Membangun Rasa Haus dan Lapar akan Tuhan
J4u, 26 Oktober 2013
Ka Ade
Mazmur 107 : 9
“sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.”
Ketika kita memiliki rasa haus dan lapar akan Tuhan, maka semua aktivitas rohani akan berubah dari kebiasaan menjadi kehidupan.
Pentingnya membangun rasa lapar dan haus akan Tuhan
1. Memberikan pertumbuhan
Seperti sebuah pohon yang mencari sumber air, akarnya akan terus mendesak ke bawah menembus tanah dan pasir. Sehingga pohon itu akan tumbuh besar dan kuat. Seperti itulah ketika kita memiliki rasa lapar dan haus akan Tuhan.
2. Dipuaskan dengan kebaikan
Mazmur 103 : 5
“Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.”
Yesus sendiri yang akan memuaskan hasrat kita akan Dia dengan kebaikanNya. Ketika kita membawa gelas kosong, Ia akan isi hingga penuh. Bawa ember kosong, Ia akan isi hingga penuh. Bawa samudra sekalipun, Ia akan isi hingga penuh. Tuhan pasti akan memuaskan, seberapa besar hasrat kita akan Dia.
3. Mendapatkan lebih lagi hikmat dan pewahyuan
Amsal 28 : 5
“Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu.”
Kita akan mulai mengerti jalan Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita tidak akan mudah untuk komplain. Teruslah bertumbuh dan terobos untuk mencari Tuhan sendiri. Terhubunglah dengan Tuhan itu sendiri, jangan terus hanya mengandalkan pembimbing. Dapatkan firman itu sendiri, terima dari pembimbing dan persekutuan, lihat betapa banyak firman yang kita terima!
4. Mendapatkan Kristus itu sendiri – Itu lebih dari cukup
Cara mengembangkan kapasitas haus dan lapar
1. Bertobat (YEsaya 58 : 1-2)
Kita diciptakan untuk memuliakan Tuhan, setiap hal yang tidak memuliakan Tuhan harus dibuang. Bertobat artinya kita meninggalkan semua perbuatan yang tidak memuliakan Tuhan dan lakukan hal sebaliknya, yaiutu hal – hal yang baik yang memuliakan Tuhan.
2. Berpuasa (Mazmur 35 : 15)
Ketika doa – doa kita mulai garing, berpuasalah.
3. Menerobos (Mazmur 42 : 5)
Ketika kondisi mulai kering, terobos setiap kegiatan – kegiatan / barier – barier dalam hidup kita. Setiap kegiatan rohani / gathering tidak membuat kita yang kekeringan menjadi terisi kembali. Hanya dengan bertemu dengan Tuhanlah kita akan terisi kembali.
Seperti wanita yang sakit pendarahan, ia menerobos orang – orang hanya untuk menjamah jubah Yesus. Setiap sakitnya tidak ia perhatikan, ia terus berjalan maju untuk menemui Yesus (Markus 5 : 25-27).
Kasih Tuhan selalu baru setiap hari selalu baru setiap pagi. Patikan setiap hari kita dapatkan kasihNya, jika terlewat 1 hari saja kita tidak akan mengalaminya lagi sebab kasihNya selalu baru!
- Published in Catatan Khotbah