Penginjilan
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 09 Mei 2015
Pembicara : Merlin Titahena
Tema : Penginjilan
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Ada Firman Tuhan yang berkata, “bukan setiap orang yang berseru kepadaKu Tuhan, Tuhan akan masuk dalam kerajaan Allah. Tapi setiap orang yang melakukan kehendak Bapa.”Bukan Firman yang tidak berhasil, tapi karena keputusan kita. Destini Firman adalah berhasil. Yang salah adalah percaya kepada aktifitasnya, bukan kepada Firman. Hari ini kita akan belajar satu hal yang tidak sekedar pengajaran tapi sangat diperlukan tindakan.
Hal tersebut Sama halnya dengan penginjilan. Ketika seseorang menolak injil, bukan berarti kita gagal, tapi sudah berhasil Firman tersebut tersampaikan pada orang itu.Mari kita lihat di Lukas 10:1-12. Di sini kita perhatikan pola Yesus. Penginjilan adalah kegiatan yang aktif, bukan pasif. Dalam sepakbola, ini berarti sebagai penyerang, bukan penjaga gawang. Pola Yesus adalah mengutus pekerja pergi, bergerak dengan aktif, tidak tinggal diam. Ketika Tuhan berkata pergi, kemudian kita pergi, ini disebut tindakan aktif. Tidak ada pula penginjilan orang yang telah meninggal. Selama orang itu masih hidup, sampaikanlah injil, sekarang! Dalam ayat 2 dikatakan, tuaian banyak tapi pekerja sedikit. Siapa yang bisa kita injili? Keluarga, teman kost, teman kerja, rekan kantor. Sebenarnya banyak yang bisa kita injili. Dia mengatakan ladang telah menguning. Baik tidak baik waktunya, beritakanlah Firman. Tuhan bilang, pekerja sedikit tapi mintalah kepada Empunya tuaian. Tapi ayat yang selanjutnya, Yesus mengutus 70 muridNya untuk mengabarkan injil. Perhatikan pola Yesus, karena kita meminta pekerja kepada Tuhan, siapkanlah hati kita dengan jawaban Tuhan. Seringkali kita justru yang Dia utus.
Ada beberapa poin dalam penginjilan:
1. Rumah (ayat 5). Bicara tentang ruang lingkup kecil. One to one.
2. Kota (ayat 8). Dibutuhkan suatu pengurapan yang khusus untuk berbicara kepada kota.Mari perlebar kapasitas kita, sehingga suatu saat kita siap menginjili satu kota.
Dalam penginjilan, kita tidak boleh mengandalkan diri kita. Lihat ayat 4, tidak membawa apa yang kita punya. Jangan pakai kekuatan kita sendiri. Bukan karena kita terbiasa penginjilan, tapi karena kerinduan kita yang mendalam untuk ornag yang kita injili menerima Tuhan Yesus.
Ayat 3, Tuhan mengutus setiap kita seperti anak domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Ini adalah kondisi yang tidak menyenangkan. Tapi responi Firman. Janganlah takut. Jemaat mula-mula mengatakan, berilah kami keberanian untuk memberitakan injil. Maksudnya adalah karena mereka dalam kondisi yang tidak main-main. Nyawa mereka menjadi taruhan. Demikian pula dengan kita. Tidak perlu kita khawatir dengan nyawa kita.
Efesus 6:15 “kakimu berkasutkan kerelaan hati untuk memberitakan injil”Dalam amplified, disebutkan readiness. Artinya ada kesiapan pula dalam hati kita. Tidak sekedar rela. Jika sudah siap, maka kita juga rela memberitakan Firman. Kenapa kita harus siap? Karena baik atau tidak baik waktunya, beritakanlah injil. Masa-masa kita diajar di kelas peneguhan adalah masa persiapan. Apa yang kita terima akan kita bagikan pula kepada orang lain suatu saat nanti.Kadang kita terlalu banyak berpikir sebelum menginjili. Jangan rumit dengan pikiran sendiri. Penginjilan itu membagikan pengalaman hidup kita bersama Yesus. Tidak perlu rumus-rumus tertentu. Tuhan pakai apa yang ada pada kita.
Saat penginjilan, kita mengandalkan Tuhan. Lihat Markus 1:1-8. Pola ini juga selaras dalam Markus 16:15-20. Inilah pola yang dari Tuhan.Isi injil adalah
1. Pertobatan. Bertobat dari segala dosa dan kejahatan.
2. Tindakan pertobatan. Dibaptis bukanlah aktifitas belaka bahwa kita orang kristen, tapi sebagai tindakan kita bahwa kita percaya pada Yesus.
3. Disampaikan mengenai pengampunan dosa yang hanya dapat diperoleh melalui Yesus. Semudah itu. Manusia kadang membuat kerumitan sendiri, justru membuat dia binasa. Kita mungkin mencoba menganalisa Tuhan, tapi yang terjadi malah kesalahan demi kesalahan. Seharusnya, kita tinggal mendengar Dia bicara saja lalu lakukan.
Kata dasar Injil adalah kabar baik. Injil adalah kabar baik atau kabar sukacita. Ini bukanlah ancaman, jika tidak percaya diancam masuk neraka. Justru beritakanlah dengan sukacita, bahwa kita tidak perlu melakukan apapun untuk bisa diselamatkan, itu pemberian. Tidak perlu harus potong korban dulu, tidak perlu pelayanan dulu. Dengan menerima Yesus, kita layak hidup sebagai anggota kerajaan Allah. Lihat di lukas 10:8. Kerajaan Allah sudah dekat di sini bicara tentang pemerintahan Allah. Bagi orang yang tidak taat, memang nampaknya mengerikan, karena tidak mentaati berarti dihukum. Sebaliknya, bagi yang melakukan, pemerintahan Allah bicara tentang kelimpahan, bagian-bagian yang seharusnya menjadi milik kita, kita dapat terima. Mari kita ubah pola pikir kita. Injil bukanlah ancaman, tapi berita sukacita. Wajah kita pun dengan bersukacita.
Banyak cara untuk memulai penginjilan. Tidak selalu harus dengan kalimat nanti mati masuk mana. Lihat pola yang Yesus ajarkan, pekabaran injil diikuti dengan doa kesembuhan.
Kita lihat Roma 10:13-15. Firman Tuhan katakan di ayat 15, betapa indahnya orang yang membawa kabar baik. Tidak perlu takut. Kita takut menginjili, bisa jadi karena pengalaman ditolak. Ditolak itu mendewasakan kita, supaya kita banyak belajar dan berubah dalam Tuhan. Penting sekali untuk mempercayakan hidup kita pada Tuhan.
Yesaya 52:7, keselamatan datangnya dari Tuhan. Bukan diusahakan, bukan buat coba-coba. Tidak ada Tuhan lain selain Yesus dan keselamatan hanya melalui Yesus.Yesaya 61:1-5. Inilah yang dilakukan dalam penginjilan, membangun reruntuhan. Miliki kuasa untuk membangun satu kota. PAstikan kita berjalan ke sana, karena destini kita adalah kepada kota-kota. Pastikan kita mendengar baik-baik, kemana Tuhan mengutus kita pergi. Biar tergenapi Firman yng berkata, raja-raja akan datang untuk belajar pada kita.Persiapkan diri kita untuk menjadi orang besar, karena Roh yang ada dalam kita lebih besar daripada rh yang ada di dunia.
Roma 1:16-17, injil punya kuasa untuk menyelamatkan orang dari kebinasaan. Berjalanlah dengan tegak. Karena berita yang kita sampaikan punya KUASA. Kekuatan injil ini berlaku buat semua orang dari latar belakang apapun. Tidak perlu khawatir dan takut lagi
1 Tesalonika 1:5-6, Injil memiliki kepastian dan kokoh. Janganlah ragu-ragu memberitakan injil. Seorang sales yang menjual produknya dengan ragu-ragu, sama halnya sales itu tidak percaya dengan produk yang dijualnya. Petrus memberitakan injil dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati sehingga 3000 orang memberi diri untuk bertobat.
Marilah kita mengabarkan injil, bukan karena keharusan, tapi karena hati yang berkobar-kobar untuk memberitakan injil.
Jangan berhenti untuk membangun diri kita di dalam Tuhan.