Gereja yang Profetik
J4U ministry dengan resmi menyatakan terbuka untuk dimensi profetik.
Ketika kita menerima Firman, pastikan kita siap menerima yang baru dari Tuhan. Demikian dengan tema yang akan di bahas mengenai gereja profetik untuk mempersiapkan diri masuk dalam dimensi profetik.
Yoel 2:28
“Akan terjadi pada hari-hari terakhir demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.”
Kata “semua manusia” di sini tidak bicara agama tertentu, artinya SEMUA manusia yang ada di bumi. Roh tercurah di tempat ibadah manapun bahkan di gereja setan. Anak-anak akan bernubuat, dimanapun dia, apapun yang dia sedang lakukan, apapun agamanya. Tidak peduli apakah orang itu mengerti atau tidak, dia akan bernubuat. Teruna-teruna mendapat penglihatan. Mata rohaninya terbuka. Teruna itu kita semua, tidak peduli apakah orang itu dimuridkan atau tidak, tetapi ketika kita dimuridkan itu lebih powerful. Murid tahu harus bertindak apa ketika Roh Tuhan memenuhi setiap manusia. Lalu semua akan berkhotbah, tidak peduli siapapun dia, karena Roh Allah yang menaruhkan kata-kataNya di mulut mereka.
Kemudian ada mimpi yang diberikan kepada orang-orang tua. Mimpi ini dapat berupa arahan-arahan Tuhan. Ingatlah kisah Nuh, dia begitu presisi dalam rancang bangun sebuah bahtera. Musa juga demikian presisinya dalam membangun tabernakel. Maka yang dihasilkan adalah rencana Tuhan terjadi. Dalam tabernakel pula, ada suatu wewangian yang hanya diketahui ramuannya oleh orang tertentu. Wanginya pun hanya boleh dihirup oleh orang yang PERNAH masuk dalam ruang maha kudus. Artinya tidak semua orang tau wanginya. Ada level dalam pengenalan akan Tuhan. Ruang maha kudus itu spesial, intimacy, ada Tuhan mengutarakan isi hatiNya di sana, wajah bertemu wajah. Masuk ruang maha kudus itu keputusan. Hanya orang-orang sungguh-sungguh dan tidak mencemarkan hidupnya.
Kembali ke nubuatan nabi Yoel, bahwa tanda-tanda yang terjadi (nubuatan, penglihatan, dan mimpi) hanya dapat terjadi sekehendak Roh Kudus, bukan karena latar belakang aliran tertentu. Pada waktunya nanti, semua akan tersadar bahwa bukan doktrin dan dogma yang dapat menjadi dasar kebenaran, tapi pengajaran Yesus sendiri. Maka gereja seharusnya terbuka dalam dimensi profetik.
Dalam kitab Wahyu 8:12, dikatakan ada naga yang ekornya menyeret sepertiga bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Bintang di sini bicara tentang nabi, orang-orang kudusnya Tuhan. Pada ekor terdapat kelamin. Maksudnya orang-orang kudus banyak yang akan diseret dalam dosa seksual dan mengajarkan dusta(Referensi ayat Yesaya 9:15). Wahyu ini ditulis bukan untuk kita genapi ikut jatuh dalam dosanya, tapi sebagai PERINGATAN buat setiap kita, orang kudusnya Tuhan.
Kenabian dan kerasulan adalah 2 gelombang akhir yang akan Tuhan nyatakan di akhir jaman. Kita harus mengerti, bahwa orang yang bernubuat tidak selalu dia adalah nabi. Ada dimensi kenabian, ada jawatan nabi itu sendiri. Mari kita pelajari lebih lagi.
Kata profetik, berasal dari kata prophet(Bahasa Inggris) yang berarti nabi. Profetik berarti kenabian. Jika dimensi ini muncul, maka yang pertama, orang terbiasa dengan nubuatan. Selanjutnya yang kedua, kita terbiasa dengan penyataan dosa, baik di tempat tertutup atau umum. Yang ketiga akan ada arahan-arahan Tuhan yang spesifik. Visi akan dinyatakan arahan-arahannya kepada setiap kita, tidak lagi menjadi abstrak. Akan terjadi saling meneguhkan dan menegur ketika ada yang salah jalan. Dari ketiga hal di atas, akan muncul yang selanjutnya yaitu nabi-nabi muda. Yang keempat, kita tidak mudah terpengaruh dengan nubuatan-nubuatan yang tidak penting. Kita terbiasa untuk menguji setiap nubuatan.
Tapi kenapa dimensi profetik tidak terbuka di semua tempat? Karena tempat tersebut menolak dimensi profetik, juga tidak adanya orang yang kompeten di sana untuk mengajarkan tentang dimensi profetik atau menguji suatu nubuatan. Di luar sana, ada profesi untuk mengetes kopi apakah aromanya pas dan tingkat kekentalan atau warnanyapun yang sesuai. Tentunya tidak sembarang orang yang dipercaya pada profesi tersebut. Dalam kumpulan jemaat Tuhan juga kita sadari perlu ada orang-orang dengan panggilan khusus dan terbuka dimensi kenabiannya.
PERINGATAN!
- Kejadian dramatis tidak lantas menjadikan kita pusat untuk TUJUAN dan RENCANA TUHAN atas bangsa.
- Hindari pengkultusan pada bejana profetik yang Tuhan pakai. Atau jadi menyembah sang nabi. Jika kita mengkultuskan seseorang, kita tidak melihat dengan jelas kepada pesan yang disampaikan, semua dianggap benar. Hal ini justru tidak boleh terjadi. Ujilah segala sesuatu.
- Pewahyuan dan peneguhan yang luar biasa dipakai untuk pengukuhan beberapa orang pelayanan profetik. Contoh: Eusebius (70 AD)
Profetik berdampak pada kota dan bangsa. Banyak nabi yang berkiprah di global. Kadang nabi-nabi ini hanya jemaat biasa, tapi dia bertekun dan sungguh-sungguh dalam Tuhan.
Bagaimana menguji suatu nubuatan? Terima dulu nubuatannya, cek lagi dalam firman Tuhan, tidak boleh keluar dari firman. Pertama-tama, cek hati kita, jika lama kelamaan tidak sejahtera, tolak dan lepaskan nubuatan tersebut. Kedua, Tuhan akan berbicara kepada kita bahwa nubuatan itu dariNya atau bukan. Ketiga, untuk hal yang spesifik untuk kita, biasanya Tuhan sudah katakan pada kita sebelum mendengarnya dari nabi, disini kita mengerti bahwa nubuatan dari nabi adalah peneguhan dari apa yang telah kita dapatkan. Keempat, nubuatan selalu membawa damai sejahtera.
Salah satu kunci untuk dipakai dalam profetik adalah menjadi ekspresif. Nabi melalui proses-proses yang tidak enak. Nabi sudah biasa dipermalukan. Tercatat bahwa nabi Hosea diperintahkan Tuhan untuk menikahi seorang pelacur.
Penyamaan yang keliru
- Urapan beda dengan karakter. Kebanyakan nabi memang kasar. Tapi tidak selalu yang kasar adalah nabi. Bisa juga karakternya aneh, tapi ada urapannya. TIDAK BISA kita meragukan urapannya dari karakternya.
- Urapan beda dengan gaya pelayanan. Gaya seorang nabi tidak harus dicontoh oleh semua orang. Misalnya seorang hamba Tuhan selalu berjas putih, maka dengan kita meniru memakai jas putih dalam pelayanan BUKAN BERARTI urapan kita juga sama seperti beliau, itu cuma ikut-ikutan. Seharusnya yang diikuti jam doanya, disiplin pribadi, dan ketaatannya dalam Tuhan.
- Urapan beda dengan pengajaran. Tidak selalu orang yang diurapi juga pandai mengajar, tidak selalu benar pula dalam pengajaran, harus dicek dengan firman Tuhan.
Mazmur 119:105 “FirmanMu adalah pelita bagi kakiku, terang bagi jalanku.”
Kembalilah ke Firman, mau nabi sehebat apapun, tetap kembali ke firman. Jika nabi jatuh dalam ketidaktaatan, maka dia akan undur atau dirasuki roh penyesat.
7 langkah untuk membangun profetik
- Layanilah Tuhan daripada menyenangkan manusia. Nubuatan seringkali keras, tidak ada urusannya dengan rasa tidak enak kepada manusia tertentu, lebih tua atau lebih tinggi jabatannya, mau orangnya baka tersinggung, tetap disampaikan karena ini urusannya dengan mentaati suara Tuhan.
- Milikilah waktu doa dan puasa rutin.
- Penatua/pemimpin haruslah memiliki gaya hidup mencari Tuhan.
- Tim pemusik haruslah memiliki gaya hidup mencari Tuhan. Di rumah sudah terbiasa membangun diri sambil bermain musik.
- Karunia profetik haruslah berfungsi di antara jemaat. Nabi yang dipercaya seharusnya muncul di antara jemaat, bukan dari luar jemaat, karena kita kenal baik hidupnya.
- Kumpulan jemaat haruslah diperlengkapi untuk bersekutu dengan Tuhan. Misalnya diajar untuk bermazmur dan memuji Tuhan.
- Firman Tuhan haruslah diajarkan setiap minggu.
Disiplin yang perlu dilakukan:
- Must be drawn by the Holy Spirit towards the relationship with the presiding apostle. Harus dibawa dalam Roh Kudus kepada hubungan yang diajarkan rasul yang memimpin.
- Must desire this relationship to become the primary source, leading to a relationship of spiritual fathering. Harus merindukan hubungan yang terjadi (pada langkah pertama) menjadi sumber pokok, yang memimpin kepada hubungan pembapaan rohani.
- Must be drawn to the purity of the prophetic and proceeding word and also the life of the apostle. Harus dibawa ke dalam kemurnian kenabian dan perkataan juga kehidupan seorang rasul.
- Must be sure of the prophetic journey towards destiny. We need to know we are going places together towards the future. Memastikan perjalanan kenabian mencapai tujuan akhir. Kita perlu tahu bahwa kita menuju ke sana secara bersama (dengan rasul) di masa depan.
- Values the vertical relationship with the apostle as their father, as well as the horizontal relationships towards one another as brothers; sons of the same father. Menghargai hubungan vertikal kepada rasul sebagai bapa, dan juga hubungan horizontal kepada sesama saudara.
Masih ada lagi disiplin yang selanjutnya, akan dibagikan di sesi selanjutnya. Ke depan akan terjadi lebih luar biasa lagi, kita harus siap. Kita harus punya kasih, harus mampu membedakan mana yang palsu dan asli. Sebenarnya ketika kita berbahasa roh dengan tekun, kita sedang memicu karunia lain, juga mengakses Roh. Maka dari itu, perlu sekali membaca Firman, supaya tidak tersesat.
Melayani dalam profetik itu memudahkan kita, khususnya dalam melayani murid, dibutuhkan kepekaan. Mari kita kejar setiap bagian kita.
Persekutuan J4U Bandung:
Sabtu, 17 Juni 2017
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Gereja yang Profetik part 1
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah