Membuat Keputusan Bersama Tuhan
Dari dulu hingga sekarang, Tuhan tidak pernah mengecewakan kita, tapi kitalah yang sering kali mengecewakan Tuhan.
Hari ini sedang dicari murid Tuhan yang sungguh-sungguh. Mata Tuhan menjelajah di muka bumi, adakah yang sungguh-sungguh, adakah yang masih memiliki iman? Ikut Tuhan jangan setengah-setengah. Menyembah Tuhan juga tidak bisa setengah-setengah. Ketika kita berpikir bahwa nunggu lawatan baru menyembah dengan penuh ekspresif, INI SALAH.
Kita harus menyembah begitu rupa, sehingga Tuhan tergerak hatiNya untuk melawat kita, sampai Tuhan tidak tahan lagi mencurahkan isi hati kita. Murid harus punya respon berbeda. Ubahlah cara kita beribadah pada Tuhan. Karena tanpa hati, kita sekedar beraktifitas.
Amsal 19:21, “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.”
Yesaya 55:8, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.”
Ayat ini seringkali kita aminkan keras-keras di tempat ibadah, tapi apakah yang kita lakukan sehari-hari adalah rancangan Tuhan? Atau seringnya rencana kita sendiri? Anak Tuhan membuat keputusan yang salah karena tidak berjalan bersama Tuhan.
Untuk mengambil keputusan yang tepat, pertama berjalanlah bersama Tuhan. Pastikan 4 pilar setiap hari berhasil kita lakukan, yaitu berdoa, baca Firman, bersekutu dan bersaksi. Pastikan kita senantiasa dengar-dengaran akan Tuhan.
Yang kedua, keputusan-keputusan besar yang kita ambil kemudian dilatih dari keputusan-keputusan kecil yang Roh Kudus sedang ajarkan hari-hari ini. Misalnya dalam memilih pasangan hidup, pindah kerja, pindah kota, keputusan ini adalah latihan. Suatu saat nanti kita akan memutuskan perkara-perkara yang lebih besar.
Amsal 8:1-36
Perikop ini membahas tentang hikmat.
Ayat 2B, Hikmat berseru-seru di persimpangan jalan. Loh, bukankah Dia berbisik melalui doa? Ini karena untuk keputusan, manusia masih banyak yang mengandalkan otaknya dalam mengambil keputusan, maka hikmat BERSERU supaya kita tidak salah jalan.
Setiap keputusan kita memiliki resiko. Mengikut Yesus itu semudah ketika Yesus ke kiri, maka kita ke kiri. Ketika Yesus ke kanan, maka kita ke kanan. Tapi apakah ketika Yesus disalib, kita juga mau menyalibkan kedagingan kita? Ini berlaku setiap hari. Proses “salib” inilah akan menghasilkan hidup menjadi serupa seperti Kristus.
Minta ampun sama Tuhan hari ini. Berkali-kali kita mengecewakan Tuhan dengan tidak melakukan perkataan Tuhan tapi memilih keputusan sendiri. Puji Tuhan, Dia Allah yang mengasihi, memulihkan kita. Mari kita pasang telinga kita baik-baik.
Barangsiapa bertelinga hendaklah dia mendengar. Telinga di sini adalah telinga roh.
Ayat 4, “Hai para pria, kepadamulah aku berseru, kepada anak-anak manusia kutujukan suaraku.”
Ditujukan kepada pria-pria. Tidak ada pria kaleng-kaleng, setengah pria. Tuhan tidak pernah menciptakan bencong/banci. Berhenti dari perilaku sex menyimpang dan sex bebas. Berhenti dari perilaku binatang. STOP untuk membuat generasi fatherless. Kita yang saat ini masih pelajar, pesannya sama, STOP menghasilkan generasi fatherless.
Orang yang belum beres dengan masa lalunya, terutama dengan ayahnya, maka dia tidak akan mencapai potensi maksimal. Jika orang tersebut menikah maka pernikahannya juga tidak akan berhasil. Inilah dampak dari tidak mengampuni ayah kita. Hari ini, bereskan hubungan dengan ayah kita.
Ingatlah bahwa Bapa di sorga tidak seperti ayah di dunia. Bapa di sorga sangat hangat. Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, ketika anak bungsunya pulang justru ayahnya yang berlari menghampiri anak tersebut.
Kadang-kadang kita harus masuk ke tempat-tempat yang menyakitkan, tempat yang kita tidak sukai, tapi di situlah proses Tuhan terjadi. Di situlah kita menjadi dewasa.
Ayat 10, “Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan.”
kejarlah Tuhan maka kita mendapatkan harta yang lebih berharga dari emas pilihan Tapi bersiaplah menerima berkat tersebut. Kalau tidak punya hikmat, maka tidak bisa mendapatkan berkat tersebut.
Ayat 12, “Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.”
Bacalah buku. Lalu bertanyalah, apa visi kita. Belajarlah sesuai dengan panggilan kita. Misalnya, bagi yang memiliki visi di pendidikan, mulai baca buku yang berkaitan dengan pendidikan, bukan malah teka teki silang. Kita yang memiliki panggilan sebagai Tuhan, miliki sikap untuk bertekun dalam pengajaran Firman. Semakin banyak kita eskplorasi semakin banyak yang ditambahkan pada kita.
Ayat 13, ada 4 hal yang akan membatasi mengambil keputusan bersama Tuhan:
- Sombong. Ciri-cirinya berkata saya tahu segalanya.
- Congkak. Misalnya besar mulut.
Dalam 2 perkara inilah Tuhan mengambil tindakan keras sekali, yaitu dipatahkan.
- Tingkah laku jahat.
- Mulut yang penuh muslihat. Alias bohong. Orang seringkali tidak mau dilihat salah maka menutupinya dengan muslihat.
Akuilah lebih dahulu, minta maaflah lebih dahulu. Ini berlaku sekalipun bukan kita yang salah. Tapi sikap seperti inilah yang akan menghentikan perpecahan di rumah Tuhan.
Ayat 17, kunci mendapatkan hikmat adalah tekun. Mungkin kita banyak keterbatasan. Tuhan tidak perlu orang luar biasa, tapi yang tekun. Ingat kembali Musa, dia sebelumnya adalah orang yang tidak petah lidah dan minder, tapi siapa yang bisa menyangsikan ketekunan Musa dalam mencari Tuhan. Musa dipenuhi hikmat Tuhan, kita juga bisa.
Ayat 20 “Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan,
Ayat 21 supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka.”
Warisan setiap orang berbeda-beda. Tidak perlu iri terhadap orang lain. Orang yang masih suka iri, tidak bisa mensyukuri berkat Tuhan.
Akhir kata, Ingatkah kita, Yesus di malam sebelum disalibkan pernah berkata kalau boleh cawan ini berlalu, tapi biar kehendak Tuhan yang terjadi. Ini bukan excuse. Dalam kondisi yang begitu berbeban berat, sadar bahwa kematian-Nya sudah dekat, kalimat Yesus selanjutnya adalah “tapi biarlah kehendak-Mu yang jadi.”
Masihkah kita mau bersepakat dengan Tuhan? Tapi orangtua tidak setuju? Kalau memang itu dari Tuhan maka Tuhan akan mengubahkan hati orang tua kita.
Sepasti besok matahari bersinar, sepasti itu pula Tuhan memelihara kita.
Ada harga yang perlu dibayar, ada proses yang perlu dijalani.
Tuhan tidak akan memberikan berkat yang besar jika kita belum memiliki kapasitas.
Ikuti saja apa yang Roh Kudus dengan lembut bisikkan dalam hati, lakukan dengan tekun. Ketika itu terjadi, banyak-banyaklah mencari Tuhan dan baca Firman. Kita akan mengerti maksud Tuhan.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 23 Febuari 2019
Pembicara : Ade Nugroho
Tema : Mengambil Keputusan Bersama Tuhan
Venue : Rg. Dago, Lt. 1 Hotel Kalya
- Published in Catatan Khotbah