Setia Sampai Akhir
Tuhan tahu apa yang sedang Dia kerjakan dalam hidup kita. Bagian kita adalah SETIA.
Kesetiaan akan diuji oleh waktu. Seperti seorang wanita di alkitab, Hana, yang terus menerus setia datang ke bait Allah, berdoa dan berpuasa hingga umurnya 84 tahun, sampai pada akhirnya bertemu dengan Mesias yang dijanjikan(Lukas 2 : 35-38). Kesetiaan menjadi penting untuk kita miliki karena ada berkat luar biasa di depan sana. Jangan pernah berhenti, apapun halangan di depan. Tuhan melatih kita supaya siap menerima berkat-Nya. Di era WFH (Work From Home) ini, banyak dari kita mulai belajar membuat kue. Di awal-awal hasilnya belum sebaik dan seenak di resep, tapi coba terus. Meski hasilnya tidak bisa dimakan, toh kita sudah belajar sesuatu. Kita sedang mengembangkan kesetiaan dalam proses.
Apa itu setia?
Menurut KBBI
= Memegang teguh.
= Teguh
= Loyal, patuh, taat, disiplin
= Bakti, teguh hati, komit
Dalam bahasa Inggris, Faithful = Remaining loyal and steadfast.
Kita bisa setia karena iman yang kita miliki. Setia bukan karena kondisi atau kemungkinan yang dapat terjadi.
Setia itu konsistensi, stabil, punya daya tahan, memegang teguh. Imannya tetap sama, bahkan makin kuat. Karena kita dalam Tuhan, pengharapan kita tidak sia-sia. Bukan sekedar menunggu.
Setia adalah 24 jam sehari, 7 hari seminggu. SETIAP HARI. Setia juga sinkron, antara roh, jiwa, tubuh ketika melakukan segala sesuatu. Tidak mungki kita disebut setia jika hanya tubuhnya saja yang melakukan tapi jiwanya tidak di sana, sibuk memikirkan yang lain.
Bagaimana prinsip Firman tentang kesetiaan?
Lukas 16 : 10
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Perkara kecil ini melatih kita untuk masuk dalam perkara besar. Kata kesetiaan dipadankan dengan kebenaran. Tentu saja setia di sini dalam hal melakukan kebenaran, bukan kejahatan.
Galatia 3 : 3
Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?
Kalau Tuhan belum bilang berakhir, jangan kita akhiri sendiri. Setialah sampai akhir.
Amsal 14 : 12
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Belajarlah untuk rendah hati sebelum mengambil keputusan, jangan merasa benar, ujilah segala sesuatu.
Matius 7 : 22 – 23
22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Mari uji setiap apa yang kita lakukan, menyenangkan siapa? Tuhan atau manusia? Kalau kita disibukkan dengan aktifitas pelayanan sampai tidak punya waktu untuk Tuhan, mari sadari dan uji kembali apa yang sedang kita lakukan.
Yehezkiel 33 : 13
Kalau Aku berfirman kepada orang benar: Engkau pasti hidup! –tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.
Gara-gara kecurangan, semua perbuatan di masa lalu tidak dihitung. Marilah kita tetap setia.
Setia adalah kunci keberhasilan dalam sebuah hubungan. Tidak ada orang yang berpasangan dengan orang yang tidak setia.
Mari kita belajar tentang kesetiaan melalui kisah Simon Petrus.
Berawal dari perjumpaan dengan Yesus di pantai, visinya dinyatakan bahwa bukan menjadi penjala ikan, tapi penjala manusia. Petrus paling vokal di antara murid-murid Yesus. Tapi dia menyangkal Yesus sebanyak 3 x. Betapa merasa bersalahnya Petrus terhadap Yesus, sehingga minta maaf pun belum sempat, Yesus mati di kayu salib.
Setelah Yesus bangkit, Yesus menemui Petrus kembali. Yesus memulihkan hati Petrus. Dia belum selesai dengannya. Yesus mengembalikan ke posisi semula, bahwa panggilan Petrus adalah penjala manusia. Sama dengan kita hari ini, Tuhan Yesus belum selesai dengan kita. Berapa kali kita berbuat tidak setia, tapi Dia tetap setia.
Kalau kita tidak berhenti, maka janji Tuhan tergenapi dalam hidup kita. Petrus memberitakan injil dan membangkitkan jemaat-jemaat baru. Sampai akhir hidupnya, Petrus tetap setia melakukan panggilannya.
Kesetiaan itu bicara tentang aksi.
Setia bukan status, tapi sikap hati.
3 cara untuk setia yaitu:
1.Percayalah.
2.Percayalah.
3.Percayalah.
Karena percaya adalah pondasi hidup kita. Putuskanlah untuk percaya setiap hari. Sewaktu kita percaya, kita punya pengharapan. Kita bisa melihat apa yang Tuhan sediakan dengan mata iman kita.
Untuk kita melangkah sampai pengharapan tergenapi dibutuhkan kasih.
Tuhan tahu apa yang sedang Dia kerjakan dalam hidup kita. Bagian kita adalah SETIA.
Persekutuan J4U via IG Live
Sabtu, 20 Juni 2020
Pembicara: Ririn Olivia
Tema: Setia Sampai Akhir
- Published in Catatan Khotbah