Pengurapan
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 16 Mei 2015
Pembicara: John Ronaldo
Tema: Pengurapan
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Nama Yesus Kristus berasal dari bahasa Ibrani di bawah ini:
YEHÔSYUA’ HAMASYIAKH”, artinya : “Yesus yang di-MÂSYAKH”, Yesus yang diurapi, Yesus Kristus.
Sedangkan kata Urapan berasal dari kata משחה – “MISYKHÂH”, asal katanya משח – “MÂSYAKH”, mengoles, melumuri, menggosok dengan minyak atau sesuatu yang terbuat dari minyak.
Dari sini kita tahu bahwa pengurapan identik dengan minyak. Sebenarnya belum ada kata yang cocok untuk menterjemahkan kata pengurapan, hanya saja penulis Alkitab menggunakan kebiasaan di jamannya untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam suatu pengurapan, yaitu efek dan fungsinya.
“minyak (zaitun)” juga digunakan:
- Untuk persembahan berupa roti (Keluaran 29:40),
- Untuk lampu (Keluaran 25:6),
- Untuk pengobatan (Yesaya 1:6),
- Untuk menguduskan benda2 dan imam. Keluaran 30:23-33. Perhatikan ayat 31(amplified) “And say to the Israelites, This is a holy anointing oil [symbol of the Holy Spirit], sacred to Me alone throughout your generations.”
Mari kita perhatikan dalam Keluaran 30:23-33. Minyak digunakan untuk mengurapi alat-alat di bait Allah, sehingga alat-alat tersebut menjadi maha kudus. Benda lain yang terkena alat tersebut juga menjadi kudus. Demikian apa yang telah diurapi Tuhan menjadi kudus di hadapanNya. Pengurapan juga dilakukan pada saat pentahbisan/pengukuhan seseorang untuk memegang jabatan tertentu.
Prinsip pengurapan:
- Selama ada bejana kosong, akan terus mengalir. 2 Raja-raja 4:1-7.
Ketika kita datang minta pengurapan dari Tuhan, kosongkan dulu diri kita dari kehendak, asumsi dan pengetahuan pribadi. Peperangan kita hari-hari ini adalah mengalahkan pikiran kita. Iblis selalu menyerang kita dengan memanah pikiran kita. Iblis menipu kita dengan menonjolkan kelemahan-kelemahan kita. LAWAN!
Jangan kita menyerah dan setuju dengan perasaan atau pikiran yang muncul. Belum tentu dari Tuhan. Maka dari itu, TUNDUKKAN pikiranmu. Masuk kamar doa dan jadilah tenang. Dengarkan Tuhan saja, bukan dengarkan iblis.
Destini iblis adalah di bawah kaki kita. Ketika si pendusta berbisik, suruh dia turun. Ingat, kita adalah orang yang diurapi. LAWAN!
Kembali ke kisah janda di 2 Raja-raja 4:1-7, Elisa berkata ambilah bejana-bejana tetapi jangan terlalu sedikit. Maka persiapkan “bejana-bejana” kita sebanyak-banyaknya untuk menampung pengurapan mengalir. Mari terus jaga disiplin kerohanian kita dan perbesar lebih lagi. Misalnya ketika sudah terbiasa membaca Firman 8 pasal/hari, bisa ditambah menjadi 10 pasal/hari.
2. Kerendahan hati 1 Samuel 17:15.
Di sini kita cermati, sekalipun dalam kesibukkan Daud untuk bermain kecapi di istana Saul, dia tetap menggembalakan kambing domba ayahnya di sela-sela waktunya. Daud tetap konsisten dengan apa yang dipercayakan padanya, menunjukkan ketekunan dan kesetiaannya pada otoritas. Kejadian ini justru terjadi setelah dia diurapi sebagai Raja, tapi Daud tetap rendah hati. Demikian pula ketika kita tetap merendahkan hati kita maka Tuhan pasti mencurahkan perngurapan pada kita.
Taati pula otoritas yang memimpin kita saat-saat ini. Apakah kita konsisten melakukan apa yang diinstruksikan oleh pembimbing kita? Kerendahan hati adalah salah satu akses untuk mengalirnya pengurapan. Ketika kita melihat seseorang yang diurapi dan memang ada tanda-tanda yang menyertainya, maka jangan lawan beliau. Nanti kita berurusan langsung dengan Tuhan. Ingat kisah Elisa yang diejek 42 anak, maka dicabik 2 ekor beruang. Hindari perbincangan-perbincangan yang tidak perlu mengenai pemimpin. Karena kita pun tidak menyentuh disiplin yang dilakukan pemimpin dan sejauh mana hubungan pemimpin dengan Tuhan.
3. Minyak akan keluar jika biji terpecah.
Buah zaitun yang telah matang dapat dikupas untuk diambil bijinya. Tapi untuk memperoleh minyaknya, kita harus menumbuk dan memerasnya. Sayangnya, biji zaitun adalah biji yang sangat keras. Dalam bahasa Inggris menggunakan kata “rock” karena sifatnya yang keras. Tapi biji harus terpecah supaya minyak mengalir. Kekerasan hati kita harus dihancurkan supaya minyak mengalir. Disiplin tiap orang berbeda-beda, tetapi kita belum tentu bisa melakukan disiplin orang lain. Kabar gembiranya adalah, disiplin kita, yang menurut kita sangat berat, kita SANGGUP melakukannya. Alu dan lumpang untuk menumbuk biji adalah tempat “proses” yang Tuhan sediakan buat kita. Ketika kita berhasil melewati proses tersebut, maka pengurapan mengalir.
Apa disiplin kita hari-hari ini? Apa proses kita hari-hari ini? Relakanlah hati kita untuk Dia proses, karena Dia tahu kita SANGGUP untuk menanggungnya.
Apakah pengurapan harus selalu dengan minyak?
- Kel 30:31 (amplified) “And say to the Israelites, This is a holy anointing oil [symbol of the Holy Spirit], sacred to Me alone throughout your generations.”
- Pengurapan dilambangkan minyak, tapi tidak selalu pakai minyak. Esensinya adalah Roh Kudus.
Di sini kita cermati bahwa esensi pengurapan adalah Roh Kudus. Kita bisa menggunakan minyak apa saja untuk mengurapi sesuatu. Tapi ketika tidak ada minyak, ingatlah bahwa esensi pengurapan adalah Roh Kudus, tanpa minyak tetap bisa dilakukan pengurapan. Pengurapan adalah kuasa yang diberikan Roh Kudus. Bukan selalu karena penumopangan tangan hamba Tuhan.
Jadi pengurapan sangat berhubungan dengan Roh Kudus.
- Berbanding lurus dengan kedalaman hubungan kita dengan Roh Kudus. (Ketekunan)
- Sebaliknya, ketidakaatan membocorkan pengurapan. Lihat Saul yang 2 kali melanggar, dia ditolak sebagai raja. Saul lebih mementingkan wibawanya di hadapan rakyat dibanding mentaati Firman. Ketika kita membangun hubungan kita dengan Tuhan hari-hari ini, sebenarnya kita sedang mengumpulkan kekuatan roh. Seperti pada satu masa 12 murid Yesus diajar, ada masanya juga untuk mereka diutus. Mereka sanggup mengusir iblis dan menyembuhkan sakit penyakit.
Ayo bangun pengurapan kita setiap hari. Tanpa ketekunan, pengurapan tidak mengalir,
Next level
[NIV] 2 Raja-raja 2:9 When they had crossed, Elijah said to Elisha, “Tell me, what can I do for you before I am taken from you?” “Let me inherit a double portion of your spirit,” Elisha replied.Ketika Elia terangkat ke surga, dia melemparkan jubahnya dan ditangkap oleh Elisa. Orang-orang melihat bahwa pengurapan Elia sudah ada di Elisa. Inilah pengurapan ganda yang diturunkan melalui pembapaan. Elisa selalu “menempel” kemanapun Elia pergi. Sekalipun diusir Elia, Elisa tetap berada di dekatnya.
Mari kita ingat, hamba Tuhan yang sudah meninggal. Kemanakah jubah pengurapan mereka? Siapakah yang sanggup bayar harga seperti hamba Tuhan tersebut?
Yesus pernah berkata, “Aku dan Bapa adalah satu”. Sebenarnya orang yang berani berkata demikian adalah orang yang sedang menyatakan bahwa dia sama dengan ayahnya, memiliki kapasitas yang sama, karakter yang sama, gaya hidup yang sama. Ini tidak mudah, tapi BISA kita lakukan. Yesus berhasil mencontohkan hal ini. Yesus berhasil mencerminkan Bapa dalam hidupnya sehingga ketika orang-orang melihatNya, mereka juga sedang melihat Bapa.
Mari kita sama-sama mengalami Tuhan!