Bersyukur – 2018
Satu keping kristal salju selalu berbeda satu dengan yang lain. Kita punya kemampuan dan jalan yang spesifik. Sadarkah kita dengan kelebihan kita? Tapi pertanyaannya, apakah kita melatihnya setiap hari?
Kita harus belajar besyukur, karena kita sering lupa bahwa kita hidup hari ini karena kemurahan Tuhan. Kita bisa bangun, bernafas, melihat dan mendengar. Mari kita bersyukur senantiasa. Apapun masalah kita, bersyukur adalah kekuatan kita. Orang bersyukur adalah orang yang beriman, karena dia percaya bahwa Tuhan memberkati hidupnya. Apakah kita percaya bahwa berkat Tuhan melimpah atas hidup kita? Apakah kita percaya bahwa rencana Tuhan indah bagi kita?
Rencana Tuhan adalah rencana terindah dalam hidup kita. Tentunya dalam hidup kita mengalami kegagalan, tapi kita percaya bahwa kegagalan itu terjadi supaya kita mengalami rencana Tuhan yang terindah, itu untuk keberhasilan kita. Jadi ketika gagal, kita tidak perlu merasa putus asa. Tapi BERSYUKURLAH.
Keberhasilan dan kegagalan adalah hal yang pasti terjadi dalam hidup kita. Yang membedakan orang percaya dengan orang dunia adalah dalam hal mengucap syukur. Tapi bedakan antara mengucap syukur dan malas. Orang yang mengucap syukur pasti rajin dan melakukan yang terbaik. Bahkan anak Tuhan yang sungguh-sungguh selalu terukur dan konsisten usahanya. Kenapa ada orang yang menyesal? Karena dia tidak melakukan yang terbaik.
Mari kita simak dalam Mazmur 100:1-5
Pujilah Tuhan dalam bait-Nya
1 Mazmur untuk korban syukur. Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! 2 Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! 3 Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. 4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah Nama-Nya! 5 Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turn temurun.
Pikiran kita sering bersebrangan dengan roh kita. Padahal Roh Allah ada di dalam kita. Sederhananya supaya hidup kita berhasil selama di dunia tinggal ikuti kata Roh Allah saja. Maka dari itu bersyukur kepada Tuhan, berapapun uang di dompet kita. Karena sejarah membuktikan, tercatat di Firman, ketika orang bersyukur maka kapasitas juga diperbesar.
Bagi J4U, tahun 2018 adalah tahun kapasitas yang diperbesar. Bagi yang mau mengalaminya, tambahkan 2, 3, bahkan lebih kebiasaan baru yang baik di tahun ini. Maka lihatlah, kita akan mengalami mujizat demi mujizat dalam hidup kita. Mungkin sekarang orang meremehkan kita, tapi ketika mujizat terjadi maka akan berbeda nantinya. Karena apa yang kita kerjakan berhasil bersama Tuhan.
Siapkah kita dengan kapasitas yang baru? 3000 murid di J4U dalam 3 tahun ke depan. Mimpikan ketika persekutuan 3000 orang, berarti perlu gedung seperti Sabuga. Bayangkan berapa kendaraan yang harus disewa untuk transportasi. Siapa yang kita muridkan? Selama dia masih manusia, muridkan.
Pemuridan sekarang ini menjadi seni bertumbuh yang hilang di gereja Tuhan. Pemurid sejati hanya muncul ketika sudah menjadi murid sejati. Anak Tuhan sungguh-sungguh muncul ketika ada orang yang taat pada Tuhan. Pemimpin yang sungguh-sungguh bangkit ketika orang itu mau melayani. Pelayanan yang terbaik adalah seperti Yesus.
Alasan orang tidak mau dimuridkan seringkali karena tidak sadar pentingnya di masa depan. Jangan sudah jatuh terperosok baru sadar minta dimuridkan, yah sudah terlambat. Jangan sampai anugerah Tuhan hari ini bahwa kita boleh dimuridkan malah terlewat dari hidup kita karena kita menganggap enteng. Di tempat ibadah sudah tergantikan dengan kelas, isinya banyak orang. Pemuridan berbeda dengan kelompok kelas alkitab. Dalam pemuridan ada yang namanya keterbukaan, membangun dalam roh (saling mendoakan), sharing hidup. Sekarang ini kita sungguh-sungguh dalam Tuhan, kita akan bangkit menjadi pemimpin besar yang menjadi panutan bagi ribuan jiwa.
Kita diciptakan dengan spesifik. Bahkan satu keping kristal salju selalu berbeda satu dengan yang lain. Kita punya kemampuan dan jalan yang spesifik. Sadarkah kita dengan kelebihan kita? Tapi pertanyaannya, apakah kita melatihnya setiap hari? Masing-masing berbeda kelebihannya, jangan iri dengan orang lain. Iri mengakibatkan kita tidak melakukan bagian kita sendiri. Terlalu sibuk melihat talenta orang lain, kayaknya lebih bagus dari punya sendiri, kok saya begini, saya begitu. Lah, setiap orang punya jalannya masing-masing, hanya jangan sampai kita menyesal karena kita tidak melakukan yang terbaik.
Ingat kembali perumpamaan tentang talenta. Pada kisah akhirnya kita tahu ternyata talenta yang dimiliki hamba yang punya satu talenta diambil dan diberikan pada hamba yang memiliki 10 talenta. Ini bukan bicara tentang adil atau tidak adil. Sebenarnya yang lebih dikasihi adalah hamba ketiga yang menerima satu talenta karena tuannya tahu kapasitas hamba itu baru sampai di satu talenta, jika diberi lebih bisa hancur. Ini terjadi pada banyak orang, selalu merasa dirinya tidak dikasihi Tuhan, selalu merasa diberkati paling sedikit. Padahal Tuhan memberikan kesempatan yang sama ada setiap orang dengan warna yang berbeda. Pertanyaannya, maukah kita melakukan terbaik yang bisa kita lakukan. Demikian dengan kita, Tuhan memberi talenta berdasarkan kapasitas kita, ini bukan bicara Tuhan pilih kasih. Memang setiap manusia diberi kelebihan dan kekurangan. Tapi seringkali kita yang sudah diberi talenta malah tidak mengerjakan/mengembangkan talenta kita.
Renungkanlah, mau jadi apa kita pada waktu usia tua. Mulai dari sekarang, dari hari ini. Ada suatu kisah dari Michael Jordan yang dikenal sebagai superstar basket. Taukah anda pada masa mudanya Jordan, ayahnya menyuruh Jordan untuk menjual kaos seharga US$10 dari harga asli 80 sen. Jordan memutar otak, dia menjualnya ketika hujan, sehingga orang perlu pakaian kering dan membeli kaosnya dengan US$10. Tapi ayahnya kemudian menyuruhnya menjual kaos dengan harga US$100. Jordan kembali memutar otak, ternyata datanglah seorang artis terkenal di kotanya. Jordan punya ide untuk minta tanda tangan artis tersebut. Dan ternyata Jordan berhasil menjual kaos bertandatangan artis tersebut dengan harga US$2000, jauh dari target yang ayahnya berikan. Di sini kita belajar bahwa keputusan kita untuk berhasil ada di tangan kita. Kata janganlah takut tertulis 365 kali di alkitab, artinya Tuhan memerintahkan kita untuk jangan takut setiap hari. Ya betul, SETIAP HARI.
Kembali ke perumpamaan talenta, tuan lebih mengasihi hamba penerima satu talenta karena kapasitasnya hanya segitu. Tapi yang membuat marah tuannya pada saat pulang adalah karena hamba tersebut MALAS. Dia tidak mau mengusahakan talenta yang dia punya.
Sekarang apa yang ada pada kita?
Tidak ada ahli yang dilahirkan, tapi DILATIH. Suatu kehebatan itu adalah kumpulan dari hebat-hebat yang kecil. Saya pernah mengikuti training dimana tiap kelompok untuk memecahkan batu dengan berbagai ukuran palu. Dari situ saya belajar bahwa kita tidak pernah tahu pada pukulan ke berapa batu itu hancur. Yang saya lakukan adalah terus memukul. Kita juga demikian, jangan pernah berhenti melatih talenta kita sampai muncul potensi maksimal. Lakukan yang terbaik. Mau jadi karyawan swasta atau pegawai negeri, tetap lakukan yang terbaik. Masuklah kerja tepat waktu. Ketika telat, kita sedang korupsi waktu. Ingatlah, menjadi PNS dan menjadi kaya adalah dua hal berbeda. Jadi jangan mimpi buat kaya jika menjadi PNS karena seorang PNS fokusnya adalah melayani negara.
Maka perbaiki pola pikir kita, bukan untuk menjadi kaya tapi melakukan bagian kita dengan sangat baik.
Terakhir, kita lihat di Roma 8:2.
Roh Allah sudah menggenapi, bahwa kita yang hidup oleh Roh akan memikirkan hal-hal yang dari Roh. Pikirkanlah hal-hal yang ajaib, yang indah, yang sedap didengar, yang mulia. Bukan malah kecelakaan, kesialan atau keburukan yang terus dipikirkan. Pastikan kita disiplin pikiran kita untuk merengungkan hal terbaik buat hidup kita. Pikirkan bahwa kita bisa sukses, berhasil. Maka kita perlu berjalan dalam kekudusan karena ada kemuliaan-kemuliaan dalam level tertentu yang tidak bisa kita masuki jika kita melanggar perintah Tuhan atau berdosa tertentu. Contohnya, Daud tidak dapat mendirikan rumah Tuhan karena tangannya penuh darah. Daud pernah membunuh anak rohaninya sendiri yaitu Uria. Ada dosa-dosa yang membawa kepada kematian. Jadi ada bagian-bagian yang seharusnya menjadi milik kita malah kita tidak layak menerimanya. Terlalu mulia untuk diterima, padahal hanya karena perkara sepele.
Tuhan pernah memerintahkan kepada Musa bahwa seluruh bangsa Israel tidak boleh naik ke gunung. Karena gunung Tuhan bicara kekudusan. Dan pada waktu itu, hanya Musa dan Yosua yang naik. Yosua bukanlah kepala suku Israel, tapi dia rendah hati, setia melayani Musa. Di kitab Wahyu tercatat ada mahluk bermata satu. Mahluk inilah yang ditafsirkan sebagai tayangan televisi. Pemerintah Singapura panik karena generasi sekarang doyannya nonton film dan tv di gadget. Ternyata menonton TV dengan membaca buku berbeda. Ketika kita membaca buku, banyak organ tubuh yang aktif karena kita menikmati isinya, daya imajinasi mulai merangkai cerita, hati kita menangkap sesuatu. Akhirnya kita cenderung lebih mengingat isi buku daripada menonton filmnya.
Tidak penting kapan kita memulai sesuatu, tapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengakhirinya.
Mari berikan yang terbaik untuk Tuhan.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 20 Januari 2018
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Bersyukur
Venue: Rg. Cipaganti, lt. 1, Tune Hotel
- Published in Catatan Khotbah
Bersyukur dan Bertumbuh Dalam Kualitas Rasul
Sampailah pada kualitas seorang rasul karena seorang murid memiliki perlengkapan sebagai rasul bahkan seperti kualitas Yesus.
Bersyukur berbeda dengan terimakasih. Mari kita buka di Mazmur 136:1-26. Jika dibaca pelan-pelan, ayat demi ayat pada kitab Mazmur tersebut merupakan perlambang-perlambang dari segala permasalahan hidup kita. Tuhan mengingatkan untuk kita bersyukur dalam segala keadaan. Bersyukur bisa digunakan untuk hal umum. Lalu bagaimana dengan berterimakasih? Lihat Mazmur 100:1-5. Kemudian Lukas 17:11-19 mencatat tentang orang kusta yang disembuhkan Yesus. Kembali ke Mazmur 100:1, dalam versi The Message dicatat “enter the gate with password THANK YOU”. Thank you atau terimakasih, menandakan suatu hubungan. Ketika kita menyatakan terimakasih kepada orang lain, kita sedang membangun hubungan lebih baik lagi. Mulai ucapkan terimakasih kepada orang tua, saudara, teman, dll. Jangan harap orang lain yang mengucapkan, justru kita duluan.
Bicara tentang hubungan, ini adalah inisiatif awal dari Tuhan. Dimulai di Kejadian 1:26. Kejadian 2:18 mencatat bahwa Tuhan yang melihat bahwa tidak baik bahwa manusia seorang diri saja. Lalu Tuhan menciptakan Hawa. Jadi hubungan Adam dan Hawa terjadi atas inisiatif Tuhan, bahkan tidak tercatat bahwa Adam menginginkan atau minta pasangan. Nah, ketika kita mencoba mengambil pasangan sendiri, kita sedang melanggar inisiatif Tuhan.
Sama dengan kita menjadi murid. Karena inisiatif Tuhanlah, Yesus turun ke dunia menebus dosa manusia, supaya manusia boleh bertemu dengan Allah yang kudus. Manusia pertama diciptakan di taman Eden. Eden artinya spot of presence (titik hadirat Tuhan). Pada mulanya, Tuhan sengaja menciptakan manusia untuk hidup di dalam hadirat Tuhan. Janji Tuhan bahwa manusia menaklukan dunia, diperkatakan di taman Eden. Maka dari itulah mengapa Henokh dicatat hidup bergaul dengan Allah, dia diangkat oleh Allah. Bumi sudah tidak layak lagi buat Henokh.
Kemudian bukalah Matius 28:19-20, suatu amanat agung yang diawali dengan kalimat “pergilah, jadikanlah SEMUA BANGSA MURIDKU…” Lalu di Matius 4:18, ketika Yesus melihat Simon dan Andreas, Yesus memanggil mereka. Di ayat 21, Yesus memanggil Yakobus dan Yohanes. Di Lukas 5, lebih dijelaskan lagi bahwa Yesus hanya memilih perahu Simon, padahal ada banyak perahu lain karena sedang waktu menjaring ikan. Bukan kita yang memilih Tuhan, tapi Tuhan yang memilih kita. Bukan karena pembimbing kita yang hebat. Pengenalan akan Tuhan bukan berasal dari manusia.
Tapi lihat di Matius 10 tercatat bahwa Yesus memanggil ke 12 RASUL. Iya betul rasul, anda tidak salah baca. Orang-orang yang sama dengan yang Yesus panggil, ketika mereka meresponi, Yesus sudah melihat kualitas mereka sebagai rasul. Nah, bagaimana dengan kita? Masihkah menolak kenyataan ini? Perbaiki diri kita, sampailah pada kualitas seorang rasul karena seorang murid memiliki perlengkapan sebagai rasul bahkan seperti kualitas Yesus.
Jadi, kita dimuridkan atas dasar inisiatif Tuhan. Selanjutnya bagian kitalah untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Pilihan demi pilihan harus kita ambil. Tapi pilihlah Tuhan. Wahyu 3:20 mencatat Yesus berdiri di muka pintu dan mengetok, barangsiapa yang membukakan pintu maka Yesus akan masuk dan makan bersama-sama dengan yang membukakan pintu. Seorang pembicara pernah bercerita, jika ada orang kita sambut masuk ke rumah lalu duduk makan bersama, sebentar lagi ada pertanyaan-pertanyaan yang mendalam bicara tentang hidup dan kebutuhan kita. Lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita membuka pintu untuk Tuhan masuk dalam hidup kita? Duduklah bersamaNya, bicarakan apa yang menjadi kerinduan kita.
Naiklah ke kualitas rasul. Orang sekitar bilang begini begitu, ingatlah kita adalah rasul. Visi bukanlah visi jika itu membawamu jauh dari Tuhan. Tuhan bahkan mengubah bisa mengubah sistem dunia demi anaknya menggenapi visi. Lah, masa kita kuatir cuma karena belum punya pasangan hidup? Kok rendah sekali? Yang memanggil kita itu Tuhan. Ketika Tuhan berjanji sesuatu, maka DIA akan bertanggungjawab supaya kita bisa menggenapi hal tersebut.
Mari bangun hubungan sama Tuhan.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 16 Desember 2017
Pembicara: Ester Irene
Tema: Bersyukur dan bertumbuh dalam kualitas rasul
Venue: Rg. Azalea 1, lt.P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah