Kekudusan
18 Agustus 2012
BTC lantai 6
Pembicara : Ko John Ronaldo
Ketakutan sering membuat kita berasumsi bahkan melebihi seorang nabi.
Ketika diminta untuk menyampaikan khotbah hari ini, Ko John tidak langsung diberikan tema oleh Ka Yorga. Setelah dia doakan maka didapatkan satu tema, namun dia tidak langsung konfirmasi karena takut salah padahal ternyata benar. Ketakutan sering terjadi, termasuk dalam penginjilan.
Saat ketakutan/kekhawatiran melanda, bangun diri (bahasa roh) dan perkatakan “aku adalah anak Allah”.
Ketika Yitro mengunjungi Musa, Musa sedang mengalami kerepotan saat itu.
Yitro memberi saran kepemimpinan piramid yang sebenarnya tidak jelek. Namun, saran itu tidak Musa konfirmasi kepada Tuhan. Itu yang salah.
Ko John berencana untuk menikah tahun depan sehingga keluarganya memberi saran untuk mulai mencari tanggal-tanggal baik.
Guru sering memberi saran, tapi tidak semua sarannya benar.
Seharusnya didoakan, tanyakan lagi pada Tuhan, apakah itu benar dari Tuhan.
Jawaban yang kita cari atas segala permasalahan sebenarnya hanyalah Firman, yaitu Yesus sendiri.
[Bacaan Alkitab] II Tawarikh 26:4,5,16
4. Ia melakukan apa yang benar, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya.
5. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia yang mengajarkannya supaya takut akan Allah.
Dan selama Ia mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil.
16. setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak.
Ia berubah setia kepada Tuhan, Allahnya, dan memasuki bait Tuhan untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.
Dalam posisi tertinggi seseorang sering lupa batasan. Seolah-olah segala sesuatu boleh dikerjakan.
II Tawarikh 24:17-18
17. Sesudah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembah kepada raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka.
18. Mereka meninggalkan rumah TUHAN, Allah nenek moyang mereka, lalu beribadah kepada tiang-tiang berhala dan patung-patung berhala. Oleh karena kesalahan itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka.
Selama dibimbing Yoyada, Yoas melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Namun setelah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin datang menyembah kepada raja sehingga raja mendengarkan mereka dan Yehuda menyimpang dari Allah. Kepemimpinan piramida berpusat kepada seorang manusia, akibatnya sering terjadi pengkultusan terhadap pemimpin tersebut, pembagian tugas yang terjadi malah menyebabkan saling menunggu keputusan pimpinan. Kepemimpinan dalam Tuhan adalah “wheels – roda” dengan pusat pada Yesus, setiap orang terhubung dengan Tuhan dan mampu mendengar kehendak Tuhan.
Contoh lain : [II Tawarikh 25:2) Amazia, ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, hanya tidak dengan segenap hati.
Dalam kisah Uzia, Amazia dan Yoas, kita mendapati bahwa mereka hidup dalam kebenaran hanya awalnya saja atau selama masih ada yang membimbing. Tapi jika kita membaca kisah selanjutnya, yaitu Hizkia dan Yosia, kedua raja inilah yang selama hidupnya tidak menyimpang mengikuti Tuhan.
Kekudusan memiliki nilai tidak bercacat cela. Kekudusan tidak sekedar mengenakan pakaian bersih, menutupi seluruh tubuh kecuali mata, dan lainnya yang sebatas fisik.
Untuk menjadi kudus, kita cukup melakukan Firman Tuhan. Kalau ada yang mengatakan tidak bisa mungkin karena mereka lupa bahwa ada Firman, “karena kasih karunia kamu diselamatkan..”
Ketika saat teduh, apakah kita melakukannya karena takut pembimbing atau takut form kontrol dicek?
Kalau kita melakukan ibadah karena takut pada hukuman, kita adalah ahli Taurat.
Pola pikir orang yang hidup dalam kasih karunia bukan mengejar berkat, namun mengejar Tuhan!
Kalau kita dapat hidup dalam kekudusan, itu adalah kasih karunia bukan karena ketakutan akan hukuman.
[BACAAN] Imamat 19:2
Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka : Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus.
[BACAAN] I Korintus 6:11
Dan beberapa orang diantara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah disucikan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.
Kita yang memberikan diri kita untuk dikuduskan. Mendengarkan Roh Allah yang diberikan pada kita. artinya, kita yang aktif untuk mau hidup dalam kekudusan.
Masalah pria umumnya onani, masturbasi, pornografi. Kita harus mati terhadap dosa.
Artinya kita tidak lagi menikmati melakukan dosa tersebut.
[BACAAN] Roma 12:1
karena itu saudara-saudara : demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itu adalah ibadahmu yang sejati [reasonable].
Reasonable artinya sepantasnya/selayaknya. Jadi sudah selayaknya/sepantasnya kita hidup kudus di hadapan Tuhan.
Untuk itu kembali ke Firman. Back to the Bible. Kita sudah bersih oleh karena Firman(Logos) ;Yohanes 15:3.
[BACAAN] II Korintus 6:17-18,7:1
17. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
18. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.”
Kekudusan bicara mengenai pemisahan diri. Jangan menggabungkan diri lagi dengan hal-hal yang tidak dikenan Tuhan. contoh : Dalam kumpulan orang yang suka bergosip lebih baik sampaikan bahwa kita tidak suka bergosip, sarankan agar gosip itu diutarakan langsung kepada orang yang digosipkan, dan beranjak dari kumpulan itu.
Seorang penulis buku rohani yang hebat, pendeta yang diurapi tetap dapat jatuh dalam dosa jika tidak menjaga kekudusan. Jika kita tidak terbiasa memfilter kebiasaan kita, kita akan menjadi nyaman dengannya.
Kita harus terus naik level dalam kekudusan. “holiness is cut above” – Ps. Indri Gautama
[BACAAN] Imamat 10 : 3“..kepada yang karib akan Kunyatakan kekudusanku..”
karib berbicara mengenai hubungan yang dalam dan intim, yang tidak terbangun secara instan.
Contoh : ketika hampir waktu persekutuan, Ko John diminta untuk membantu mama dulu. Pilih mana? Kedua-duanya baik loh, namun Tuhan bilang bantu orang tua lebih dulu. Semakin karib dengan Tuhan, semakin banyak tanya Tuhan. Semakin kita membangun kekariban dengan Tuhan, batas kekudusan akan semakin tipis.
Tingkat kekudusan tiap-tiap orang memang berbeda, namun standar ini seharusnya terus naik seiring pertumbuhan. Kalau dulu terbiasa menonton telenovela biasa saja, sekarang menjadi sesuatu yang tidak nyaman untuk kita lakukan. Demikian pula hal-hal yang dahulu kita anggap biasa saja, tapi seiring mengikut Tuhan, kita akan mulai tidak bisaterus dalam kebiasaan tersebut.
[BACAAN] I Korintus 6:19
atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
[BACAAN] I Tawarikh 29:1-5 (tentang sumbangan untuk Bait Allah).
Bait Allah dibangun dari begitu banyak emas, perak, dan logam mulia lainnya.
Sumbangan emas dari raja Daud sendiri saja sudah 3000 talenta (1 talenta = 34 kilogram)
Dalam perjanjian baru, kita adalah bait Allah. Dari apa kita terbangun?
Apakah dari emas? Apakah kita membangun hidup dengan kekudusan?
Milikilah hidup yang membuat Roh Kudus betah tinggal dalam kita.
Kekudusan seakan konektor dari satu baterai. Kekudusan membuat pengurapan dapat mengalir dan kapasitas terus ditambahkan.
Dalam bahasa Ibrani, kudus – “Kadosh” , kekudusan – ”Kedusha” jika diterjemahkan secara gamblang artinya “infinite” – unmeasureable, tak terbatas, melebihi akal.
Kekudusan menjadikan kita tidak terbatas.
- Published in Catatan Khotbah