Damai Sejahtera Asli VS Damai Sejahtera Palsu
Kebetulan kondisi begini begitu, kapan lagi. Mumpung ada kesempatan, mumpung ada yang menyatakan cinta, dll. Jika keputusan kita dilakukan tanpa bertanya Tuhan, itu bukan kebenaran.
Hari-hari ini, banyak orang tidak bisa membedakan mana damai sejahtera yang asli dan yang palsu. Mari kita perhatikan dalam kitab Yakobus 1 : 2-8.
Damai sejahtera tidak sama dengan perasaan.
Damai sejahtera adalah suatu kekuatan manusia rohani yang dibangun hari demi hari di atas dasar Yesus.
Ujian terhadap iman kita ada banyak, tapi tergantung dari respon hati kita menghadapinya. Apakah tantangan itu membuat kita turun atau menjadikan iman kita kuat. Tuhan mengijinkan segala sesuatu terjadi untuk mendatangkan kebaikan buat hidup kita.
Yakobus 1 : 4
“Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”
Ketika ada damai sejahtera dalam hidup, pikiran dan hati kita maka kita berada dalam kondisi utuh, sempurna dan tak kekurangan sesuatu apapun. Mungkin secara materi kita kurang, tapi dalam hati, kita tidak kekurangan sesuatu apapun. Ketekunan dalam bahasa Inggrisnya dipakai kata endurance (spiritual maturity and inner peace). Damai sejahtera bukan berasal dari luar, tapi bagaimana kekuatan rohani kita. ini bukan sesuatu yang instan. Kita harus bayar harga membangun hidup kita dalam Firman Tuhan.
Damai Sejahtera berasal dari bahasa Ibrani yaitu Shalom (berarti sejahtera, kondisi tenang, selamat, utuh, komplit).
Berikut adalah beberapa sumber damai sejahtera asli:
- Damai sejahtera berasal dari Yesus.
Yohanes 14 : 27
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Sumber damai sejahtera yang sejati berasal dari Yesus. Dunia tidak bisa memberikannya. Dunia memanipulasi bahwa damai itu kalau ada harta, relasi, atau dengan pikiran positif.
- Damai sejahtera berasal dari kebenaran yang ada pada hidup kita.
Yesaya 32 : 17
“Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.”
Akibat kebenaran adalah ketenangan. Tidak ada kebenaran, tidak ada damai sejahtera. Hati kita tidak damai ketika melakukan dosa. Roh Kudus sebenarnya sudah kasih peringatan dan tanda sebelum berbuat dosa, jangan abaikan hal ini.
Kebenaran bukan kebetulan.
Kebetulan kondisi begini begitu, kapan lagi. Mumpung ada kesempatan, mumpung ada yang menyatakan cinta, dll. Jika keputusan kita dilakukan tanpa bertanya Tuhan, itu bukan kebenaran. Kebenaran yang sejati adalah Yesus itu sendiri.
Yohanes 14 : 6
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Apa kata Tuhan buat hidup kita. Bukan kehendak kita yang terjadi, tapi kehendak Tuhan. Bukan kata orang, doktrin, nasihat bijak.
Ada orang-orang yang menganggap dirinya benar, padahal kita itu dibenarkan, dikuduskan dan dimampukan, perhatikan Amsal 14 : 12, 16 : 25. Sudahkah kita berdoa ketika mau pindah kerja? Apakah damai sejahtera karena gajinya besar di tempat baru? Sudahkah kita berdoa tentang pasangan hidup sebelum jadian? Apakah karena kita sudah cinta mati / buru-buru?
Damai sejahtera palsu ini munculnya di jiwa.
Seperti kabut yang melingkupi, sehingga kita tidak bisa melihat dan mendengar suara Tuhan. Sumbernya adalah kesombongan. Ciri-cirinyanya adalah ketika diminta untuk menguji, dia menolak karena merasa sudah benar, padahal keputusannya serampangan dan akan menjerat hidupnya ke depan.
Kebenaran siapa yang kita miliki? Kebenaran Tuhan atau dari diri kita?
Sama seperti Daud, meminta Tuhan menguji dan menyelidiki, supaya hidup kita lurus. Ketika kebenaran menegur kita, rendahkanlah hati kita.
- Damai sejahtera berasal dari pengenalan akan Allah.
2 Petrus 1 : 2
“Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.“
Tuhan sangat tahu hidup kita. untuk mengenal Dia, butuh kekekalan. Kita butuh sungguh-sungguh mencari Dia. Inilah hak istimewa buat kita anak-anak-Nya. Penting sekali mengenal Tuhan secara pribadi, bukan kata seorang hamba Tuhan, atau kakak rohani. Segala sesuatu yang kita percayai akan diuji. Semakin kuat kita dalam melakukan Firman, maka semakin kita akan mengalami Tuhan, serta pengenalan akan Tuhan semakin bertambah.
Pengenalan tidak sama dengan banyaknya aktifitas pelayanan. Pelayanan adalah dampak dari pengenalan kita akan Tuhan.
Daniel 11 : 32b, “tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.”
Orang yang mengenal Allah tidak mungkin diam, mereka tidak mungkin menahan bibir mulutnya untuk menceritakan tentang Tuhan dalam hidup kita. Pelayanan sebenarnya adalah apa yang Tuhan suruh dalam hidup kita.
Pengenalan bisa muncul karena kedekatan, intensitas pertemuan, konsisten, di mana kita mencurahkan hati kita. kita terbuka untuk mengenal dan dikenal.
Markus 4 : 33-34
“33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan Firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.”
Kepada murid-murid-Nya Tuhan menjelaskan secara khusus, rinci dan detail. Kepada orang lain Yesus mengajar dengan perumpamaan. Ini terjadi perbedaan karena orang kebanyakan hanya ingin tahu, sedangkan murid meresponi panggilan Tuhan. Ketika kita hari ini meresponi Firman, ada pewahyuan yang lebih lagi. Bacalah Firman dengan haus dan lapar, mintalah Tuhan menjelaskan dan memberi pengertian. Putuskan jadi murid, bukan pengikut.
Pengertian akan Firman menjadi dasar untuk suatu kebenaran tertanam kuat dalam hidup kita.
Hari ini, putuskanlah berbalik kepada Tuhan, karena hanya Tuhanlah sumber damai sejahtera.
Hari ini, putuskanlah untuk mendengar suara Tuhan, bukan ego kita. Lepaskanlah kesombongan kita. Biarlah keputusan Tuhan menjadi keputusan kita.
Yesaya 26 : 3
“Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.”
Yesaya 54: 10
“Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.”
Dari sisi Tuhan, Dia mau mengikat perjanjian damai buat kita semua.
Pastikan apa yang menjadi keputusan Tuhan menjadi keputusan kita.
Persekutuan J4U via IG Live
Sabtu, 16 Mei 2020
Pembicara: Merlin Titahena
Tema: Damai Sejahtera Asli vs Damai Sejahtera Palsu
- Published in Catatan Khotbah