FORGOT YOUR DETAILS?

Pasangan Hidup

by / / Catatan Khotbah

Persekutuan J4u Bandung

Sabtu, 14 Febuari 2015

Pembicara   : Yorga Parnadi

Tema         : Pasangan Hidup

Venue        : Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC

 

Pernikahan adalah hal yang penting, bukan sesuatu yang sembarangan.  Sebenarnya, ada orang-orang yang dipanggil untuk menikah, ada yang tidak menikah dan ada juga yang menyerahkan pernikahannya pada Tuhan. Maka dari itu, kita sebagai anak Tuhan memiliki cara berpasangan yang berbeda dengan dunia. Kita seringkali mendengar kata ”sepadan” di dalam berpasangan, mari kita cermati kitab Kejadian 2:18-20.

Pada ayat 18, Tuhan Allah berfirman:” Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan baginya.” Kita dapati bahwa ide awal kita berpasangan adalah dari Tuhan. Jika ide awalnya dari manusia, kita bisa salah berpasangan.

Selanjutnya di ayat 19, Tuhan memberi pekerjaan pada Adam. Adam adalah gambaran pria yang mengerjakan panggilan Tuhan. Ketika Adam bersatu dengan Hawa, maka ada tanggung jawab yang selanjutnya. Pria yang sudah berpasangan adalah pria yang siap dan tahu kapan menikah.  Jika dia tidak tahu kapan akan menikah, maka sesungguhnya dia BELUM siap berpasangan, suatu saat jika dia mendapati ketidakcocokkan maka akan meninggalkan pasangannya.

Kita, pria atau wanita, bukanlah murahan. Tampan dan cantik tidak selalu bicara hal fisik. Film hollywood telah salah menampilkan arti kata pria macho dan perkasa hanya karena penampilan yang kekar. Pria perkasa sebenarnya adalah pria yang bisa menjaga komitmen, janji dan kesetiaannya. Contohnya adalah menjaga janji pernikahan. Orang yang melanggar janji pernikahannya akan menerima kutuk, karena janji pernikahan dilakukan di hadapan Tuhan dan jemaat Tuhan.

Amsal  18:22, ” Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN.”

Maka berdoalah pada Tuhan, siapakah pasangan hidup kita. Bukan dengan tebar pesona sana-sini.  Berdoa di sini bukan bicara durasi, lama atau sebentar, justru akan bermanfaat sebagai berikut:

  1. Kita akan terjaga dari gampang jatuh cinta.
  2. Kita akan diajar oleh Tuhan tentang hal-hal sederhana untuk belajar bertanggung jawab.
  3. Kita menutup kemungkinan dari salah berpasangan.
  4. Kelemahan-kelemahan pribadi kita akan Tuhan hancurkan. Minder atau kesombongan.

Hati-hati terhadap motivasi yang salah dan kriteria-kriteria yang kita buat tapi bukan dari Tuhan. Serahkan kriteria yang kita buat pada Tuhan.

Amsal 19:14, “Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN.”

Salah berpasangan justru membawa duka. Pertanyaannya adalah di mana kita mendapat pasangan yang berakal budi? Tidak mungkin kita mendapat pasangan di tempat hina. Anak Tuhan seharusnya mencarinya dengan berdoa. Setelah dapat konfirmasi dari Tuhan, barulah melakukan pendekatan, BUKAN pendekatan dulu baru berdoa.

Syarat-syarat yang harus digenapi:

  1. Kita sudah siap untuk memasuki pernikahan
  2. Jangan memilih pasangan karena selera kedagingan kita Amsal 31:30
  3. Jangan memilih hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan eksternal. (Kekayaan, Pendidikan Formal dll ). Amsal 10:22
  4. Lakukan proses Peneguhan sebelum menyatakan Cinta. Amsal 31:3

Kita bukanlah binatang yang menikah pada musimnya. Kita menikah pada WAKTUNYA Tuhan, bukan karena yang lain di sekitarnya sudah. Jadian juga bukan merupakan suatu perlombaan. Maka berdoalah yang benar, sehingga tidak menjadi khawatir.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk berdoa mengenai pasangan hidup:

  1. Berdoalah secara umum, bukan fokus pada satu orang. Tuhan akan berbicara melalui banyak hal. Jika belum peka, lebih baik perbaiki saat teduh kita dulu.
  2. Uji lagi. Terbukalah kepada pembimbing. Maurice Cerullo pernah berkata bahwa dalam urusan pasangan hidup tidak ada seorangpun yang terlalu peka, karena menyangkut emosional, maka perlu bantuan orang lain.
  3. Khusus bagi pria, tanya Tuhan kapan dan bagaimana menyatakan kepada calon pasangan. Hati-hati sembarangan bicara tentang wanita yang sedang kita doakan, ini untuk menghindari salah paham.
  4. Jika sang wanita punya pembimbing, pembimbing pria akan bertemu dengan pembimbing wanita, untuk menanyakan apakah sang wanita sedang berdoa tentang pasangan hidup atau tidak. Pembimbing wanita akan menyampaikan kepada sang wanita, bahwa ada pria yang sedang mendoakan dia, sampai situ saja, tidak perlu sampai ke detil.
  5. Jika sudah dapat konfirmasi dari Tuhan, sang pria tinggal info ke pembimbingnya untuk menyatakan kepada sang wanita. Pilihlah tempat dan waktu yang pas.

Lembaga pernikahan bukanlah lembaga penginjilan, justru sebelum menikah kita memastikan pasangan sudah lahir baru. 2 Korintus 6:14-15 menyatakan kita harus berpasangan dengan yang percaya.

Kecantikan atau Ketampanan Rohani

  1. Orang yang hidup dalam takut akan Tuhan. Mazmur 128:1
  2. Orang yang Cakap (keterampilan, intelektualitas, mau belajar). Amsal 12:4;31:10
  3. Orang yang berakal budi dan berhikmat. Amsal 19:14
  4. Lemah Lembut dan Tentram 1Petrus 3:4

Tuhan pasti memberi pasangan yang kita kasihi, hati-hati berburuk sangka pada Tuhan. Hindari pula membawa-bawa nama Tuhan atau menyalahkan Tuhan karena pasangan kita. Coba cek lagi proses di awalnya, bisa jadi ada yang salah di awalnya. Jika salah berpasangan, kita seperti memakai sepatu beda ukuran seumur hidup, tanggung sendiri resikonya.

Boaz dan Ruth (Terjadi pernikahan visi)

 1. Dipertemukan di ladang Rut 2:5-6.

◦       Tuhan mempertemukan di ladangNYA.

◦       Mengetahui destiny Ilahi/visi.

2. Dimulai dari rasa kagum.

3. Melibatkan orang tua dan Pemimpin rohani sejak awal.

Pernikahan visi bicara tentang bagaimana menjalani visi berdua dengan pasangan. Jika hanya salah satu yang memiliki visi maka yang satu akan memadamkan yang lain. Nantinya akan bermasalah di bayar harga kepada Tuhan.

Dampak ketika kita berdoa berpasangan dengan benar:

  1. Pria menjadi orang yang bertanggung jawab
  2. Pihak wanita tidak begitu saja dapat dirugikan
  3. Hubungan yang dibangun akan tumbuh dengan sehat
  4. Jika ada “kasus-kasus khusus” maka Pemimpin rohani dapat mempersiapkan (misalnya dari pihak keluarga tidak setuju)
  5. Keluarga kedua belah pihak dapat mulai mempersiapkan diri dan mengenali

 

Sesi Tanya jawab:

Tanya : Bagaimana jika pasangan yang sudah yakin dari Tuhan tetapi sering terjadi perselisihan/pertengkaran dan merasa tidak cocok kemudian mulai ragu dengan jawaban Tuhan?

Jawab : Sebelum menikah memang masih boleh putus. Maka sebaiknya sebelum jadian, pastikan kita uji ulang dan sebagai pasangan saling membangun satu sama lain. Jika ada luka, maka dipulihkan dulu.

 

Tanya: Bagaimana membangun komunikasi yang baik jika keduanya sibuk pelayanan?

Jawab: Sebisa mungkin pasangan bisa mengatur waktu khusus (quality time). TIDAK BISA kita beralasan sibuk pelayanan tapi keluarga terlantar.

 

Tanya: Bagaimana jika pasangan memiliki visi yang berbeda? 

Jawab: Coba cek ulang, apakah visi dari Tuhan atau hanya ambisi pribadi. Bisa jadi penyampaian yang berbeda tapi sebenarnya sejalan. Tetapi jika memang berbeda, maka kembali kepada pasangan tersebut apakah mau lanjut atau tidak, apakah mau memilih level pasangan yang memiliki visi atau sekedar berpasangan.  

 

Tanya: Jika sudah menyatakan tetapi ditolak, bagaimana membereskan hati yang tertolak tersebut?

Jawab: Coba cermati, apakah muncul luka setelahnya? Mungkin kita terlalu fokus pada lukanya. Jika bukan dari Tuhan maka akan hilang. Kita harus membereskan luka tersebut, ampuni kejadiannya, supaya tidak terulang di pasangan yang sebenarnya, atau malah kita jadi takut berpasangan karena trauma ditolak sebelumnya. Bereskan di hadapan Tuhan.

 

Tanya: Bagaimana jika kita memiliki kriteria yang sudah kita tetapkan? Jika mendapat pasangan berbeda dengan kriteria, apakah harus ditolak?

Jawab: Ada kasus dimana Tuhan tidak menghilangkan kriteria kita, tetapi BERSIAPLAH dengan yang dari Tuhan.  Menetapkan kriteria memang baik, hanya jangan sampai menolak yang dari Tuhan.

 

Tanya: Apakah yang dimaksud pernikahan visi disini harus sama atau boleh berbeda asal saling menerima dan mendukung?

Jawab: Tidak harus selalu sama. Misalnya pria di bidang pendidikan, wanita di bidang membangun generasi. Memang berbeda warna tapi sejalan. Contoh di Alkitab adalah Priskila dan Akwila. Priskila maju ke depan sedangkan Akwila mendukungnya dari belakang.  Jangan sampai berlawanan, dibutuhkan kedewasaan lebih untuk bisa mengenali dan membicarakan teknis bersama-sama menjalankan visi.

Spread the love
TOP
Whatsapp Kami