Berbuah bagi Kristus
Saturday, 23 July 2016
by
Post Views: 3,367
Teguran bisa didengar langsung. Tapi arahan Tuhan hanya bisa didengar dengan kekudusan. Itulah sebabnya orang-orang kudus mengambil doa puasa ketika sudah tidak mendengar suara Tuhan. Orang yang melayani Tuhan sambil terus berbuat dosa maka pengurapannya bocor.
Persekutuan J4u Bandung dan Jabodetabek
Sabtu, 23 Juli 2016
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Berbuah bagi Kristus
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Matius 7:15-20
“Dari buahnyalah kita akan mengenal mereka.” Pohon akan diketahui dari buahnya. Di sini juga kita lihat bahwa pohon bicara tentang manusia.
Pilar-pilar agama palsu sedang digoncangkan oleh Tuhan. Hari ini pilihannya ada di tangan kita, mau ikut sungguh-sungguh atau tidak. Mau dengar-dengaran sama Tuhan atau ego kita sendiri. Ini saatnya kita harus memilih jalan mana yang harus kita tempuh. Kalimat yang berkata dia sama dahulu sekarang sampai selama-lamanya itu ditujukan untuk Tuhan, bukan untuk kita. Kita harus BERUBAH.
Harus berani melangkah dalam iman. Keluar dari cangkang, comfort zone. Kita harus keluar dari apa yang kita tidak mengerti selama ini. Petrus bukan orang bodoh, dia tentunya sudah coba tebar jala kiri kanan. Tapi karena Yesus yang mengatakannya, maka Petrus menebarkan jala di sebelah kanan.
Mari kita buat sejarah bersama Tuhan. Mari kita buat hal-hal yang mustahil dalam hidup kita. Musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Ayo melangkah dalam iman yaitu melakukan sesuatu yang kita percaya dan belum kita lihat. Misalnya kita membuat SIM A terlebih dahulu, sebelum kita punya mobil.
“Dari buahnyalah kita akan mengenal mereka.” Kita harus menghasilkan buah, ada yang berubah dari kita, tidak sama lagi. Mari kita renungkan, selama ini apa yang pembimbing sampaikan buat hidup kita. Apa sih yang pembimbing sering singgung. Jika dari bulan ke bulan masih sama terus, berarti kita belum berubah. Bertobatlah. Ketekunan kita akan menghasilkan buah, yaitu PERUBAHAN. Semua orang yang mangaku dirinya murid Kristus PASTI mengalami proses. Dan proses itu menyakitkan. Ketika tukang periuk membentuk tanah liat, sebelumnya dia bersihkan dulu dari kerikil, dibanting-banting. Kemudian tanah liat itu dibentuk lalu dibakar. Mana ada tanah liat yang bisa lari ketika sedang dibentuk. Tapi kita sering kali lari dari proses. Berapa sering kita menolak proses? Hati-hati saudara, waktu Tuhan terus berjalan, jam terus berdentang. Jika waktunya sempit, kita mungkin hanya jadi perkakas biasa-biasa karena gagal diproses.
Sadrakh, Mesakh dan Abednego dilemparkan dalam perapian yang menyala, tapi mereka tidak hangus. Mereka diproses oleh Tuhan. Mereka diikat supaya tidak lari kemana-mana. Kadang-kadang kita perlu minta Tuhan mengikat kita, supaya kita tidak kabur dari proses. Supaya kita keluar sebagai “emas” bagi Tuhan.
Kita tidak bisa dipakai Tuhan, jika kita tidak melalui proses. Proses menghasilkan ketekunan, kekudusan, dan kasih. Banyak orang memakai jalan pintas dan memakai cara-cara dosa, maka mereka menjadi anak-anak gampangan.
Yesus tegas bertanya, di mana buah roh kita?
Buah roh yang pertama adalah kasih.
Mari kita buka dalam1 Korintus 13:4-8.
Jika kita membaca Firman dan mengalami teguranNya, langsung bertobat, karena Firman itu buat kita.
Banyak orang gagal dalam mengasihi karena memakai cara-cara sendiri. Ketika kita mendapati suatu kebenaran, maka kebenaran itulah yang terus diuji dalam hidup kita. Tuhan bilang sabar, maka selama satu hari itu kesabaran kita akan diuji. Seolah-olah orang di sekeliling kita menyebalkan. Kejarlah Tuhan, maka kita akan mendapat kasih.Kita akan mampu mengampuni orang yang bersalah pada kita. Allah adalah kasih.
Kembali 1 Korintus 14:1, “kejarlah kasih itu”. Caranya adalah mengejar Tuhan, maka kita penuh dengan kasih. Adalah aneh jika kita malah dipenuhi kebencian. Kasih bukan sekedar perkataan. Kalau kita mengasihi Tuhan, kita akan melakukan apa yang Tuhan katakan buat hidup kita.
Kasih telah dihancurkan oleh antek-antek iblis yang mengalihkan arti kasih sesungguhnya. Holiwood menterjemahkan kasih sebagai hubungan seks. Jika kasih adalah seks, bagaimana cara suami mengasihi istrinya yang sedang sakit sekarat? Jika kasih adalah seks, bagaimana cara suami mengasihi istrinya jika terpisah di tempat yang jauh. Justru dalam kasih ada kepercayaan.
Jangan stres dengan diri kita sendiri. Tuhan sudah sediakan apa yang kita perlu. Pasangan hidup? sudah Tuhan sediakan. Pekerjaan? sudah Tuhan sediakan. Carilah Tuhan. Ada orang yang ketika stres justru pelariannya makan-makan. Dengan terus-terusan stres, kita tidak dapat apa-apa.
Buah yang kedua adalah kekudusan.
Mari kita buka Ibrani 12:14, “Kejarlah kekudusan”. Kekudusan sudah sering didengungkan. Tidak akan jemu-jemu hal ini akan terus disampaikan. Kita masih harus bertobat hari-hari ini. Kejarlah kekudusan. Renungkan, pikirkan, apa saja yang kita harus singkirkan. Bukan tambah yang tidak kudus. Luar biasanya, kekudusan ada tingkatannya. Kekudusan mainstream, yaitu untuk umum, bicara tentang jangan mencuri, jangan membunuh, jangan berzinah, dll. Ada lagi kekudusan yang spesifik, yaitu Tuhan bicara langsung secara pribadi, bukan buat orang lain. Cth:Ada juga yang mendapat instruksi tidak makan babi seumur hidup. Paul Cain dipanggil Tuhan untuk tidak menikah.
Waktu kita mengejar kekudusan, maka kita akan merenungkan apa saja yang membuat kita tidak kudus. Yang lebih sederhana lagi, kejarlah Tuhan karena Tuhan itu kudus. Hal ini akan membuat kita memiliki saringan rohani. Ada standar-standar tertentu yang kita tidak bisa langgar. Anak Tuhan tidak mengikuti tren. Jika kita tahu titik dimana kita suka jatuh, maka singkirkan, ja ngan biarkan.
Kejarlah kekudusan, karena tanpa kekudusan tidak ada seorangpun dapat melihat Tuhan. Teguran bisa didengar langsung. Tapi arahan Tuhan hanya bisa didengar dengan kekudusan. Itulah sebabnya orang-orang kudus mengambil doa puasa ketika sudah tidak mendengar suara Tuhan. Orang yang melayani Tuhan sambil terus berbuat dosa maka pengurapannya bocor. Mesir adalah lambang dosa. Waktu Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, secara rohani Tuhan sedang memisahkan bangsa israel dari dosa. Memang tempatnya sudah berpindah tapi hatinya masih melekat ke Mesir ketika dibuatnya patung lembu emas. Maka keturunan yang keluar dari Mesir habis di padang gurun karena gagal dalam proses.
Orang yang gagal masuk pengudusan Tuhan, maka akan tampak ciri-ciri berikut:
1. Bersungut-sungut.
2. Selalu memberontak terhadap proses dan pembentukkan Tuhan.
3. Selalu memberontak terhadap otoritas.
Miryam dan Harun gagal dalam pengudusan. Musa berhasil. Samuel berhasil dalam pengudusannya maka dia bangkit dan diurapi. Ada kuasa dalam penundukkan diri. Jangan sampai kita memiliki stigma jelek hanya gara-gara hal sepele. Nah, hal sepele itulah bisa membuat kita gagal dipromosi atau dikeluarkan dari kantor. Dalam berpasangan, Anak Tuhan berbeda dengan dunia, tidak pernah di tempat gelap/sepi, tidak pernah berbuat tidak senonoh. Anak Tuhan banyak berdoa baik sebelum maupun sesudah jadian. Bagi yang sudah berpasangan, jadilah teladan bagi orang lain yang belum berpasangan.
Pikirkan ribuan kali ketika kita mau berbuat dosa, ada ribuan orang yang akan bertobat melalui hidup kita. Orang melihat dan memperhatikan hidup kita dan itulah yang menjadi teladan.
- Published in Catatan Khotbah
No Comments