Firman yang Memerdekakan
J4u Bandung
Sabtu, 18 April 2015
Pembicara : Yorga S. Parnadi
Tema : Firman Yang Memerdekakan
Venue : Rg. Azalea, Lt. P1, BTC
Yosua 1 : 1-9
Kita perhatikan di sini bahwa Firman bukanlah pilihan,karena jika tidak dikerjakan akan mendatangkan kutuk. Tuhan berjanji kepada bangsa Israel kepada setiap tempat yang diinjak akan menjadi milik mereka, hanya jika mereka berlaku sama seperti Musa dan Yosua. Karakter Yosua yang dimaksudkan di sini adalah:
– Generasi peralihan tongkat estafet
– Penaklukkan daerah /wilayah yang Tuhan berikan
– Tidak kompromi (kudus atau mati sama sekali)
– Generasi yang beriman
Pada waktu mendengar Firman tersebut, Yosua belum mengalami. Sebenarnya dia sedangdipaksa ditakdirkan. Taatlah seperti Yosua. Mari kita memiliki hubungan pribadi yang dibangun setiap hari bersama Tuhan.
Syarat seorang pemimpin
1. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu.
Kalimat “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu” ini diulang sampai 3 kali oleh Tuhan(ayat 6, ayat 7 dan ayat 9). Tidak ada pemimpin yang ragu-ragu. Pemimpin yang berhati teguh pada kebenaran. Sekali berkata A maka itu yang dilakukan. Ada pemimpin yang karena bakat sejak lahir. Tetapi 98% pemimpin yang menjadi pemimpin besar di dunia itu dibentuk bukan dilahirkan. Jadi, kita semua bisa jadi pemimpin, syaratnya adalah kuatkan dan teguhkanlah hatimu karena kita akan memimpin bangsa ini. Jika kita ingat, berapa jumlah surat grasi yang ditolak oleh presiden.
Meskipun Tuhan sudah berjanji, tetap dibutuhkan para pemimpin yang bangkit dengan kekuatan yang luar biasa. Jadi ketika kita sungguh-sungguh mempersiapkan diri kita maka dampaknya pada ribuan orang, satu orang berdampak pada seribu orang, dua orang berdampak pada berlaksa-laksa. Kita seharusnya menyadari kapasitas kita sampai ke sana.
2. Jangan melenceng.
Ayat yang ke 7, Tuhan memperingatkan lagi untuk kuat dan teguh, jangan melenceng. Ada terlalu banyak alasan untuk kita melenceng keluar dari trek Tuhan. Jangan iri dengan orang yang berbuat jahat. Jangan gampang mengikuti arus. Ketika yang lain tidak membayar pajak, tetaplah kita membayar pajak. Kita terlebih takut kepada Tuhan daripada manusia. Anda tahu seorang yang dewasa? Seorang pria dewasa akan menyelesaikan apa yang dia mulai. Hal sederhananya seperti kita menyelesaikan buku yang kita baca sampai habis, bukan setengah-setengah, kemudian bosan lalu disimpan.
Ayat 8, Apa yang kita dikerjakan berhasil. Ingat pula dengan kisah Daniel, segala yang diperbuatnya berhasil. Kita membuka les privat berhasil, bahkan hingga kepenuhan murid. Kita membuat comro berhasil, terkenal sekota. Kita membuka bisnis online berhasil.
Dunia telah salah memuja, mencari mana yang benar, tetapi mereka tidak berhasil. Ketika kita melawan arus, kita adalah orang langka hari-hari ini. Pada suatu saat, kita tidak berkoar-koar Firman pun orang lain rindu untuk mengenal Yesus. BERSIAPLAH! Tuhan akan memakai kita menjadi revivalis-revivalis. Taat saja. Untuk taat dibutuhkan iman. Waktu Abraham hendak mengorbankan anaknya sesuai dengan Firman Tuhan, dia tidak ragu mengayunkan pisaunya. Disitulah Tuhan tahu ketaatan Abraham. Jelas di sini bahwa ketaatan adalah ketaatan, ketidaktaatan adalah ketidaktaatan, meski sekecil apapun itu.
Firman Tuhan, kita adalah lebih dari penakluk (more than conquerer). Dalam pertandingan, jika kita menang dengan yang sebanding kita layak disebut sebagai pemenang. Jika menang dengan yang lebih besar, kita disebut penakluk. Tapi lebih dari pemenang, karena Tuhan yang menaklukan dan kemenangan itu diberikan pada kita.
Ayat 8, “Sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil…”. Artinya sewaktu Firman dilakukan, maka kita berhasil. Musa bagaikan allah bagi bangsa Israel, karena ia sebagai penyambung lidah Allah pada bangsa Israel. Maka dari itu arti kata nabi adalah representasi Allah di muka bumi. Ketika Musa berbicara, Tuhan yang mendukung. Seperti kepada Musa, jangan pernah memberontak pada orang yang diurapi Tuhan, yang kita sadar ada tanda-tanda Ilahi pada hidupnya. Artinya Tuhan ada dalam hidupnya.
“Janganlah engkau lupa memperkatakan taurat itu, tetapi renungkanlah siang dan malam..” Rupanya perkataan Musa tersebut berasal dari Tuhan. Maka supaya kita tidak melanggar Firman, BACALAH Firman. Kenapa banyak orang melanggar Firman? Karena bodoh dan tidak berpengetahuan. Orang bodoh adalah orang yang tidak tahu Firman, konsekuensinya dihukum. Sedangkan orang bebal adalah orang yang sudah tahu Firman, sudah diajar, tetapi tidak dilakukan maka konsekuensinya terkutuk.
Kita dimuridkan untuk belajar melakukan Firman dan mengalami Firman itu sendiri. Contohnya adalah hospital visit, kita mengalami malu-malunya, sungkan, tetapi bersuka cita ketika selesai berdoa karena kita baru belajar melakukan Firman. Mari bukan sekedar membaca Firman, tetapi lakukan. Mengapa? Karena kita tidak sedang mencetak ahli-ahli taurat dan orang farisi.
Lagi di ayat 9, Tuhan berkata kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu. Jangan kecut (terrified: takut) dan tawar hati. Ketika Tuhan memerintahkan, berarti kita bisa melakukannya. Mungkin ada hal-hal yang kita korbankan dan salibkan. Tetapi kita mau melakukan Firman. Tuhan berkata “bukankah telah kuperintahkan..”
Mari kita lihat di Roma 10 : 17, “Jadi iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman Kristus”
Iman muncul saat mendengar suara Tuhan. Kenapa kita tidak beriman? Karena kita tidak mendengar Firman. Kadang kala kita tidak mendengar Firman Karena kita menolak Firman. Ragu-ragu adalah buah ketidakpercayaan. Jika kita ragu-ragu, masuk kamar minta Tuhan bicara. Menolak Firman bisa secara sadar dan tanpa sadar. Bukan kita tidak mau melakukannya, tetapi kita sudah menolaknya ketika didengar. Di akhir jaman ini ada orang yang memilih-milih Firman yang mau didengarnya. Orang tersebut adalah orang yang tidak mau pikul salib dan bayar harga. Konsekuensinya tidak punya iman. Mari perhatikan bedanya pikul salib dan bayar harga yang mengandung arti rohani. Pikul salib artinya meninggalkan manusia lama sebagai buah dari lahir baru. Jadi jika orang tidak pikul salib, dipertanyakan pertobatannya. Yang kedua yaitu bayar harga. Masuk sorga tidak perlu bayar apa-apa karena sudah ditebus darah Yesus tetapi untuk hidup dalam iman harus bayar harga. Yang lain belum bangun, kita sudah berdoa pagi, ini bayar harga. Yang lain mencontek kita tidak mencontek, ini bayar harga. Yang lain kerja malas-malasan, ini bayar harga.
Tetapi yang paling fatal adalah Firman yang tidak dilakukan. Ini artinya PEMBERONTAKAN langsung terhadap Tuhan. Ketika kita sering gagal, coba renungkan Firman apa yang belum kita lakukan.
Firman Tuhan memerdekakakan. Firman Tuhan juga diibaratkan sebagai cermin untuk melihat diri kita bagaimana seharusnya dalam Tuhan. Lakukanlah Firman. Ketika kita melakukan Firman maka diibaratkan dengan makan Firman.
Firman diibaratkan sebagai roti. Kita akan menjadi kuat berjalan dalam kekudusan, kebenaran, dan kemenangan.
Firman diibaratkan sebagai air. Sifat Firman adalah membersihkan, memenuhi, menutupi segala sesuatu.
FIRMAN adalah perkataan yang keluar dari mulut Tuhan(The Word of God) pasti terjadi!
Maleakhi 3 : 10
“…apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”
Berkelimpahan bukanlah berkecukupan. Berkelimpahan artinya perlu 10 Tuhan kasih 100. Lebih dari apa yang kita perlukan. LAKUKAN FIRMAN. Di ayat ini Tuhan menantang kita apakah Dia tidak membuka tingkap-tingkap langit. Tingkap-tingkap langit bicara tentang hujan badai, bukan kita saja yang diberkati, orang di sekitar juga mengalami. Saat kita taat, yang Tuhan lihat hati kita.
Firman diibaratkan sebagai pedang bermata dua.
Berguna untuk menyerang/menghancurkan. Pertahanan yang paling baik adalah menyerang.
Ketika kita baca Firman ada ayat yang kuat berbicara pada kita maka lafalkan ayat tersebut, maka atmosfir hidup kita akan berubah. Itulah pedang. Firman akan menyingkirkan atmosfir yang bukan dari Tuhan. Kita sanggup memisahkan pertimbangan dengan kehendak Roh.
Untuk mengalami Firman, maka lakukan dulu Firman. Maka kita akan mengalami kemerdekaan.
- Published in Catatan Khotbah