Membuka Dimensi Roh
Ternyata dengan terus mengaktifkan roh kita, maka karunia-karunia lain yang telah Tuhan berikan juga akan turut diaktifkan. Dan jika kita pelajari lebih lanjut, karunia justru membantu kita dalam menjalankan visi.
Manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Esensi seorang manusia adalah rohnya sendiri. Tanpa roh, kita mati secara fisik. Bicara tentang ide, akal budi, rasa suka, cinta, mengidolakan sesuatu itu di ada di jiwa. Sedangkan tubuh adalah bagian yang dapat kontak dengan alam, merasakan panas/dingin, lapar/haus, sakit/sehat. Tapi hari-hari ini kita sulit membedakan roh dan jiwa.
Orang sering salah dalam usaha membangun roh. Di luar sana giat sekali mengadakan kelas yoga/meditasi/refleksi diri/semedi. Tapi hal-hal ini TIDAK DAPAT membangun roh kita. Pertanyaannya, bagaimana kita seharusnya membangun roh kita?
Sewaktu orang mengalami lahir baru, rohnya aktif/terbangun. Dari yang tadinya tidak mampu meresponi Tuhan sekarang mampu berhubungan dan berkomunikasi dengan Bapa (Yohanes 1:12). Indra-indra rohaninya mulai aktif (mata rohani, telinga rohani bahkan penciuman rohani). Manusia yang roh nya aktif memiliki respon yang berbeda. Dia akan senantiasa bertanya kepada Tuhan. Dia tidak menilai dengan apa yang terlihat oleh mata fisik.
Tapi lahir baru saja tidak cukup. Ada teknologi yang Tuhan sediakan bagi kita yaitu bahasa roh.
Apa itu bahasa roh? (more…)
- Published in Catatan Khotbah