Bersyukur dan Bertumbuh Dalam Kualitas Rasul
Sampailah pada kualitas seorang rasul karena seorang murid memiliki perlengkapan sebagai rasul bahkan seperti kualitas Yesus.
Bersyukur berbeda dengan terimakasih. Mari kita buka di Mazmur 136:1-26. Jika dibaca pelan-pelan, ayat demi ayat pada kitab Mazmur tersebut merupakan perlambang-perlambang dari segala permasalahan hidup kita. Tuhan mengingatkan untuk kita bersyukur dalam segala keadaan. Bersyukur bisa digunakan untuk hal umum. Lalu bagaimana dengan berterimakasih? Lihat Mazmur 100:1-5. Kemudian Lukas 17:11-19 mencatat tentang orang kusta yang disembuhkan Yesus. Kembali ke Mazmur 100:1, dalam versi The Message dicatat “enter the gate with password THANK YOU”. Thank you atau terimakasih, menandakan suatu hubungan. Ketika kita menyatakan terimakasih kepada orang lain, kita sedang membangun hubungan lebih baik lagi. Mulai ucapkan terimakasih kepada orang tua, saudara, teman, dll. Jangan harap orang lain yang mengucapkan, justru kita duluan.
Bicara tentang hubungan, ini adalah inisiatif awal dari Tuhan. Dimulai di Kejadian 1:26. Kejadian 2:18 mencatat bahwa Tuhan yang melihat bahwa tidak baik bahwa manusia seorang diri saja. Lalu Tuhan menciptakan Hawa. Jadi hubungan Adam dan Hawa terjadi atas inisiatif Tuhan, bahkan tidak tercatat bahwa Adam menginginkan atau minta pasangan. Nah, ketika kita mencoba mengambil pasangan sendiri, kita sedang melanggar inisiatif Tuhan.
Sama dengan kita menjadi murid. Karena inisiatif Tuhanlah, Yesus turun ke dunia menebus dosa manusia, supaya manusia boleh bertemu dengan Allah yang kudus. Manusia pertama diciptakan di taman Eden. Eden artinya spot of presence (titik hadirat Tuhan). Pada mulanya, Tuhan sengaja menciptakan manusia untuk hidup di dalam hadirat Tuhan. Janji Tuhan bahwa manusia menaklukan dunia, diperkatakan di taman Eden. Maka dari itulah mengapa Henokh dicatat hidup bergaul dengan Allah, dia diangkat oleh Allah. Bumi sudah tidak layak lagi buat Henokh.
Kemudian bukalah Matius 28:19-20, suatu amanat agung yang diawali dengan kalimat “pergilah, jadikanlah SEMUA BANGSA MURIDKU…” Lalu di Matius 4:18, ketika Yesus melihat Simon dan Andreas, Yesus memanggil mereka. Di ayat 21, Yesus memanggil Yakobus dan Yohanes. Di Lukas 5, lebih dijelaskan lagi bahwa Yesus hanya memilih perahu Simon, padahal ada banyak perahu lain karena sedang waktu menjaring ikan. Bukan kita yang memilih Tuhan, tapi Tuhan yang memilih kita. Bukan karena pembimbing kita yang hebat. Pengenalan akan Tuhan bukan berasal dari manusia.
Tapi lihat di Matius 10 tercatat bahwa Yesus memanggil ke 12 RASUL. Iya betul rasul, anda tidak salah baca. Orang-orang yang sama dengan yang Yesus panggil, ketika mereka meresponi, Yesus sudah melihat kualitas mereka sebagai rasul. Nah, bagaimana dengan kita? Masihkah menolak kenyataan ini? Perbaiki diri kita, sampailah pada kualitas seorang rasul karena seorang murid memiliki perlengkapan sebagai rasul bahkan seperti kualitas Yesus.
Jadi, kita dimuridkan atas dasar inisiatif Tuhan. Selanjutnya bagian kitalah untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Pilihan demi pilihan harus kita ambil. Tapi pilihlah Tuhan. Wahyu 3:20 mencatat Yesus berdiri di muka pintu dan mengetok, barangsiapa yang membukakan pintu maka Yesus akan masuk dan makan bersama-sama dengan yang membukakan pintu. Seorang pembicara pernah bercerita, jika ada orang kita sambut masuk ke rumah lalu duduk makan bersama, sebentar lagi ada pertanyaan-pertanyaan yang mendalam bicara tentang hidup dan kebutuhan kita. Lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita membuka pintu untuk Tuhan masuk dalam hidup kita? Duduklah bersamaNya, bicarakan apa yang menjadi kerinduan kita.
Naiklah ke kualitas rasul. Orang sekitar bilang begini begitu, ingatlah kita adalah rasul. Visi bukanlah visi jika itu membawamu jauh dari Tuhan. Tuhan bahkan mengubah bisa mengubah sistem dunia demi anaknya menggenapi visi. Lah, masa kita kuatir cuma karena belum punya pasangan hidup? Kok rendah sekali? Yang memanggil kita itu Tuhan. Ketika Tuhan berjanji sesuatu, maka DIA akan bertanggungjawab supaya kita bisa menggenapi hal tersebut.
Mari bangun hubungan sama Tuhan.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 16 Desember 2017
Pembicara: Ester Irene
Tema: Bersyukur dan bertumbuh dalam kualitas rasul
Venue: Rg. Azalea 1, lt.P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah