Break your Limit
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 30 Januari 2016
Pembicara: Ade Nugroho
Tema: Break your Limit
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Bicara tentang “Break your Limit” atau “terobos batasanmu”, bukanlah tentang seminar motivasi. Setiap orang punya “keterbatasan”, tapi mari kita sama-sama belajar apa kata Firman untuk menerobos keterbatasan kita.
Mari kita cermati kisah Zakheus sang pemungut cukai dalam injil Lukas 19:1-10. Zakheus mendengar kabar tentang Yesus, lalu timbul iman. Zakheus punya keterbatasan yaitu badannya pendek. Dia harus memanjat pohon supaya bisa melihat Yesus karena terhalang orang-orang. Secara rohani, Zakheus adalah orang yang memiliki hambatan-hambatan dalam hubungan dengan Tuhan. Inilah kondisi rohani seseorang yang mandeg.
Apa saja hambatan-hambatan seseorang dalam membangun hubungan dengan Tuhan?
1. Malas
Malas bersekutu, malas baca Firman, malas olahraga, malas baca buku, dan malas-malas yang lain. Ternyata penyakit malas tidak ada obatnya. Malas itu harus DILAWAN!
Hal sederhana adalah waktu bangun pagi untuk saat teduh. Kebanyakan banyak orang berjuang untuk bangun, bantal dan kasur seolah-seolah memeluk kita erat. Tapi ketika kita melawan dan paksa bangun, kita sedang memperbesar otot-otot rohani kita. Kerohanian yang kuat akan mampu menghadapi proses-poses yang datang.
Jika malas terus menerus dituruti, selanjutnya akan masuk roh kelemahan yang akan membocorkan pengurapan. Seseorang akan mulai main perasaan/jiwa bukan hidup dalam roh lagi. Inilah yang membuat orang jatuh.
2. Kompromi/Excuse
Di dalam Lukas 14:16-20, kita dapati beberapa kompromi yang menghambat seseorang untuk datang pada Tuhan.
a. Ladang bicara Pekerjaan/bisnis. Ini juga bicara tentang visi. Mari kita mengerjakan visi bersama Tuhan, kalau tidak itu akan jadi ambisi. Ambisi bisa berhasil, tapi tidak ada Tuhan di sana. Zakehus bisa saja kompromi dengan perkerjaannya, tentu saja kisahnya akan berbeda. Hati-hati ketika Tuhan sudah memberikan “ladang”, kita justru malah tidak datang pada Tuhan. Bukankah yang memberi “ladang” adalah Tuhan?
b. Kesenangan/Keinginan. Bicara tentang hobi kita. Ini bisa menjadi kedagingan. Contohnya nonton sepak bola, makan pedas, baca komik. Memang tidak tertulis hal-hal tersebut dosa. Ingatlah bahwa ada hal yang lebih berharga dari kesenangan kita. Tuhan saja yang jauh berharga dari semuanya itu. Jika Tuhan minta suatu kesenangan kita, SERAHKAN saja. Bukankah Tuhan lebih berharga?
c. Keluarga/Pasangan Hidup. Sekalipun sudah berkeluarga, tetap tidak bisa dijadikan kompromi untuk melakukan Firman. Hati-hati dalam mencari pasangan hidup. Ini akan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita ke depan. Pasangan yang tidak sepadan akan saling menjatuhkan. Malah kita terhalang untuk semakin dekat dengan Tuhan.
Sebenarnya kita sudah sadar ketika sedang berkompromi, maka dari itu singkirkan setiap kompromi. Marilah kita tetap beriman. Tanpa iman, segala ibadah kita sia-sia.
3. Takut
Bukalah dalam kitab Yesaya 6:7-8. Inilah contoh respon seseorang yang radikal dalam Tuhan. Yesaya mengambil responsibilitas untuk diutus Tuhan. Tuhan menyentuhkan bara api pada mulut Yesaya, kesalahannya dihapuskan. Apa yang menjadi ganjalan/rasa bersalah dipulihkan dulu. Inilah pola Tuhan. Ketika Tuhan mengutus seseorang, Dia memulihkan dan memperlengkapi dulu. Tentu saja pengurapan juga diberikan pada orang yang diutusNya. Tapi pertanyaannya adalah, SIAPA YANG MAU?
Musa juga takut dan merasa tidak fasih bicara. Tidak semua orang juga pernah sekolah theologia. Tapi jangan tunggu mujizat terjadi, kita justru ketinggalan. Merasa tidak layak, semua orang juga pernah begitu. Tuhanlah yang melayakkan kita untuk pekerjaan-Nya. Jadi Tuhan ingin kita menyingkirkan hambatan-hambatan di atas.
Apa yang ingin Tuhan perbuat?
Yohanes 15:1-3,8. Dari kisah ini, saya teringat dulu waktu di rumah. Papa saya sengaja menyayat-nyayat pohon mangga. Saya bertanya-tanya kenapa harus begitu. Ternyata alasannya adalah supaya banyak berbuah. Ternyata Tuhan juga melakukan hal yang sama pada kita. Kita dibersihkan untuk lebih banyak berbuah. Itu adalah kesukaan buat Dia. Bukankah kita juga suka dengan pohon mangga yang berbuah banyak?
Ada promosi-promosi yang datang dalam hidup kita. Dari setiap buah yang kita hasilkan, membuat kita siap berjalan di dalamnya. Dulu menjadi second liner, sekarang menjadi first liner. Kalau takut, promosi malah lewat begitu saja. Orang yang berbuah banyak akan semakin tidak terlihat lagi manusia lamanya. Justru Kristus makin terpancar.
Kembali ke kisah Zakheus di Lukas 19:5,6,8. Garis bawahi kata “bersegera”. Berprofesi sebagai pemungut cukai membuat Zakheus dibenci oleh orang banyak. Dia membuktikan bahwa dia berhasil menerobos hambatannya. Dia berlari mendahului orang banyak, bersegera memanjat pohon ara. Dia bersegera memutuskan untuk mengembalikan 4 kali lipat rampasannya. Setengah hartanya diberikan pada orang miskin. Dia tidak peduli lagi dengan masa lalunya.
Sama seperti Zakheus yang berlari mendahului orang banyak, mari kita juga memiliki respon yang sama untuk berlari kepada Tuhan dan tidak menjadi sama dengan yang lain. Mungkin yang lain baca Firman 2 pasal, bekerja asal-asalan, tapi kita “mendahului” orang lain, tidak menjadi sama. Kita membaca Firman 8 pasal, bekerja dengan sungguh-sungguh.
Maka Yesus datang singgah ke rumahnya. Kisah ini menggambarkan kedekatan antara Yesus dan Zakheus. Zakheus tidak menjadi sama lagi. Orang melihat Zakheus yang baru.
Ketika kita bertemu Yesus, hidup kita tidak akan menjadi sama lagi, kita akan semakin dibersihkan dan menghasilkan banyak buah.
Ini kami, utuslah kami ya Tuhan.
- Published in Catatan Khotbah