2020 – Tahun Penggenapan
Ketika kita sungguh-sungguh, perilaku kita akan disalahmengerti oleh orang yang kurang sungguh-sungguh.
Kejadian 2:7
“Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup.”
Kitab Kejadian 1 dan 2 bicara tentang penciptaan dari yang tidak ada menjadi ada. Tapi iblis selalu meniru apa yang dari Tuhan. Contohnya dalam Tuhan ada nubuatan. Nubuatan adalah perkataan-perkataan yang Tuhan taruhkan kepada seseorang untuk dirinya, orang lain, atau kelompok mengenai masa depannya, apa yang akan terjadi. Iblis menirunya dengan adanya ramalan dan horoskop. Dalam Firman ada kuasa kesembuhan, iblis menirunya dengan adanya praktek perdukunan.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Yang membuat mustahil adalah diri manusia sendiri. Banyak manusia lebih percaya pada hal klenik, sihir daripada Tuhan. Seringkali manusia lebih suka dipaksa oleh keadaan, daripada harus beriman. Di tahun ini, kalau kita mau maju, syaratnya adalah bersandar dan percaya pada Tuhan.
Tahun 2020 adalah tahun penggenapan.
Hal ini disimbolkan denganmulut, Firman. Artinya pewahyuan yang pernah kita dapat di tahun lalu, maka tahun ini wajib diperkatakan sampai terjadi. Belajarlah mendapat janji Firman. Di awal, kita mendapati janjiketika membaca Firman, diingatkan dalam hati atau dapat ayat, lalu ketika dibuka Tuhan akan menjelaskan. Mendengar suara Tuhan itu gampang. Jika Tuhan sudah berjanji, pantang untuk diingkari oleh Tuhan.
Matius 5:18
“Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”
Satu iota pun tidak ada yang gagal, pasti tergenapi. Iota adalah tanda baca dalam bahasa ibrani. Meski kecil hanya sebuah titik, tapi tidak boleh dihilangkan dalam penulisan. Tidak ada Firman yang tidak digenapi oleh-Nya.
Jangan pernah menyepelekan sebuah pesan sekecil apapun. Sewaktu meeting di Singapura, Ka Yorga mendapat sepatu dan pesan di dalamnya. Bahwa 3000 murid terlalu sedikit, tapi ada 10.000 murid yang akan dibangkitkan. Ini bukanlah pekerjaan para pemimpin saja, tapi semua kita yang mau meresponi ini. Harganya sangat mahal. Mulai dari bulatkan tekad dalam diri untuk maju. Pikirkan ribuan jiwa yang akan bangkit melalui hidup kita.
Tuhan terlalu rindu untuk menggenapi Firman-Nya dalam hidup kita. Hanya orang yang berpikiran sempit yang menganggap Tuhan pelit atau tidak mendengar doa kita. Firman-Nya berkata, bukan telinga Tuhan yang tidak mendengar, bukan tangan Tuhan yang kurang panjang, tapi karena dosa. Adakah allah lain dalam hidup kita? Menyembah berhala bukan hanya bicara patung, tapi melalui kebiasaan/hobi yang dilakukan sampai lupa saat teduh, main game sampai lupa baca Firman. Hal-hal tersebut malah menjadi berhala baru.
Percaya saja.
Percaya bukan sekedar berdoa. Doa boleh berulang-ulang, tapi kalau tanpa hati yang percaya, hanyalah menjadi mantra. Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup akan mulus seperti jalan tol atau danau yang tenang. Ingat kembali cerita angin ribut diredakan dalam Matius 14:24. Ketika Yesus menyebrangi danau di tengah angin sakal, murid-muridnya terkejut. Yesus berkata,”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”. Teladan Yesus dalam kisah tersebut mengajarkan kita untuk tetap tenang dalam “badai”.
Demikian pula dalam kehidupan rohani kita. Ketika kita sungguh-sungguh, perilaku kita akan disalahmengerti oleh orang yang kurang sungguh-sungguh. Berikutnya, ketika kita komitmen mengerjakan visi, maka kita akan disalahmengerti oleh orang yang sekedar sungguh-sungguh. Selanjutnya ketika akan masuk dalam pelayanan jawatan yang lebih spesifik, maka kita akan disalahmengerti malah justru oleh orang-orang yang sudah lebih dahulu memiliki jawatan/lebih senior.
Bertahanlah.
Jika kita disalah mengerti, maka lakukan hal-hal berikut:
1.Cek diri kita dulu, harus rendah hati. Membedakan benar dan salah itu gampang, tapi kalau keduanya benar, mana yang benar? Yang paling benar adalah orang yang rendah hati. Jangan sok tahu atau merasa paling benar. Teruslah belajar.
2.Prioritaskan kasih daripada amarah kita. Selidiki dulu ada apa yang sebenarnya terjadi. Kita tidak akan menangkap pesan Tuhan jika emosi. Redakan dulu emosi baru berdoa. Banyak orang yang emosi akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa. Ini bukan berarti kita tidak boleh marah. Bukti kerohanian seseorang ditunjukkan ketika orang tersebut mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi berbagai situasi. Biarlah hati kita terbakar api Roh Kudus bukan api amarah.
Jangan gampang-gampang undur. Proses sering terjadi dari orang terdekat kita. Bahkan pembimbing kita.
Tuhan bisa bicara kapan saja, maka milikilah buku catatan. Jika dapat pesan, segera catat di buku atau rekam audio atau video. Kita tidak tahu kapan akan terjadi dan kita perlukan di masa depan.
Mental dapat dilatih asal kita mau memaksa diri. Seringkali hal kecil yang kita lakukan akan menjadi besar. Demikian dalam setiap pertumbuhan terjadi tahap-tahap. Mari perhatikan proses pertumbuhan seekor rajawali:
Bayi:
Sangat bergantung dengan induknya. Yang bayi tahu hanya makan dan makan, bukan pilih-pilih atau menganalisa apa yang diberikan induknya. Semua makanan disuplai oleh induknya. Ini seperti orang yang baru saja bertobat.
Remaja:
Mulai mirip dengan rajawali dewasa, bulu makin lebat, banyak bicara, tapi muncul zona nyaman. Demikian dengan orang yang bertumbuh. Harus diwaspadai bahwa zona nyaman menyebabkan orang merasa cukup, tidak mau berubah lagi, padahal itu baru setengah matang.
Dewasa:
Untuk menjadi dewasa, maka induk rajawali harus menggoyangbangkitkan sarangnya, lalu anaknya dilempar ke bawah supaya belajar terbang mengepakkan sayap. Seekor rajawali secara alami diciptakan untuk bisa terbang, tapi kalau ada yang tidak bisa terbang berarti cacat. Waktu yang diperlukan hingga rajawali bisa terbang tergantung dari responnya. Makin lambat responnya, maka makin lama bisa terbang. Dari kisah ini kita belajar bahwa seekor anak rajawali bisa terbang karena “dipaksa”.
Dengan memberi pilihan kepada anaknya, yaitu antara belajar terbang atau diam di sarang, maka induk rajawali sedang menjadi kejam. Anaknya tidak akan bisa terbang selamanya.
Demikian dengan pemuridan, mana bisa kita tercampur belas kasihan palsu dengan pewahyuan Allah. Seolah-olah kasihan kepada murid tersebut. Kita sedang menjadi kejam. Buang jauh-jauh belas kasihan palsu. Biarkan murid kita masuk dalam proses kedewasaan.
Tahun 2020 adalah tahun penggenapan atas janji Tuhan.
Tuhan akan menyatakan lagi janji-janji yang baru. Perhatikan ritmenya Tuhan. Kalau kita mau mengalami janji Tuhan, maka kita harus berani melepaskan apapun yang menjadi milik kita, misalnya kebiasaan lama.
Ubah kebiasaan kita. Efesus 3:3 mencatat bahwa semua kita yang di dalam Tuhan akan menerima pewahyuan dari Tuhan.
Bagaimana teknis dalam kehidupan sehari-hari?
Perkatakan janji Tuhan tiap hari. Perkatakan dalam doa. Perkatakan pada saat down. Maka sehari bisa lebih dari satu kali. Nanti kita akan mendapat peneguhan di hati mengenai janji Tuhan tersebut. Semua tuduhan iblis nantinya akan berhenti dengan sendirinya. Doakan tempat kerja kita tiap hari. Promosi datangnya dari Tuhan. Tapi persiapkan diri kita setiap hari.
Jangan batasi Tuhan. Janji Tuhan bisa berbicara apa saja, tentang pasangan hidup, pekerjaan, keluarga dan lain-lain.
Tahun ini akan menjadi pijakan untuk 10 tahun ke depan. Apa yang baik maka akan semakin besar.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 25 Januari 2020
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: 2020, Tahun Penggenapan
Venue: D’Best Hotel Sofia
- Published in Catatan Khotbah