Respon yang Benar
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 24 Januari 2015
Pembicara : Yorga Parnadi
Tema :Respon yang Benar
Venue : Rg. Azalea 2, Lt.P1, BTC
Daniel 1:3-21
Mari kita belajar tentang bagaimana respon anak Tuhan yang seharusnya. Daniel, Hananiah, Mishael dan Azariah berasal dari golongan bangsawan. Ketika ada pengumuman tentang pencarian orang yang berhikmat dan baik perawakannya, mereka terpilih.Mereka telah mempersiapkan diri mereka. Bagaimana seseorang memiliki berbagai hikmat jika tidak rajin dari sekarang. Tidak ada yang tahu kapan promosi/pengangkatan tiba.Kita tidak percaya keberuntungan, kita percaya diberkati. Orang malas banyak ruginya, ketika waktunya Tuhan angkat, maka hanya orang yang rajin mempersiapkan saja yang dipilih. Hikmat itu bukanlah kepintaran. Hikmat berasal dari Tuhan dan ketekunan. Seringkali Tuhan gerakkan untuk melakukan sesuatu, misalnya kursus bahasa asing, mungkin kita merasa tidak penting, maka lakukan saja. Kita tidak tahu kapan waktunya hal tersebut diperlukan. Apakah kita benar-benar mengerti apa yang kita pelajari sekarang baik di sekolah atau kuliah? Bukan sekedar nilai baik atau buruk. Apakah kita menguasai bidang kita?
Ayat 8, “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.”
Di masa Daniel berlaku hukum taurat, ada makanan-makanan yang menurut taurat najis. Daniel dari awal sudah tegas dengan kebenaran Firman, bahwa hewan yang berkuku belah tidak boleh dimakan dagingnya. Contoh di jaman kita (perjanjian baru), tidak boleh makan darah. Sekalipun semua orang makan bersama-sama makanan yang mengandung darah, bagaimana sikap kita? Apakah kita kompromi dan tetap memakannya? HATI-HATI TERHADAP KOMPROMI!
Akibat kompromi:
1. Akan menimbulkan dampak.
2. Bisa jadi hal-hal lain pun kita kompromi.
Hal yang dasar tentang makanna dikompromi, keselamatan pun bisa dikompromi.Hati-hati dengan perkara kecil.
Karena Daniel yang berketetapan, Tuhan menjawabnya di ayat 9, ” Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu;” Daniel dikaruniakan kasih sayang. Dalam Lukas 2:49-52, Yesus juga memperoleh kasih sayang Bapa dan manusia. Banyak orang mencoba kompromi supaya disenangi manusia. Itu sikap yang bodoh. Bukan manusia yang kita takuti, tapi ketika kita taat kepada Tuhan, manusiapun akan mengasihi kita. Inilah perkenanan Tuhan
Ayat 11-12, “(11) Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya: (12) Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum;”
Daniel menunjukkan kerendahan hati. Sekalipun kita diurapi luar biasa, justru semakin rendah hati, tidak sombong, bahasanya sopan, punya etika, bisa bawa diri. Anak Tuhan justru harus lebih jadi teladan. Marilah kita terbiasa setia terhadap perkara kecil, maka kita akan setia juga akan perkara besar. Ketika kita terbiasa tidak melanggar, tidak ada cela dalam hidup kita. HATI-HATI TERHADAP KOMPROMI!
Ayat 15, “Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.”
Ternyata hasilnya justru lebih gemuk dibanding yang lain. Terjadi mujizat. Tuhan turut campur tangan.Di titik kita melibatkan Tuhan, di sanalah kita meibatkan mujizat terjadi. Bersiaplah mengalami kekuatan yang mahadasyat mulai menggerakkan segala sesuatu untuk mendukung kita.
Ayat 17, “Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.”
Kepada keempatnya diberikan pengetahuan dan kepandaian, tapi hanya kepada Daniel diberikan pengertian tentang penglihatan dan mimpi. Setiap mimpi ada artinya, dibutuhkan hikmat untuk menterjemahkannya. Orang yang tegas mengikut Tuhan mendapat perkenanan Tuhan. Coba renungkan lagi apa yang Tuhan sudah dorong kita untuk lakukan, tidak ada kata terlambat, lakukan. Ketika Tuhan sudah beritahu visi kita, melangkahlah ke sana. Persiapkan diri kita. Jangan kompromi dengan kebenaran. Mulai sungguh-sungguh saat teduh, kita sedang melatih diri kita. Seringkali yang mengejek kita adalah orang terdekat, tapi teruslah berlatih.
Ayat 20, “Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.”
Daniel 10x lipat lebih baik di antara orang berilmu, dukun dan ahli nujum. Perkataan Daniel yang terjadi karena Tuhan beserta Daniel.
Daniel 9:3-7 Daniel berdoa dan berpuasa untuk kejelasan negerinya.
Daniel 10:16, “Tetapi sesuatu yang menyerupai manusia menyentuh bibirku; lalu kubuka mulutku dan mulai berbicara, kataku kepada yang berdiri di depanku itu: “Tuanku, oleh sebab penglihatan itu aku ditimpa kesakitan, dan tidak ada lagi kekuatan padaku.”
Kadang-kadang seseorang yang mendapat suatu yang mulia dan Ilahi, tubuhnya tidak mampu menanggungnya. Contoh: Hyde Prayer berdoa hingga organ hati berpindah posisi ke bawah, David Livingstone fisiknya rusak karena melakukan visi yang dari Tuhan di Afrika.Daniel berdoa hingga tembus. Setiap penghulu-penghulu Persia menghalangi tapi Daniel terus berdoa.
Kitapun harus demikian, terus berdoa hingga dapat jawabannya, sampai hati kita tembus. Tinggalkan doa-doa yang membosankan, mengantuk dan tidak ada kegairahan.Berdoalah dengan tekun dan agresif. Doa yang menjebol. Inilah yang kita harus latih. Seperti Daniel berdoa untuk bangsanya, kitapun harus berdoa buat bangsa kita. Tidak kebetulan kita beres puasa seminggu lalu, terjadi sesuatu pada bangsa ini. Tidak bisa kita apatis. Usahakan kesejahteraan kota dan bangsa dimana kita berada. Doakan para pemimpinnya. Persiapan diri kita, ketika Indonesia memerlukan, kita SIAP.