Hidup dalam Roh
Persekutuan J4u
Sabtu, 21 Juni 2014
Tema : Hidup dalam Roh
Venue : Rg. Azalea II, lt. P1 BTC
Wahyu 22:6 Coba ingat lagi tentang karunia roh, apakah kita sudah memilikinya?
Orang dunia bilang itu feeling/perasaan, tapi itu sebenarnya karunia roh, hanya perlu diasah.
Mengenai hidup dalam roh, artinya kita harus menyadari bahwa hidup kita ditentukan oleh iman kita dan Firman Tuhan.
Ada jalan-jalan yang kita harus lalui sebagai proses, tapi ujungnya adalah Tuhan. Maka janganlah kita gegabah/sembarangan dalam menjalani hidup kita.
Kembali ke Wahyu 22:6, Allah sendiri yang memberikan sendiri karunia roh kepada para nabi, artinya Allah memberikan diriNya sendiri kepada setiap manusia.Tanpa Allah tidak ada kehidupan. Esensi hidup dalam roh bukan berarti berbahasa roh setiap hari, melainkankehidupan yang mentaati setiap kebenaran Firman Tuhan.
Markus 1:35 Lakukanlah saat teduh pagi (berdoa dan baca Firman). Sewaktu kita terbiasa membaca Firman, kita tidak mudah disesatkan. Langkah selanjutnya, dengarkanlah rhema. Rhema adalah Firman Tuhan yang berbicara pada kita. Mendengar suara Tuhan itu gampang dan mudah. Lihat Samuel yang dapat mendengar suara Tuhan pada masa mudanya.
Definisi kedua dari hidup dalam roh adalah hidup sesuai tuntunan Tuhan. Ketika kita mentaati suara Tuhan baik yang tertulis dan yang kita dengar langsung.
Yang ketiga adalah kita mengembangkan gaya hidup yang terus menerus mencari kehendak Tuhan.
Ketika kita tidak bertanya Tuhan, ada celah di sana. Alasan seseorang tidak bertanya Tuhan dalam salah satu sisi adalah karena kekhawatiran, merasa kita tidak mampu/ out of date. Seharusnyayang terjadi adalah perkataan Tuhan. Ada api asing dan ada api Tuhan. Api Tuhan membakar tapi tidak menghanguskan, ingat bahwa Tuhan adalah kehidupan, maka tidak akan membawa kematian. Artinya kita yang terbakar api Tuhan akan tampak tanda-tanda “kehidupan” bukan emosional. Maka dari itu, apa yang diawali dengan roh jangan diakhiri dengan daging, teruslah memakai cara-cara yang Tuhan kehendaki (secara roh). Hal ini dilatih dengan berpuasa.
Berbagai macam puasa:
1 hari= Puasa Orang percaya
3 hari= Puasa murid
7 hari= Puasa diaken
14 hari= Puasa nabi
30 hari= Puasa rasul
40 hari= Puasa mematikan kedagingan/Puasa Kristus
Efek dari melatih hidup dalam roh adalah seperti pada Musa (menentukan arah suatu bangsa), Eli (menjaga ketetapan hukum Tuhan). Orang yang tidak hidup dalam Tuhan, kerohaniannya compang camping(hampir telanjang).Di kitab Wahyu dicatat, “belilah pakaian dari padaku”, ayat ini menunjuk pada anak Tuhan yang kerohaniannya tidak sungguh-sungguh.
Ingat kisah Daud, dalam masalah dia kuat, tapi ketika sedang tidak dalam masalah dia jatuh, dosa kepada Uria dan Bersyeba. Ada dosa yang berdampak permanen, yaitu dosa melanggar otoritas, lihat Saul. Jangan pernah melawan otoritas, karena ketika kita melawan otoritas, kita tidak bersalah pada pemilik otoritas tetapi kepada Sang Pemberi otoritas yaitu Allah sendiri. Tuhan sangat menghargai otoritas.
Arti keempat dari hidup dalam roh adalah hidup di bawah otoritas. Jadilah orang yang selalu di bawah otoritas, maka hidup kita tertudungi/ covered, ada blessing.
Hidup dalam roh membuat hidup kita dalam kepastian di dalam Tuhan. Kita pasti sukses. Sukses adalah ketika kita berhasil melakukan segala yang Tuhan perintahkan dalam hidup kita. Tuhan akan terus menaikkan kapasitas kita dan iman kita.
Mari kita berperan aktif sebagai warganegara Indonesia.
PR kita malam ini, bertanyalah pada Tuhan apakah kita masuk politik atau tidak.
Sebelum tanggal 9 Juli, ajak orang lain untuk memakai hak pilih, tidak golput.
Mulai dari hal kecil, apakah kita sudah mengurus KTP kita? apakah nama kita di KTP sesuai dengan akta lahir?
Jangan sampai hal-hal kecil tersebut membuat kita tidak jadi menerima berkat.Siapkan kirbat karena tanpa kita sadari Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang besar buat kita. Apa yang ada di tangan kita sekarang, latihlah dan pakailah dengan sungguh-sungguh.
Jadilah responsif pada setiap kebenaran yang Tuhan taruhkan dalam hati kita, maka lihat apa yang akan Tuhan lakukan dalam hidup kita.
- Published in Catatan Khotbah