My Hiding Place
Tidak ada pengenalan yang terjadi tanpa hubungan dan komunikasi.
Yesaya 31 : 1-5
31:1 Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
31:2 Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim.
31:3 Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.
31:4 Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku: Seperti seekor singa atau singa muda menggeram untuk mempertahankan mangsanya, dan tidak terkejut mendengar teriakan seluruh pasukan gembala yang dikerahkan melawan dia, dan tidak mengalah terhadap keributan mereka, demikianlah TUHAN semesta alam akan turun berperang untuk mempertahankan gunung Sion dan bukitnya.
31:5 Seperti burung yang berkepak-kepak melindungi sarangnya, demikianlah TUHAN semesta alam akan melindungi Yerusalem, ya, melindungi dan menyelamatkannya, memeliharanya dan menjauhkan celaka.
Kita belajar dari kisah bangsa Israel yaitu ketika dihimpit musuh, merasa terdesak, siapa yang kita cari? Apakah Mesir, pasukan berkuda yang kuat? Mesir adalah manusia juga. Mesir adalah perlambang kehidupan lama kita. Sama dengan kita hari ini, ketika sedang menghadapi musuh, tidak jarang kita kembali ke “Mesir”, yaitu pola pikir lama, kebiasaan lama, cara lama. Padahal tidak mungkin menghadapi sesuatu yang baru dengan cara lama.
Yang berikutnya adalah “pasukan berkuda” melambangkan manusia. Manusia tidak dapat diandalkan.
“Kuda-kuda” melambangkan kekuatan-kekuatan yang selama ini menopang kita, bisa juga uang, koneksi, hal-hal yang menjadi pegangan.
Hal-hal tersebut adalah sesuatu yang lemah bukan Roh yang berkuasa. Artinya hal tersebut tidak akan memberikan perlindungan pada kita. Padahal di ayat 5 mencatat bahwa hanya Allah yang sanggup melindungi, menyelamatkan, memelihara kita dan menjauhkan kta dari celaka.
Mari kita ubah respon kita dalam menghadapi masalah dengan belajar dari Raja Daud yang menjadikan Tuhan sebagai perlindungannya.
Mazmur 144 : 1-2
144:1 Dari Daud. Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang;
144:2 yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
Daud menggambarkan Tuhan sebagai:
-Gunung Batu
-Kubu pertahanan
-Perisai
-Tempat berlindung
Kali ini kita akan menggaris bawahi mengenai Tuhan sebagai perisai. Ketika kita mencari Tuhan, kita akan dilindungi dengan penjagaan dari Tuhan.
Mazmur 91 : 1-2
91:1 Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
91:2 akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
Ayat 1 orang yang duduk dalam lindungan Yang Maha Tinggi. Dalam AMP, tercatat kata dwells in the secret place of the most high.
Orang-orang yang dimaksud tersebut dijelaskan di ayat selanjutnya.
Ayat 14
“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Hatinya melekat pada Tuhan. Dalam AMP, tercatat personal knowledge artinya punya pengenalan pribadi.
Kita perlu pengenalan pribadi dengan Tuhan, yaitu mengalami Tuhan secara langsung. Bukan kata orang lain, atau kata buku rohani. Pengenalan akan Tuhan didapat dengan cara membangun hubungan dengan Tuhan secara pribadi. Kembali ke Mazmur 91 : 1, tercatat duduk dan bermalam artinya tidak sebentar, bersifat terus-menerus. Tidak ada pengenalan yang terjadi tanpa hubungan dan komunikasi.
Tanpa hubungan tidak akan muncul rasa percaya. Daud mengenal Tuhan secara pribadi. Maka Daud percaya penuh kepada Tuhan.
Kalau kita rindu mengenal Tuhan, mari periksa beberapa hal berikut:
1.Apakah kita masih berada di “Mesir”? Masih di kehidupan lama dan dosa-dosa?
2.Sudahkah kita menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan juruselamat pribadi?
Kalau jawaban anda sudah pernah terima Yesus menjadi juruselamat pribadi tapi merasa biasa-biasa? Itu artinya kita perlu membangun hubungan dengan Tuhan.
Caranya adalah:
1.Mulailah membaca Firman dan melakukannya. Firman adalah perkataan Tuhan, kita mendapati janji-janji-Nya. Responilah firman yang datang dalam hidup kita. Sewaktu kita merasa hidup rohani tidak kemana-mana, coba cek apakah ada Firman Tuhan yang belum dilakukan. Lakukanlah dahulu, maka kita akan kembali mengalami Tuhan.
2.Berdoa. Doa adalah komunikasi 2 arah dengan Tuhan. Kita mendapati maksud Tuhan dalam hidup kita.
3.Berada dalam ekosistem / komunitas yang membangun kita.
Efesus 6 : 16-18.
6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Pergunakanlah perisai iman. Iman sebagai pertahanan hidup kita. Orang beriman mengandalkan Firman Tuhan dalam hidupnya. Ada masa depan damai sejahtera dalam Firman Tuhan, bukan rancangan kecelakaan.
Dalam Mazmur 91 : 5 tercatat bahwa ada panah pada waktu siang, penyakit sampar, kecelakaan, serangan musuh, datang pada waktu yang tidak disangka. Maka perisai sangat diperlukan setiap waktu.
Selain perisai iman, kita juga perlu berjaga-jaga. Sediakan waktu khusus untuk berdoa. Supaya kita tinggal dalam perisainya Tuhan. Hindari terbawa perasaan atau tergantung niat, kadang melakukan, kadang tidak. Kita perlu memastikan melekat pada Tuhan.
Mazmur 91 : 14
“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
tercatat janji Tuhan bagi yang melekat pada-Nya. Ketika ada janji Tuhan yang kita terima, ganti kata “nya”, “dia” menjadi nama kita. Contoh, “hatinya melekat Tuhan” diganti menjadi “hati saya (nama anda) melekat pada Tuhan”. Mari klaim janji Tuhan dalam hidup kita.
Jadikanlah Tuhan sebagai perlindungan kita.
Persekutuan J4U via IG Live
Sabtu, 4 Juli 2020
Pembicara : Lasma Natalia
Tema: My Hiding Place
- Published in Catatan Khotbah
Membangun Manusia Batiniah untuk Kekuatan, Kuasa, dan Demonstrasi Roh Kudus
Saat teduh bukanlah perjuangan, itu natural, alami. Batin kita mencari Tuhan dengan sendirinya.
Efesus 3 : 16-17
16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, (TB)
17 sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. (TB)
Perkatakanlah Firman untuk membangun manusia batin kita. Selanjutnya perhatikan pada Roma 7 : 22
Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah (TB)
For I joyfully delight in the law of God in my inner self [with my new nature], (AMP)
Batin kita diaktifkan ketika kita lahir baru. Sudahkah kita benar-benar mengalami lahir baru? Sewaktu kita lahir baru, kita menerima kuasa (Yohanes 1 : 12). Kuasa yang sama inilah yang mengaktifkan batin kita.
Kembali ke Efesus 3 : 17 oleh iman kita, Kristus diam di dalam hati kita. Ekosistem untuk kita bertumbuh adalah dalam Kristus.
Yohanes 1 : 1
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Iman berasal dari pendengaran akan Firman Kristus Roma 10 : 17
Sehingga oleh imanmu, Kristus tinggal dalam kita. Perhatikan Yohanes 15 : 7. Bagaimana caranya?
Orang yang sudah lahir baru, tidak mungkin tidak menyukai Firman, tidak mungkin pula kabur-kaburan dari persekutuan. Roma 7 : 22, kita secara alami menyukai hukum Allah setelah kita mengalami lahir baru yang sejati. Saat teduh bukanlah perjuangan, itu natural, alami. Batin kita mencari Tuhan dengan sendirinya. Batin akan melawan segala kemustahilan, hal-hal yang tidak ada pada hukum Allah.
Hari-hari ini, perhatikan bagaimana cara kita membangun diri kita. Tinggallah di dalam Dia dan Firman-Nya di dalam kita.
1 Petrus 3 : 4
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Kita tidak bisa membangun manusia batiniah yang kuat tanpa memiliki kelemahlembutan. Berbahagialah orang yang lemah lembut karena merekalah yang memiiki bumi (Matius 5 : 5). Orang yang lemah lembut tidak perlu menunggu disuruh, tapi sadar secara natural.
Mari kita pelajari kisah orang yang lemah lembut, membangun dirinya dalam ekosistem Firman, yaitu Daniel.
Daniel 1 : 4-14
Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego berasal dari keturunan bangsawan. Mereka meminta kepada pegawai istana untuk tidak usah makan dari santapan raja. Tapi ayat 9 mencatat, Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu. Permintaannya dikabulkan. Mereka tetap menjaga kekudusannya. Inilah ekosistem yang seharusnya.
Daniel 6 : 4-6 Daniel memiliki roh yang luar biasa. Orang tidak dapat menemukan kesalahan Daniel, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Tuhan. Dalam batinnya, Daniel cinta kepada hukum-hukum Allah. Meski Daniel sedang menjadi budak dalam pembuangan, Daniel mendapat perlakuan yang berbeda. Ada penyertaan Allah dalam hidupnya.
Apalagi yang Tuhan sediakan bagi kita?
Efesus 3 : 18-19
18-19 Then you will be empowered to discover what every holy one experiences—the great magnitude of the astonishing love of Christ in all its dimensions. How deeply intimate and far-reaching is his love! How enduring and inclusive it is! Endless love beyond measurement that transcends our understanding—this extravagant love pours into you until you are filled to overflowing with the fullness of God! (TPT) = kita mengalami kasih Tuhan yang begitu penuh melimpahnya dalam hidup kita. kita mengerti maksud Tuhan hari-hari ini.
20 Never doubt God’s mighty power to work in you and accomplish all this. He will achieve infinitely more than your greatest request, your most unbelievable dream, and exceed your wildest imagination! He will outdo them all, for his miraculous power constantly energizes you. (TPT) = Jangan ragukan kuasa Tuhan.
21 Now we offer up to God all the glorious praise that rises from every church in every generation through Jesus Christ—and all that will yet be manifest through time and eternity. Amen! (TPT)
Mari berani bermimpi dengan iman. Kembalilah kepada ekosistem kita yang sesungguhnya, yaitu Firman Tuhan. Tertanamlah dalam kebenaran Firman.
Tuhan itu baik.
Persekutuan J4U via Live IG
Sabtu, 27 Juni 2020
Pembicara: Ester Irene
Tema: Membangun Manusia Batiniah untuk Kekuatan, Kuasa, dan Demonstrasi Roh Kudus
- Published in Catatan Khotbah
Setia Sampai Akhir
Tuhan tahu apa yang sedang Dia kerjakan dalam hidup kita. Bagian kita adalah SETIA.
Kesetiaan akan diuji oleh waktu. Seperti seorang wanita di alkitab, Hana, yang terus menerus setia datang ke bait Allah, berdoa dan berpuasa hingga umurnya 84 tahun, sampai pada akhirnya bertemu dengan Mesias yang dijanjikan(Lukas 2 : 35-38). Kesetiaan menjadi penting untuk kita miliki karena ada berkat luar biasa di depan sana. Jangan pernah berhenti, apapun halangan di depan. Tuhan melatih kita supaya siap menerima berkat-Nya. Di era WFH (Work From Home) ini, banyak dari kita mulai belajar membuat kue. Di awal-awal hasilnya belum sebaik dan seenak di resep, tapi coba terus. Meski hasilnya tidak bisa dimakan, toh kita sudah belajar sesuatu. Kita sedang mengembangkan kesetiaan dalam proses.
Apa itu setia?
Menurut KBBI
= Memegang teguh.
= Teguh
= Loyal, patuh, taat, disiplin
= Bakti, teguh hati, komit
Dalam bahasa Inggris, Faithful = Remaining loyal and steadfast.
Kita bisa setia karena iman yang kita miliki. Setia bukan karena kondisi atau kemungkinan yang dapat terjadi.
Setia itu konsistensi, stabil, punya daya tahan, memegang teguh. Imannya tetap sama, bahkan makin kuat. Karena kita dalam Tuhan, pengharapan kita tidak sia-sia. Bukan sekedar menunggu.
Setia adalah 24 jam sehari, 7 hari seminggu. SETIAP HARI. Setia juga sinkron, antara roh, jiwa, tubuh ketika melakukan segala sesuatu. Tidak mungki kita disebut setia jika hanya tubuhnya saja yang melakukan tapi jiwanya tidak di sana, sibuk memikirkan yang lain.
Bagaimana prinsip Firman tentang kesetiaan?
Lukas 16 : 10
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Perkara kecil ini melatih kita untuk masuk dalam perkara besar. Kata kesetiaan dipadankan dengan kebenaran. Tentu saja setia di sini dalam hal melakukan kebenaran, bukan kejahatan.
Galatia 3 : 3
Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?
Kalau Tuhan belum bilang berakhir, jangan kita akhiri sendiri. Setialah sampai akhir.
Amsal 14 : 12
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Belajarlah untuk rendah hati sebelum mengambil keputusan, jangan merasa benar, ujilah segala sesuatu.
Matius 7 : 22 – 23
22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Mari uji setiap apa yang kita lakukan, menyenangkan siapa? Tuhan atau manusia? Kalau kita disibukkan dengan aktifitas pelayanan sampai tidak punya waktu untuk Tuhan, mari sadari dan uji kembali apa yang sedang kita lakukan.
Yehezkiel 33 : 13
Kalau Aku berfirman kepada orang benar: Engkau pasti hidup! –tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.
Gara-gara kecurangan, semua perbuatan di masa lalu tidak dihitung. Marilah kita tetap setia.
Setia adalah kunci keberhasilan dalam sebuah hubungan. Tidak ada orang yang berpasangan dengan orang yang tidak setia.
Mari kita belajar tentang kesetiaan melalui kisah Simon Petrus.
Berawal dari perjumpaan dengan Yesus di pantai, visinya dinyatakan bahwa bukan menjadi penjala ikan, tapi penjala manusia. Petrus paling vokal di antara murid-murid Yesus. Tapi dia menyangkal Yesus sebanyak 3 x. Betapa merasa bersalahnya Petrus terhadap Yesus, sehingga minta maaf pun belum sempat, Yesus mati di kayu salib.
Setelah Yesus bangkit, Yesus menemui Petrus kembali. Yesus memulihkan hati Petrus. Dia belum selesai dengannya. Yesus mengembalikan ke posisi semula, bahwa panggilan Petrus adalah penjala manusia. Sama dengan kita hari ini, Tuhan Yesus belum selesai dengan kita. Berapa kali kita berbuat tidak setia, tapi Dia tetap setia.
Kalau kita tidak berhenti, maka janji Tuhan tergenapi dalam hidup kita. Petrus memberitakan injil dan membangkitkan jemaat-jemaat baru. Sampai akhir hidupnya, Petrus tetap setia melakukan panggilannya.
Kesetiaan itu bicara tentang aksi.
Setia bukan status, tapi sikap hati.
3 cara untuk setia yaitu:
1.Percayalah.
2.Percayalah.
3.Percayalah.
Karena percaya adalah pondasi hidup kita. Putuskanlah untuk percaya setiap hari. Sewaktu kita percaya, kita punya pengharapan. Kita bisa melihat apa yang Tuhan sediakan dengan mata iman kita.
Untuk kita melangkah sampai pengharapan tergenapi dibutuhkan kasih.
Tuhan tahu apa yang sedang Dia kerjakan dalam hidup kita. Bagian kita adalah SETIA.
Persekutuan J4U via IG Live
Sabtu, 20 Juni 2020
Pembicara: Ririn Olivia
Tema: Setia Sampai Akhir
- Published in Catatan Khotbah
Mengembangkan Kesadaran akan Tuhan Melalui Doa dan Penyembahan yang Penuh Semangat
Manusia serba terbatas, maka ijinkan Tuhan yang tidak terbatas menolong kita.
Mungkin kita sering mendengar topik kotbah tentang pujian dan penyembahan, tapi sadarkah kita bahwa pujian dan penyembahan harusnya menjadi gaya hidup kita. Bagi kita, doa bukanlah kewajiban. mari kita pelajari dari Yohanes 15 : 1 – 8.
Hanya Yesuslah pokok anggur yang benar. Setiap kita yang percaya pada Tuhan Yesus, kita sudah ditebus oleh darah-Nya. Ketika kita dipanggil pulang nanti, alamat tujuan kita sudah jelas, yaitu masuk sorga. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan tapi karena iman kepada Yesus. Orang yang diselamatkan efeknya bukan sekedar masuk sorga, tapi ada kuasa untuk berjalan di muka bumi dalam kekudusan, ada kuasa ilahi yang memampukan kita untuk tidak melakukan dosa lagi.
Ayat 3, kita bersih karena Firman yang dikatakan pada kita. Suatu kebenaran adalah benar jika ukurannya dari Firman Tuhan. Jika kita melakukan Firman, pasti bersih hidupnya, hal ini tidak dapat disangkal.
Detik di mana kita menempel pada Tuhan Yesus, detik itulah kehidupan mengalir kepada kita. sebaliknya jika terlepas dari Yesus, kematian mulai terjadi.
Mari kita fokus di ayat 7
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Dalam ayat tersebut tercatat 2 hal penyebab doa dijawab. Pertama, jikalau kita tinggal dalam Yesus dan yang kedua, Firman-Nya di dalam kita, maka mintalah apa saja yang kita kehendaki.
Mengapa doa kita tidak dijawab? Cobalah periksa hati, apakah ada dosa. Biasakan sebelum berdoa, minta ampun atas dosa-dosa kepada Tuhan. Lalu yang kedua, bereskan hati, apakah masih ada ganjalan di hati.
Meski seseorang yang menyimpan dendam bertahun-tahun pasti bisa mengampuni karena ada Firman di dalam hidupnya. Biasanya sakit hati menahun itu disebabkan orang terdekat, mari segera bereskan karena nanti kita tidak bisa memperoleh yang baru dari Tuhan. Misalnya, kita pernah disakiti oleh mantan pasangan, segeralah bereskan hati kita. Bila tidak dibereskan, lalu jadian dengan yang baru, malah kita jadi penuh curiga dengan pasangan baru. Orang yang gemar berdoa, jiwanya sehat dan tenang.
Biasakan pada waktu menyembah, renungkan kata-katanya supaya hati kita terangkat juga. Hati kita juga digemburkan sehingga Firman dengan cepat masuk ke dalam hatinya. Hati yang gembur juga akan menyebabkan perubahan karakter dalam hidup kita.
Berikut adalah hal-hal yang membuat doa kita tidak dijawab:
1.Ada niat jahat Mazmur 66 : 18
Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.
Sakit hati tidak bisa sembuh dengan berjalannya waktu, tapi dengan pengampunan.
2.Bimbang hati Yakobus 1 : 6 – 7
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
Tuhan pasti menjawab doa orang percaya. Bisa iya, tidak atau tunggu.
3.Hawa nafsu Yakobus 4 : 3
Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Sewaktu kita bawa doa dalam hadirat Tuhan, maka yang bukan berasal dari Tuhan akan tersingkir.
4.Hubungan suami istri yang tidak harmonis 1 Petrus 3 : 7
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Segera bereskan hal-hal tersebut supaya doa kita dijawab, membuat kita bergairah dalam berdoa. Masakan kita berdoa sambil berbaring tidur di kasur, itu tidak sopan sama Tuhan (kalau sedang sakit parah, itu pengecualian). Waktu doa seharusnya dengan penuh semangat karena dalam doa kita mengijinkan Tuhan campur tangan dalam setiap hidup kita.
Manusia serba terbatas, maka ijinkan Tuhan yang tidak terbatas menolong kita.
Percayalah, seberat apapun masalah kita, ada mujizat dalam Tuhan. Tuhan sanggup mengubah sejarah hidup kita. Tuhan sanggup menjawab lebih dari apa yang kita doakan.
Apa yang kita lakukan dalam memuji dan menyembah Tuhan?
Mazmur 100 : 4,
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Dalam hal ini bukanlah masalah suara bagus atau tidak bagus. Bukan pula masalah karakter introvert atau perasa, karena karakter yang kita harus kejar adalah karakter Kristus.
Mazmur 5 : 4,
TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
Arti profetik dari saat teduh adalah kita mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Hal ini akan berdampak pada kehidupan sehari-hari, ketika mengambil keputusan selalu diawali dengan bertanya Tuhan dulu.
Lakukan dengan semangat. Kita akan berapi-api. Dalam Tuhan, kita akan mendapat Firman dan peneguhan. Kalau sudah saat teduh tapi merasa tidak dapat apa-apa, coba dicek bagaimana cara saat teduhnya, hindari saat teduh ala kadarnya. Saat teduh juga bukan berarti harus pakai lagu jaman dahulu, atau wajib menyanyikan satu lagu andalan tertentu. Hati-hati, jangan sampai kita ekstrim terhadap satu hal, bisa sesat nantinya.
Belajarlah mendengarkan apa yang kita nyanyikan dan doakan. Rasakan. Saksikan dan catat jawaban-jawaban doa tersebut. Lihatlah kapan Tuhan akan menjawabnya. Maka hati-hati dengan perkataan kita. Berhentilah mengutuki diri sendiri, pikir dahulu sebelum bicara. Kalau sedang emosi, lebih baik diam dahulu. Mari menyembah Tuhan dan mulai memperkatakan Firman.
Yohanes 16 : 24
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
Mintalah. Tidak ada yang mustahil. Jangan hakimi permintaan kita. Kalau permintaannya tidak berkenan di hadapan Tuhan, maka Dia akan gantikan dengan yang lain yang dari Dia. Bagi Tuhan, mujiizat adalah mujizat. Sehingga sewaktu Dia menjawab kita, Tuhan tidak punya yang biasa, Dia hanya punya yang LUAR BIASA.
Dalam Ibrani 11:1 mengajarkan kita untuk melihat dengan mata iman. Seringkali kita berdoa tidak berani untuk sesuatu yang besar. Atau muncul keraguan, merasa tidak mungkin dijawab. LAWAN. Jangan biarkan. Pakailah iman.
Ketika kita berdoa dan gemar menyembah Tuhan, kita akan menjadi peka, lalu bertindaklah sesuai iman kita. Tanpa bertindak, kita tidak pernah sampai kepada jawaban doa. Kemudian, dampak dari berdoa dan meyembah selanjutnya adalah kita akan mengalami perubahan karakter.
Mulailah memiliki jam doa khusus. Karena doa adalah nafas, maka bisa kapan saja dan di mana saja. Tapi ada juga jam doa khusus. Seperti Daniel berdoa 3 x sehari. Doa khusus ini bukan perkara jamnya, tapi membangun hubungan dengan Tuhan.
Mari menyembah dengan semangat.
Persekutuan J4U via IG Live
Sabtu, 13 Juni 2020
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Mengembangkan Kesadaran akan Tuhan Melalui Doa dan Penyembahan yang Penuh Semangat
- Published in Catatan Khotbah
Jaminan Jawaban Doa
Berdoa bukanlah ritual yang kaku, tidak harus lipat tangan dan tutup mata. Ketika kita sudah terhubung dengan Tuhan, di saat itulah kita sedang berdoa.
Doa adalah nafas kehidupan orang percaya. Bernafas adalah indikator penting kehidupan seorang. Tanpa berdoa, maka kehidupan kita juga mati. Doa adalah ungkapan isi hati kita supaya kita dapat menjalin hubungan langsung dengan Allah.
DOA = Dialog antara Orang dan Allah. Yang namanya dialog adalah percakapan. Dialog dapat terjadi di antara 2 orang atau lebih. Ada hubungan yang terjadi dan saling mengerti apa yang dibicarakan.
Alasan berikutnya dari pentingnya berdoa, kita adalah ciptaan dan Allah adalah Sang Pencipta. Sudah sewajarnya sebagai ciptaan, kita bergantung pada Penciptanya supaya kita bisa mencapai kapasitas maksimal. Maka doa sangat penting.
Matius 7 : 7 – 8
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Ada 3 hal yang diajarkan Yesus tentang berdoa, yaitu meminta, mencari dan mengetuk. Kalau hari-hari ini kita sedang mendoakan suatu hal, ayo coba cek, jangan-jangan Tuhan sudah menyuruh kita untuk melakukan sesuatu. Jangan berhenti berdoa sebelum Tuhan berbicara.
Yohanes 16 : 24
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
Dari ayat di atas, kita belajar untuk meminta di dalam nama Tuhan Yesus supaya penuhlah sukacita kita. Mintalah dan teruslah meminta dengan sungguh-sungguh.
Kapan kita harus berdoa?
1.Markus 1 : 35
Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
Belajarlah untuk menomorsatukan Tuhan ketika kita bangun di pagi hari sebelum melakukan aktifitas lain.
2.Daniel 6 : 11
Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya , seperti yang biasa dilakukannya.
Daniel berdoa kepada Tuhan 3 kali sehari.
3.Efesus 6 : 18
dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Berdoalah setiap waktu.
Berdoa juga bukan ritual yang kaku, tidak harus lipat tangan dan tutup mata. Ketika kita sudah terhubung dengan Tuhan, di saat itulah kita sedang berdoa.
Ciri-ciri jawaban doa:
1.Yeremia 33 : 3
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.
Jawaban doa yang pertama adalah hal-hal yang besar dan kita tidak pahami.
2.Efesus 3 : 20
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
Tuhan akan menjawab lebih dari yang kita doakan.
3.Matius 10 : 9 – 11
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Sejahat-jahatnya orang tua, tidak akan memberi ular kepada anaknya yang meminta roti. Percayalah bahwa Tuhan memberi yang terbaik.
Jika kita belum menerima jawaban doa, coba cek apakah ada hal-hal seperti di bawah ini:
1.Yeremia 5 : 25
Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.
Ada dosa di dalam diri kita sehingga apa yang baik dari Tuhan malah kita tidak terima. Dosa akan membentuk selaput di mata rohani, membuat kita tidak bisa melihat jawaban. Segeralah bertobat.
2.Mazmur 66 : 18
Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.
Ada niat jahat di dalam hati.
3.Yakobus 4 : 3
Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Hanya untuk memuaskan hawa nafsu dan ego. Ego tidak dapat dipuaskan.
4.Yakobus 1 : 6 – 7
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
Ada keragu-raguan. Sebentar begini, sebentar begitu. Tanpa iman, kita tidak akan mendapat apa-apa.
5.Zakharia 7 : 12 – 13
Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN.
“Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam.
Ada kekerasan hati sehingga tidak bisa mendengar suara Tuhan.
Apa yang harus kita lakukan supaya doa kita dijawab:
1.Yohanes 4 : 13
Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.
Mintalah di dalam nama Tuhan Yesus.
2.Amsal 15 : 28 – 29
Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat. TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
Jadilah berkenan di hadapan Allah dengan hidup jujur dan lakukan kebenaran. Untuk melakukan kebenaran, selalu di dahului dengan mendengarkan Tuhan dan membaca Firman.
3.1 Yohanes 5 : 14 – 15
Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
Miliki kepercayaan sepenuhnya bahwa kita sudah menerima apa yang kita doakan.
4.Yohanes 15 : 7
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Tinggallah di dalam Tuhan dan Firman-Nya tinggal di dalam kita. Untuk tinggal di dalam Tuhan, pastikan kita sudah lahir baru atau menerima Yesus sebagai Tuhan Juruselamat pribadi. Langkah selanjutnya, jadikan Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita. Demikian pula sewaktu kita dimuridkan, kita akan diajar kebenaran dan untuk melakukan Firman.
Tuhan menjawab dengan tiga macam jawaban seperti berikut:
1.Ya
Artinya Tuhan berkenan memberikan apa yang kita minta.
2.Tidak
Tuhan tahu hal yang kita minta itu akan merugikan atau bahkan mencelakakan kita dan Dia punya yang lebih baik.
3.Tunggu
Tuhan mengijjinkan kita untuk mempersiapkan kapasitas dahulu supaya siap di kemudian hari, maka kita akan diproses. Jadi kita tidak perlu kecewa jika yang terjadi malah hal yang lain.
Sebagai contoh, sewaktu kita berdoa untuk pemulihan keluarga, jangan kaget bila sebaliknya banyak masalah terjadi di keluarga, itu adalah proses. Jangan cepat-cepat marah atau kecewa kepada Tuhan. Mintalah pengertian dari Tuhan. Proses itu justru diijinkan Tuhan dalam rangka memurnikan keluarga kita.
Lukas 18 : 1 – 8
Dalam kisah Hakim yang lalim dan seorang janda tersebut mengajarkan kita untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu. Apalagi Tuhan kita, pasti Dia akan menjawab doa kita pada kairos-Nya. Dia tidak pernah berlambat-lambat.
Pertanyaannya, ketika Tuhan menjawab, apakah iman kita masih menyala-nyala?
Jangan pernah berhenti berdoa ketika Tuhan seolah-olah tidak menjawab doa kita. dia sedang mempersiapkan kita untuk menerima sesuatu yang besar.
Persekutuan J4U via IG live
Sabtu, 06 Juni 2020
Pembicara: Dwi Aktivisionis
Tema: Jaminan Jawaban Doa
- Published in Catatan Khotbah
Hati yang Remuk-Pertobatan yang sejati
Dari kisah Ayub, muncul ungkapan “Tak kenal, maka jadinya curiga”
Hati yang Remuk, Pertobatan yang Sejati. Ini bukanlah dua topik yang berbeda, tetapi saling berhubungan. Pertobatan sejati tidak akan terjadi tanpa diawali dengan remuk hati. Sekedar menangis sedih belum tentu sudah bertobat. Tapi setiap kali sesuatu yang remuk terjadi dalam hati kita maka Tuhan akan mengganti dengan sesuatu yang baru dan kudus dan mulia. Tuhan dekat dengan orang-orang yang remuk hatinya. Kenapa yang diremukkan bukan anggota tubuh lain seperti tangan atau kaki?
Ada apa dengan hati manusia?
Efesus 1 : 18 AMP
And [I pray] that the eyes of your heart [the very center and core of your being] may be enlightened [flooded with light by the Holy Spirit], so that you will know and cherish the hope [the divine guarantee, the confident expectation] to which He has called you, the riches of His glorious inheritance in the saints (God’s people),
Hati manusia adalah pusat dari seluruh kehidupan manusia. Di hati ada banyak ruangan. Ada keinginan, mimpi, harapan, kebanggaan. Di dalam hati juga ada banyak harta terpendam, seringkali manusia tidak bisa melihat, tapi Tuhan tahu. Ketika Tuhan mau mengubah manusia, maka Dia mengubah hati manusianya dahulu. Mengubah tindakan saja tidak menjamin perubahan manusia secara permanen. Contohnya untuk mengubah perilaku masyakat di suatu daerah, tidak bisa hanya dengan membangun mall-mall, tapi orangnya.
Jika hati sudah berubah, maka seluruh perkataan, kesukaan dan perbuatan akan mengikuti.
Seringkali manusia tidak sadar bahwa hatinya terluka, banyak cacat, sedangkan dari luar baik-baik saja. Mari kita belajar dari kisah Tuhan meremukkan hati Ayub:
Ayub 1 : 8
Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. “
Di sini menjelaskan identitas Ayub yang sesungguhnya. Ayub tercatat sebagai orang yang terbukti saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ini adalah kesaksian Tuhan atas Ayub. Dia sangat dikasihi dan dibanggakan oleh Tuhan.
Ayub 9 : 17
Dialah yang meremukkan aku dalam angin ribut, yang memperbanyak lukaku dengan tidak semena-mena
Tercatat bagaimana cara Ayub memandang hidupnya setelah diremukkan hatinya. Ingatlah bahwa Tuhan tahu dengan jelas bahwa apa yang Tuhan sedang kerjakan selalu membawa kebaikan.
Setelah dikunjungi teman-temannya, mulai tampaklah “borok-borok” di dalam hati Ayub, yaitu sebagai berikut:
1. Ayub 12 : 3
Akupun mempunyai pengertian, sama seperti kamu, aku tidak kalah dengan kamu; siapa tidak tahu hal-hal serupa itu?
Ayub sadar punya pengertian dan pengetahuan tapi itu menjadi kesombongan. Ingatlah bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Tanpa takut akan Tuhan, maka pengetahuan manusia akan membuatnya menjadi sombong.
2. Ayub 16 : 7
Tetapi sekarang, Ia telah membuat aku lelah dan mencerai-beraikan segenap rumah tanggaku,
Ayub 1 : 4
Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: “Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati.” Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.
Seolah-olah ini baik, tapi sebenarnya yang harus bertobat adalah anak-anaknya. Ayub tidak mendidik anaknya untuk mengenal Tuhan, malah hanya berfokus pada dirinya.
3. Ayub 27:2
“Demi Allah yang hidup, yang tidak memberi keadilan kepadaku, dan demi Yang Mahakuasa, yang memedihkan hatiku,
Ayub mencari kesalahan Tuhan. Di ayat 6, Ayub memegang kebenaran dirinya sendiri, bukan kebenaran Tuhan. Dia merasa punya benar sendiri.
4. Ayub 29 : 7-11 Seiring berjalannya waktu, Ayub menjadikan kekayaannya sebagai tameng perlindungan. Orang-orang mencari perkataan hikmat dari hidupnya, dia dihormati. Justru hal ini menjadikan Ayub bangga pada dirinya sendiri.
5. Ayub 29 : 12 – 16 Perbuatan baik tidak bisa menyelamatkan hidup kita. Perbuatan baik dilakukan sebagai rasa syukur karena kita telah diselamatkan.
6. Ayub 29 : 25
Aku menentukan jalan mereka dan duduk sebagai pemimpin; aku bersemayam seperti raja di tengah-tengah rakyat, seperti seorang yang menghibur mereka yang berkabung. “
Kalau kita merasa dipakai Tuhan, lalu kita berkata bahwa kitalah raja. Ini adalah bentuk kesombongan. Tuhan lah yang harus menjadi raja dalam hati kita. Tidak bisa ada 2 raja dalam hati kita.
7. Ayub 34 : 8
yang mencari persekutuan dengan orang-orang yang melakukan kejahatan dan bergaul dengan orang-orang fasik?
Ayat tersebut mencatat bagaimana pergaulan Ayub. Ayub 42 : 7, membuktikan ke tiga temannya adalah orang fasik. Lihat di Ayub 4 : 18, perkataan Elifas di sini melenceng dari kenyataan, dibilang bahwa Tuhan tidak percaya kepada hamba-hamba-Nya, ini salah besar, kenyataannya Allah percaya kepada kita sehingga mempercayakan berkat dan pelayanan kepada kita. Maka hati-hati dengan pergaulan kita. hati-hati dengan half truth, alias kebenaran yang setengah-setengah, kadang benar, kadang salah. Bergaullah dengan orang yang benar, perhatikan apa yang kita lihat dan dengar. Kalau fokus kita bukan Yesus, maka hati kita menjauh dari kebenaran.
Kesimpulannya, ada apa dengan hati Ayub?
Ayub 19 : 9,
Ia telah menanggalkan kemuliaanku dan merampas mahkota di kepalaku.
Mahkota bicara tentang kehormatan, kebanggan. Mahkota ini bukan dari Tuhan, tapi dibuat sendiri. Hal ini tidak berkenan di mata Tuhan.
Seluruh borok yang ada di hati Ayub bicara tentang kesombongan. Kalau hal ini tidak diremukkan oleh Tuhan, maka Tuhan akan kehilangan Ayub, kekasih hatinya.
Demikian kita hari ini diremukkan oleh Tuhan, sebagai bukti bahwa Dia sangat mengasihi kita. Tuhan tidak mau kehilangan kita. Bagaimana dengan kita?
Dampak dari melenceng dari Tuhan adalah kekosongan dan kehampaan dari Tuhan. Kita akan mati jika di luar hadirat Tuhan.
Tuhan tidak mati di kayu salib supaya kita hidup melayani Tuhan, tapi supaya kita hidup bersama-sama dengan Dia.
Cara untuk mengalami dan melewati peremukkan Tuhan:
1. Ayub 42 : 5-6
5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.
Duduk diam dan mendengarkan Tuhan, supaya pertobatan sejati muncul. Mata rohani tidak bisa melihat Tuhan, karena berfokus pada diri sendiri. Dari kisah Ayub, muncul ungkapan “Tak kenal maka jadinya curiga”. Mari mengenal Tuhan.
2. Rendahkan hati di hadapan Tuhan. Tanpa kerendahan hati, tidak ada pengenalan akan Tuhan. Tanpa pengenalan akan Tuhan, tidak akan ada pertobatan yang sejati. Mari jangan setengah-setengah bertobat.
3. Ayub 35 : 13
Sungguh, teriakan yang kosong tidak didengar Allah dan tidak dihiraukan oleh Yang Mahakuasa.
Datang kepada Tuhan bukan dengan keluh kesah. Mari belajar percaya untuk setiap prosesnya Tuhan, pasti membawa kebaikan buat kita. Kalau hari ini kita mengalami proses, itu tandanya Tuhan mengasihi kita
4. Minta Tuhan untuk menyelidiki hati kita.
Belajar untuk rela hati mau dimurnikan sama Tuhan.
Tujuan pertobatan sejati:
1. Membongkar borok-borok dalam hati. Pertobatan sejati juga akan memunculkan gambar diri yang terbaik dari diri kita.
2. Ayub 42 : 10 melipatgandakan kapasitas kita untuk menerima yang lebih mulia dan kudus.
3. Menghasilkan pengampunan.
Pengampunan akan menyembuhkan hati.
Mari kenali maksud-maksud Tuhan dalam hidup kita.
Memang proses itu tidak mudah dan menyakitkan, tapi ada kemuliaan yang Tuhan sediakan di depan.
Bertahanlah.
Persekutuan J4U via IG Live
Sabtu, 30 Mei 2020
Pembicara: Epafras Aritonang
Tema: Hati yang Remuk, Pertobatan yang Sejati
- Published in Catatan Khotbah
Damai Sejahtera Asli VS Damai Sejahtera Palsu
Kebetulan kondisi begini begitu, kapan lagi. Mumpung ada kesempatan, mumpung ada yang menyatakan cinta, dll. Jika keputusan kita dilakukan tanpa bertanya Tuhan, itu bukan kebenaran.
Hari-hari ini, banyak orang tidak bisa membedakan mana damai sejahtera yang asli dan yang palsu. Mari kita perhatikan dalam kitab Yakobus 1 : 2-8.
Damai sejahtera tidak sama dengan perasaan.
Damai sejahtera adalah suatu kekuatan manusia rohani yang dibangun hari demi hari di atas dasar Yesus.
Ujian terhadap iman kita ada banyak, tapi tergantung dari respon hati kita menghadapinya. Apakah tantangan itu membuat kita turun atau menjadikan iman kita kuat. Tuhan mengijinkan segala sesuatu terjadi untuk mendatangkan kebaikan buat hidup kita.
Yakobus 1 : 4
“Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”
Ketika ada damai sejahtera dalam hidup, pikiran dan hati kita maka kita berada dalam kondisi utuh, sempurna dan tak kekurangan sesuatu apapun. Mungkin secara materi kita kurang, tapi dalam hati, kita tidak kekurangan sesuatu apapun. Ketekunan dalam bahasa Inggrisnya dipakai kata endurance (spiritual maturity and inner peace). Damai sejahtera bukan berasal dari luar, tapi bagaimana kekuatan rohani kita. ini bukan sesuatu yang instan. Kita harus bayar harga membangun hidup kita dalam Firman Tuhan.
Damai Sejahtera berasal dari bahasa Ibrani yaitu Shalom (berarti sejahtera, kondisi tenang, selamat, utuh, komplit).
Berikut adalah beberapa sumber damai sejahtera asli:
- Damai sejahtera berasal dari Yesus.
Yohanes 14 : 27
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Sumber damai sejahtera yang sejati berasal dari Yesus. Dunia tidak bisa memberikannya. Dunia memanipulasi bahwa damai itu kalau ada harta, relasi, atau dengan pikiran positif.
- Damai sejahtera berasal dari kebenaran yang ada pada hidup kita.
Yesaya 32 : 17
“Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.”
Akibat kebenaran adalah ketenangan. Tidak ada kebenaran, tidak ada damai sejahtera. Hati kita tidak damai ketika melakukan dosa. Roh Kudus sebenarnya sudah kasih peringatan dan tanda sebelum berbuat dosa, jangan abaikan hal ini.
Kebenaran bukan kebetulan.
Kebetulan kondisi begini begitu, kapan lagi. Mumpung ada kesempatan, mumpung ada yang menyatakan cinta, dll. Jika keputusan kita dilakukan tanpa bertanya Tuhan, itu bukan kebenaran. Kebenaran yang sejati adalah Yesus itu sendiri.
Yohanes 14 : 6
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Apa kata Tuhan buat hidup kita. Bukan kehendak kita yang terjadi, tapi kehendak Tuhan. Bukan kata orang, doktrin, nasihat bijak.
Ada orang-orang yang menganggap dirinya benar, padahal kita itu dibenarkan, dikuduskan dan dimampukan, perhatikan Amsal 14 : 12, 16 : 25. Sudahkah kita berdoa ketika mau pindah kerja? Apakah damai sejahtera karena gajinya besar di tempat baru? Sudahkah kita berdoa tentang pasangan hidup sebelum jadian? Apakah karena kita sudah cinta mati / buru-buru?
Damai sejahtera palsu ini munculnya di jiwa.
Seperti kabut yang melingkupi, sehingga kita tidak bisa melihat dan mendengar suara Tuhan. Sumbernya adalah kesombongan. Ciri-cirinyanya adalah ketika diminta untuk menguji, dia menolak karena merasa sudah benar, padahal keputusannya serampangan dan akan menjerat hidupnya ke depan.
Kebenaran siapa yang kita miliki? Kebenaran Tuhan atau dari diri kita?
Sama seperti Daud, meminta Tuhan menguji dan menyelidiki, supaya hidup kita lurus. Ketika kebenaran menegur kita, rendahkanlah hati kita.
- Damai sejahtera berasal dari pengenalan akan Allah.
2 Petrus 1 : 2
“Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.“
Tuhan sangat tahu hidup kita. untuk mengenal Dia, butuh kekekalan. Kita butuh sungguh-sungguh mencari Dia. Inilah hak istimewa buat kita anak-anak-Nya. Penting sekali mengenal Tuhan secara pribadi, bukan kata seorang hamba Tuhan, atau kakak rohani. Segala sesuatu yang kita percayai akan diuji. Semakin kuat kita dalam melakukan Firman, maka semakin kita akan mengalami Tuhan, serta pengenalan akan Tuhan semakin bertambah.
Pengenalan tidak sama dengan banyaknya aktifitas pelayanan. Pelayanan adalah dampak dari pengenalan kita akan Tuhan.
Daniel 11 : 32b, “tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.”
Orang yang mengenal Allah tidak mungkin diam, mereka tidak mungkin menahan bibir mulutnya untuk menceritakan tentang Tuhan dalam hidup kita. Pelayanan sebenarnya adalah apa yang Tuhan suruh dalam hidup kita.
Pengenalan bisa muncul karena kedekatan, intensitas pertemuan, konsisten, di mana kita mencurahkan hati kita. kita terbuka untuk mengenal dan dikenal.
Markus 4 : 33-34
“33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan Firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.”
Kepada murid-murid-Nya Tuhan menjelaskan secara khusus, rinci dan detail. Kepada orang lain Yesus mengajar dengan perumpamaan. Ini terjadi perbedaan karena orang kebanyakan hanya ingin tahu, sedangkan murid meresponi panggilan Tuhan. Ketika kita hari ini meresponi Firman, ada pewahyuan yang lebih lagi. Bacalah Firman dengan haus dan lapar, mintalah Tuhan menjelaskan dan memberi pengertian. Putuskan jadi murid, bukan pengikut.
Pengertian akan Firman menjadi dasar untuk suatu kebenaran tertanam kuat dalam hidup kita.
Hari ini, putuskanlah berbalik kepada Tuhan, karena hanya Tuhanlah sumber damai sejahtera.
Hari ini, putuskanlah untuk mendengar suara Tuhan, bukan ego kita. Lepaskanlah kesombongan kita. Biarlah keputusan Tuhan menjadi keputusan kita.
Yesaya 26 : 3
“Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.”
Yesaya 54: 10
“Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.”
Dari sisi Tuhan, Dia mau mengikat perjanjian damai buat kita semua.
Pastikan apa yang menjadi keputusan Tuhan menjadi keputusan kita.
Persekutuan J4U via IG Live
Sabtu, 16 Mei 2020
Pembicara: Merlin Titahena
Tema: Damai Sejahtera Asli vs Damai Sejahtera Palsu
- Published in Catatan Khotbah
2020 – Tahun Penggenapan
Ketika kita sungguh-sungguh, perilaku kita akan disalahmengerti oleh orang yang kurang sungguh-sungguh.
Kejadian 2:7
“Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup.”
Kitab Kejadian 1 dan 2 bicara tentang penciptaan dari yang tidak ada menjadi ada. Tapi iblis selalu meniru apa yang dari Tuhan. Contohnya dalam Tuhan ada nubuatan. Nubuatan adalah perkataan-perkataan yang Tuhan taruhkan kepada seseorang untuk dirinya, orang lain, atau kelompok mengenai masa depannya, apa yang akan terjadi. Iblis menirunya dengan adanya ramalan dan horoskop. Dalam Firman ada kuasa kesembuhan, iblis menirunya dengan adanya praktek perdukunan.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Yang membuat mustahil adalah diri manusia sendiri. Banyak manusia lebih percaya pada hal klenik, sihir daripada Tuhan. Seringkali manusia lebih suka dipaksa oleh keadaan, daripada harus beriman. Di tahun ini, kalau kita mau maju, syaratnya adalah bersandar dan percaya pada Tuhan.
Tahun 2020 adalah tahun penggenapan.
Hal ini disimbolkan denganmulut, Firman. Artinya pewahyuan yang pernah kita dapat di tahun lalu, maka tahun ini wajib diperkatakan sampai terjadi. Belajarlah mendapat janji Firman. Di awal, kita mendapati janjiketika membaca Firman, diingatkan dalam hati atau dapat ayat, lalu ketika dibuka Tuhan akan menjelaskan. Mendengar suara Tuhan itu gampang. Jika Tuhan sudah berjanji, pantang untuk diingkari oleh Tuhan.
Matius 5:18
“Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”
Satu iota pun tidak ada yang gagal, pasti tergenapi. Iota adalah tanda baca dalam bahasa ibrani. Meski kecil hanya sebuah titik, tapi tidak boleh dihilangkan dalam penulisan. Tidak ada Firman yang tidak digenapi oleh-Nya.
Jangan pernah menyepelekan sebuah pesan sekecil apapun. Sewaktu meeting di Singapura, Ka Yorga mendapat sepatu dan pesan di dalamnya. Bahwa 3000 murid terlalu sedikit, tapi ada 10.000 murid yang akan dibangkitkan. Ini bukanlah pekerjaan para pemimpin saja, tapi semua kita yang mau meresponi ini. Harganya sangat mahal. Mulai dari bulatkan tekad dalam diri untuk maju. Pikirkan ribuan jiwa yang akan bangkit melalui hidup kita.
Tuhan terlalu rindu untuk menggenapi Firman-Nya dalam hidup kita. Hanya orang yang berpikiran sempit yang menganggap Tuhan pelit atau tidak mendengar doa kita. Firman-Nya berkata, bukan telinga Tuhan yang tidak mendengar, bukan tangan Tuhan yang kurang panjang, tapi karena dosa. Adakah allah lain dalam hidup kita? Menyembah berhala bukan hanya bicara patung, tapi melalui kebiasaan/hobi yang dilakukan sampai lupa saat teduh, main game sampai lupa baca Firman. Hal-hal tersebut malah menjadi berhala baru.
Percaya saja.
Percaya bukan sekedar berdoa. Doa boleh berulang-ulang, tapi kalau tanpa hati yang percaya, hanyalah menjadi mantra. Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup akan mulus seperti jalan tol atau danau yang tenang. Ingat kembali cerita angin ribut diredakan dalam Matius 14:24. Ketika Yesus menyebrangi danau di tengah angin sakal, murid-muridnya terkejut. Yesus berkata,”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”. Teladan Yesus dalam kisah tersebut mengajarkan kita untuk tetap tenang dalam “badai”.
Demikian pula dalam kehidupan rohani kita. Ketika kita sungguh-sungguh, perilaku kita akan disalahmengerti oleh orang yang kurang sungguh-sungguh. Berikutnya, ketika kita komitmen mengerjakan visi, maka kita akan disalahmengerti oleh orang yang sekedar sungguh-sungguh. Selanjutnya ketika akan masuk dalam pelayanan jawatan yang lebih spesifik, maka kita akan disalahmengerti malah justru oleh orang-orang yang sudah lebih dahulu memiliki jawatan/lebih senior.
Bertahanlah.
Jika kita disalah mengerti, maka lakukan hal-hal berikut:
1.Cek diri kita dulu, harus rendah hati. Membedakan benar dan salah itu gampang, tapi kalau keduanya benar, mana yang benar? Yang paling benar adalah orang yang rendah hati. Jangan sok tahu atau merasa paling benar. Teruslah belajar.
2.Prioritaskan kasih daripada amarah kita. Selidiki dulu ada apa yang sebenarnya terjadi. Kita tidak akan menangkap pesan Tuhan jika emosi. Redakan dulu emosi baru berdoa. Banyak orang yang emosi akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa. Ini bukan berarti kita tidak boleh marah. Bukti kerohanian seseorang ditunjukkan ketika orang tersebut mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi berbagai situasi. Biarlah hati kita terbakar api Roh Kudus bukan api amarah.
Jangan gampang-gampang undur. Proses sering terjadi dari orang terdekat kita. Bahkan pembimbing kita.
Tuhan bisa bicara kapan saja, maka milikilah buku catatan. Jika dapat pesan, segera catat di buku atau rekam audio atau video. Kita tidak tahu kapan akan terjadi dan kita perlukan di masa depan.
Mental dapat dilatih asal kita mau memaksa diri. Seringkali hal kecil yang kita lakukan akan menjadi besar. Demikian dalam setiap pertumbuhan terjadi tahap-tahap. Mari perhatikan proses pertumbuhan seekor rajawali:
Bayi:
Sangat bergantung dengan induknya. Yang bayi tahu hanya makan dan makan, bukan pilih-pilih atau menganalisa apa yang diberikan induknya. Semua makanan disuplai oleh induknya. Ini seperti orang yang baru saja bertobat.
Remaja:
Mulai mirip dengan rajawali dewasa, bulu makin lebat, banyak bicara, tapi muncul zona nyaman. Demikian dengan orang yang bertumbuh. Harus diwaspadai bahwa zona nyaman menyebabkan orang merasa cukup, tidak mau berubah lagi, padahal itu baru setengah matang.
Dewasa:
Untuk menjadi dewasa, maka induk rajawali harus menggoyangbangkitkan sarangnya, lalu anaknya dilempar ke bawah supaya belajar terbang mengepakkan sayap. Seekor rajawali secara alami diciptakan untuk bisa terbang, tapi kalau ada yang tidak bisa terbang berarti cacat. Waktu yang diperlukan hingga rajawali bisa terbang tergantung dari responnya. Makin lambat responnya, maka makin lama bisa terbang. Dari kisah ini kita belajar bahwa seekor anak rajawali bisa terbang karena “dipaksa”.
Dengan memberi pilihan kepada anaknya, yaitu antara belajar terbang atau diam di sarang, maka induk rajawali sedang menjadi kejam. Anaknya tidak akan bisa terbang selamanya.
Demikian dengan pemuridan, mana bisa kita tercampur belas kasihan palsu dengan pewahyuan Allah. Seolah-olah kasihan kepada murid tersebut. Kita sedang menjadi kejam. Buang jauh-jauh belas kasihan palsu. Biarkan murid kita masuk dalam proses kedewasaan.
Tahun 2020 adalah tahun penggenapan atas janji Tuhan.
Tuhan akan menyatakan lagi janji-janji yang baru. Perhatikan ritmenya Tuhan. Kalau kita mau mengalami janji Tuhan, maka kita harus berani melepaskan apapun yang menjadi milik kita, misalnya kebiasaan lama.
Ubah kebiasaan kita. Efesus 3:3 mencatat bahwa semua kita yang di dalam Tuhan akan menerima pewahyuan dari Tuhan.
Bagaimana teknis dalam kehidupan sehari-hari?
Perkatakan janji Tuhan tiap hari. Perkatakan dalam doa. Perkatakan pada saat down. Maka sehari bisa lebih dari satu kali. Nanti kita akan mendapat peneguhan di hati mengenai janji Tuhan tersebut. Semua tuduhan iblis nantinya akan berhenti dengan sendirinya. Doakan tempat kerja kita tiap hari. Promosi datangnya dari Tuhan. Tapi persiapkan diri kita setiap hari.
Jangan batasi Tuhan. Janji Tuhan bisa berbicara apa saja, tentang pasangan hidup, pekerjaan, keluarga dan lain-lain.
Tahun ini akan menjadi pijakan untuk 10 tahun ke depan. Apa yang baik maka akan semakin besar.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 25 Januari 2020
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: 2020, Tahun Penggenapan
Venue: D’Best Hotel Sofia
- Published in Catatan Khotbah
Membuat Keputusan Bersama Tuhan
Dari dulu hingga sekarang, Tuhan tidak pernah mengecewakan kita, tapi kitalah yang sering kali mengecewakan Tuhan.
Hari ini sedang dicari murid Tuhan yang sungguh-sungguh. Mata Tuhan menjelajah di muka bumi, adakah yang sungguh-sungguh, adakah yang masih memiliki iman? Ikut Tuhan jangan setengah-setengah. Menyembah Tuhan juga tidak bisa setengah-setengah. Ketika kita berpikir bahwa nunggu lawatan baru menyembah dengan penuh ekspresif, INI SALAH.
Kita harus menyembah begitu rupa, sehingga Tuhan tergerak hatiNya untuk melawat kita, sampai Tuhan tidak tahan lagi mencurahkan isi hati kita. Murid harus punya respon berbeda. Ubahlah cara kita beribadah pada Tuhan. Karena tanpa hati, kita sekedar beraktifitas.
Amsal 19:21, “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.”
Yesaya 55:8, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.”
Ayat ini seringkali kita aminkan keras-keras di tempat ibadah, tapi apakah yang kita lakukan sehari-hari adalah rancangan Tuhan? Atau seringnya rencana kita sendiri? Anak Tuhan membuat keputusan yang salah karena tidak berjalan bersama Tuhan.
Untuk mengambil keputusan yang tepat, pertama berjalanlah bersama Tuhan. Pastikan 4 pilar setiap hari berhasil kita lakukan, yaitu berdoa, baca Firman, bersekutu dan bersaksi. Pastikan kita senantiasa dengar-dengaran akan Tuhan.
Yang kedua, keputusan-keputusan besar yang kita ambil kemudian dilatih dari keputusan-keputusan kecil yang Roh Kudus sedang ajarkan hari-hari ini. Misalnya dalam memilih pasangan hidup, pindah kerja, pindah kota, keputusan ini adalah latihan. Suatu saat nanti kita akan memutuskan perkara-perkara yang lebih besar.
Amsal 8:1-36
Perikop ini membahas tentang hikmat.
Ayat 2B, Hikmat berseru-seru di persimpangan jalan. Loh, bukankah Dia berbisik melalui doa? Ini karena untuk keputusan, manusia masih banyak yang mengandalkan otaknya dalam mengambil keputusan, maka hikmat BERSERU supaya kita tidak salah jalan.
Setiap keputusan kita memiliki resiko. Mengikut Yesus itu semudah ketika Yesus ke kiri, maka kita ke kiri. Ketika Yesus ke kanan, maka kita ke kanan. Tapi apakah ketika Yesus disalib, kita juga mau menyalibkan kedagingan kita? Ini berlaku setiap hari. Proses “salib” inilah akan menghasilkan hidup menjadi serupa seperti Kristus.
Minta ampun sama Tuhan hari ini. Berkali-kali kita mengecewakan Tuhan dengan tidak melakukan perkataan Tuhan tapi memilih keputusan sendiri. Puji Tuhan, Dia Allah yang mengasihi, memulihkan kita. Mari kita pasang telinga kita baik-baik.
Barangsiapa bertelinga hendaklah dia mendengar. Telinga di sini adalah telinga roh.
Ayat 4, “Hai para pria, kepadamulah aku berseru, kepada anak-anak manusia kutujukan suaraku.”
Ditujukan kepada pria-pria. Tidak ada pria kaleng-kaleng, setengah pria. Tuhan tidak pernah menciptakan bencong/banci. Berhenti dari perilaku sex menyimpang dan sex bebas. Berhenti dari perilaku binatang. STOP untuk membuat generasi fatherless. Kita yang saat ini masih pelajar, pesannya sama, STOP menghasilkan generasi fatherless.
Orang yang belum beres dengan masa lalunya, terutama dengan ayahnya, maka dia tidak akan mencapai potensi maksimal. Jika orang tersebut menikah maka pernikahannya juga tidak akan berhasil. Inilah dampak dari tidak mengampuni ayah kita. Hari ini, bereskan hubungan dengan ayah kita.
Ingatlah bahwa Bapa di sorga tidak seperti ayah di dunia. Bapa di sorga sangat hangat. Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, ketika anak bungsunya pulang justru ayahnya yang berlari menghampiri anak tersebut.
Kadang-kadang kita harus masuk ke tempat-tempat yang menyakitkan, tempat yang kita tidak sukai, tapi di situlah proses Tuhan terjadi. Di situlah kita menjadi dewasa.
Ayat 10, “Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan.”
kejarlah Tuhan maka kita mendapatkan harta yang lebih berharga dari emas pilihan Tapi bersiaplah menerima berkat tersebut. Kalau tidak punya hikmat, maka tidak bisa mendapatkan berkat tersebut.
Ayat 12, “Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.”
Bacalah buku. Lalu bertanyalah, apa visi kita. Belajarlah sesuai dengan panggilan kita. Misalnya, bagi yang memiliki visi di pendidikan, mulai baca buku yang berkaitan dengan pendidikan, bukan malah teka teki silang. Kita yang memiliki panggilan sebagai Tuhan, miliki sikap untuk bertekun dalam pengajaran Firman. Semakin banyak kita eskplorasi semakin banyak yang ditambahkan pada kita.
Ayat 13, ada 4 hal yang akan membatasi mengambil keputusan bersama Tuhan:
- Sombong. Ciri-cirinya berkata saya tahu segalanya.
- Congkak. Misalnya besar mulut.
Dalam 2 perkara inilah Tuhan mengambil tindakan keras sekali, yaitu dipatahkan.
- Tingkah laku jahat.
- Mulut yang penuh muslihat. Alias bohong. Orang seringkali tidak mau dilihat salah maka menutupinya dengan muslihat.
Akuilah lebih dahulu, minta maaflah lebih dahulu. Ini berlaku sekalipun bukan kita yang salah. Tapi sikap seperti inilah yang akan menghentikan perpecahan di rumah Tuhan.
Ayat 17, kunci mendapatkan hikmat adalah tekun. Mungkin kita banyak keterbatasan. Tuhan tidak perlu orang luar biasa, tapi yang tekun. Ingat kembali Musa, dia sebelumnya adalah orang yang tidak petah lidah dan minder, tapi siapa yang bisa menyangsikan ketekunan Musa dalam mencari Tuhan. Musa dipenuhi hikmat Tuhan, kita juga bisa.
Ayat 20 “Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan,
Ayat 21 supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka.”
Warisan setiap orang berbeda-beda. Tidak perlu iri terhadap orang lain. Orang yang masih suka iri, tidak bisa mensyukuri berkat Tuhan.
Akhir kata, Ingatkah kita, Yesus di malam sebelum disalibkan pernah berkata kalau boleh cawan ini berlalu, tapi biar kehendak Tuhan yang terjadi. Ini bukan excuse. Dalam kondisi yang begitu berbeban berat, sadar bahwa kematian-Nya sudah dekat, kalimat Yesus selanjutnya adalah “tapi biarlah kehendak-Mu yang jadi.”
Masihkah kita mau bersepakat dengan Tuhan? Tapi orangtua tidak setuju? Kalau memang itu dari Tuhan maka Tuhan akan mengubahkan hati orang tua kita.
Sepasti besok matahari bersinar, sepasti itu pula Tuhan memelihara kita.
Ada harga yang perlu dibayar, ada proses yang perlu dijalani.
Tuhan tidak akan memberikan berkat yang besar jika kita belum memiliki kapasitas.
Ikuti saja apa yang Roh Kudus dengan lembut bisikkan dalam hati, lakukan dengan tekun. Ketika itu terjadi, banyak-banyaklah mencari Tuhan dan baca Firman. Kita akan mengerti maksud Tuhan.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 23 Febuari 2019
Pembicara : Ade Nugroho
Tema : Mengambil Keputusan Bersama Tuhan
Venue : Rg. Dago, Lt. 1 Hotel Kalya
- Published in Catatan Khotbah
Dancing with God
Ada rencana manusia yang menghina Tuhan yaitu ketika manusia berencana dalam ketidakpercayaan.
Yohanes 21:1-12
Tema kita kali ini adalah dancing with God (menari bersama Tuhan). Ada orang bertanya apa yang akan kita lakukan ketika di sorga. Ada satu pengajaran berkata di sorga kita akan memuji Tuhan, betul tapi tidak hanya itu. Ada yang berkata pula bahwa di sorga kita berpesta pora, padahal di sorga kita tidak akan merasa lapar. Tapi yang pasti di sorga kita mengenal Tuhan. Dibutuhkan jutaan tahun cahaya untuk mengenal Tuhan, artinya dibutuhkan kekekalan. Kisah di Yohanes 21 ini terjadi setelah Yesus bangkit pada hari ke tiga. Bagi murid-murid Yesus, masa itu adalah status quo, tapi bagi Yesus JELAS karena sudah rencana Bapa.
Murid-murid Yesus adalah ahli menangkap ikan karena mereka dulunya nelayan dan di danau Tiberias tersebut terkenal banyak ikan. Tapi pada waktu itu mereka tidak mendapat ikan. Maka bertemulah mereka dengan Yesus, hanya saja mereka tidak mengenali-Nya karena dalam pikiran mereka, Yesus sudah meninggal dan dikubur. Dalam tradisi Yahudi, kuburan masih diberi celah sampai hari ke tiga, kalau-kalau orang tersebut bangkit. Lain dengan Yesus, kubur sengaja ditutup rapat sejak hari pertama karena ada pihak-pihak yang takut Dia akan bangkit pada hari ke tiga sesuai nubuatan nabi-nabi terdahulu, dan Dia telah membuktikan bahwa Dia bangkit.
Sewaktu murid-murid lain tidak mengenali, hanya Yohanes, yaitu murid yang dikasihi-Nya, mengenali Yesus pertama kali. Kenapa hanya Yohanes? Pertama karena hanya orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan akan mengenali Tuhan, tidak aneh bahwa Yohanes selalu mengamat-amati Yesus dalam tiga dimensi (roh, jiwa dan tubuh), bahkan bayangan-Nya pun dia kenal. Orang yang mengasihi Tuhan selalu berkata YA kepada setiap Firman yang datang dalam hidupnya. Beda dengan orang yang kurang mengasihi, biasa banyak nawar, berkata masa sih, masa begini, masa begitu.
Dancing with God (menari bersama Tuhan) maksudnya bersinergi dengan Tuhan. Ketika menari, perlu sehati dan seirama karena bila tidak akan menginjak rekan di depannya, kacau. Orang yang berdansa harus saling memahami, saling mengenal. Maka tidak aneh bila kita tidak mengenal Tuhan ya hidupnya selalu menyimpang dari jalan-jalan Tuhan. Kalau kita mengasihi Tuhan, sepelan apapun suara Tuhan maka kita bisa mengenalinya. Mengasihi Tuhan tidak bisa pura-pura.
Orang yang mengasihi Yesus ada harga yang harus dibayar. Ketika Yesus disalib, hanya Yohanes yang masih ada menyaksikan hingga kematian-Nya, sedang murid-murid lain telah melarikan diri. Yohanes tidak mengalami mati martir, namun menggenapi nubuatan Yesus bahwa dia akan menyaksikan akhir jaman, dia menulis kitab Wahyu.
Sekali lagi, orang yang mengasihi Tuhan selalu bersinergi dengan Tuhan. Maka dari itu berdoalah. Dengan berdoa, akan menyembuhkan hatimu, komunikasikan apa yang meledak-ledak dalam hati, bicara saja kepada Tuhan. Hal yang remeh pun Tuhan dengar apalagi hal yang penting buat hidup kita. Tuhan tidak pernah tertidur atau lalai. Tuhan hanya punya yang terbaik untuk menjawab doa kita dan ketika kita menerimanya, Tuhan tahu kita akan bersukacita. Sekalipun masa-masa ini pahit dan sulit, tunggulah itu akan berlalu. Percayalah pada Tuhan. Kita akan melalui jalan-jalan yang “menyakiti kaki” kita, tapi itu proses.
Kalau Yesus pernah memberi perumpamaan tentang Maria dan Marta, Yohanes adalah murid yang memiliki karakter Maria, selalu mendengarkan Yesus. Tapi banyak anak Tuhan datang pada-Nya dengan berencana. Seharusnya berikan pada Tuhan pensil dan penghapusnya. Ada lagi rencana yang menghina Tuhan yaitu ketika manusia berencana dalam ketidakpercayaan.
Lalu bagaimana sebenarnya yang dimaksud menari bersama Tuhan, mari perhatikan langkah-langkah berikut:
1. Mengucap syukur senantiasa
Bersyukurlah atas hal yang baik dan buruk, lakukan setiap saat. Mau ban bocor, sudah belajar dapat nilai D, sudah mati-matian persiapan ternyata tidak lulus tes CPNS, bersyukurlah bukan bersungut-sungut. Ada rencana Tuhan yang heran, ini yang kita belum tahu. Bersyukurlah dari hati bukan sekedar di mulut.
2. Melakukan yang terbaik (Tercepat, Tuntas, Terbaik)
Jangan sampai kita menyesal seperti orang yang punya satu talenta tapi ditimbun dalam tanah, seharusnya dieksplorasi dan dikembangkan. Apa yang kita pikirkan menjadi batas kita. Kalau kita angkat pikiran ke level nasional maka kita bisa mencapai level nasional. Lihat siapa tokoh yang kita tahu profesional dan berhasil di bidangnya, kejar cara hidupnya dan buku-bukunya, pelajari dan lakukan sesuai bidang kita. Masakan seorang banker membaca majalah gosip, tidak nyambung, harusnya majalah perbankan. Belajar dan berusahalah, sampai ketika malaikat sambil menangis karena melihat kita. Mana ada kerja pintar, yang ada itu berdoa dan bekerja sama kerasnya.
3.Melakukannya lagi dan lagi, evaluasi… lakukan lagi
Evaluasi diri bagian yang kita selalu gagal. Misal membaca Firman, standar di J4U adalah 8 pasal. Mulailah dengan membaca cepat, bukan dihapal. Lalu renungkan bagian yang mengena di hati. Ini karena alam bawah sadar kita lebih cepat menangkap kebenaran Firman. Artinya alam bawah sadar akan diformat sesuai Firman. Ketika mengalami sesuatu, alam bawah sadar kitalah yang mengingatkan kita akan Firman yang pernah kita baca.
4.Antusias (berdoa, Melakukan Firman Tuhan, Memuridkan/dimuridkan, Bekerja, Belajar)
Dengan antusias membangkitkan semangat kita. Belajarlah dan bekerjalah dengan antusias.
5.Minta yang terbaik dari Tuhan
Lalu berdoalah minta yang terbaik, jangan hakimi tidak mungkin mencapai sesuatu yang besar.
Yesuslah pembela kita, Yesuslah perlindungan kita, sekarang tegaklah kepala kita mengahadapi lawan-lawan kita.
Hari ini, jangan pernah mau kita menjadi murid-murid yang biasa, jadilah yang luar biasa karena Tuhan ada bersama kita. Tuhan mau menari bersama kita di muka bumi menyatakan kemuliaanNya, kuasaNya, kasihnya dalam hidup kita dan orang-orang disekitar kita.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 10 November 2018
Pembicara : Yorga Parnadi
Tema : Dancing with God
Venue : Rg. Cipaganti, Lt. 1 Hotel Kalya
- Published in Catatan Khotbah