2016-Tahun Pelipatgandaan
Di dalam kitab Mazmur 32:8 tercatat, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju padamu.”
Bagi kita para murid, berdoa dan baca Firman bukanlah lagi menjadi isu. Sudah sewajarnya kita melakukannya. Bahkan di komunitas-komunitas lain juga semakin memperkuat dalam saat teduh dan baca Firman. Ini menjadi penting karena hari-hari ini banyak hal-hal yang terjadi di dunia dan anak Tuhan harus mengambil sikap, contohnya LGBT. Firman menegaskan bahwa LGBT adalah dosa.
Tahun 2016, atau tahun 5776 dalam tahun Ibrani, adalah tahun Ayin Vav (disebut tahun Yobel terakhir). Disebut pula Yobel besar dari tahun-tahun Yobel yang sebelumnya. Pergantian tahun Ayin Vav terjadi pada 12 September 2015 yang lalu, bertepatan dengan blood moon. Ayin Vav bermakna “kait” yaitu pengait antara bumi dan surga yang berarti tahun Mesianik, tahun Mesias menyatakan dirinya. Banyak hamba Tuhan mengkotbahkan tentang akhir jaman. Respon kita bukanlah menjadi takut tapi WASPADA! Jika kita sekarang dipanggil pulang oleh Tuhan, apa poinnya? Masuk surga sudah pasti. Tapi di akhir jaman ini seharusnya membuat kita semakin bergegas melakukan Firman Tuhan. Pastikan keluarga dan teman-teman kita sudah lahir baru.
Bagi J4u sendiri, tahun 2016 adalah tahun pelipatgandaan. Berkat sudah pasti. Inilah waktunya melipatgandakan kasih kita kepada Kristus. Marilah kita menjadi serupa seperti Kristus.
Yehezkiel 47:1-12
Air semata kaki bermakna orang yang baru bertobat. Biasanya Tuhan cepat menjawab orang yang baru bertobat. Nah, di tahun ini bukan bicara seberapa lama kita bertobat, tapi kedekatan kita kepada Tuhan. Semakin banyak kita membangun hubungan dengan Tuhan, kita juga akan semakin terhubung dengan isi hati Tuhan. Ada kalanya kita belum meminta, Tuhan sudah jawab duluan. Bagi kita, mendengar suara Tuhan adalah BIASA. Ini sudah menjadi standar orang percaya. Hal yang menghalangi orang mendengar suara Tuhan adalah belum lahir baru atau orang tersebut tidak mau mendengar. Jika kita kuat dalam Firman, tidak ada satupun yang sanggup menggoncangkan kita.
Dari gambaran yang tertulis dalam kisah Yehezkiel ini, Tuhan ingin kita untuk “tenggelam”, tidak cukup kita terendam semata kaki, selutut, sepinggang. Marilah kita semakin menjaga kekudusan. Biarlah kasih semakin berlipatganda. Ampuni kesalahan orang lain. Singkirkan akar pahit.
Alami pelipatgandaaan, bahkan dalam pemuridan. Bersiaplah untuk memuridkan kapasitas kelas, aula, bahkan mengajar lintas generasi.
- Published in Catatan Khotbah