Melakukan Firman Selayaknya Anak Tuhan
Seringkali Tuhan mengijinkan pencobaan-pencobaan terjadi supaya kita melakukan firman. Tuhan memerlukan suatu alasan untuk memberkati kita yaitu ketika kita melakukan Firman.
Tahun 70-an, belum ada handphone dan perangkat canggih lainnya. Tapi dalam 20 tahun kemudian, semuanya ada. Terjadi percepatan. Dari handphone dengan ukuran besar, berat dan mahal, menjadi handphone tipis dan ringan. Demikian pula dari email ke instant messenger. Dari kendaraan umum yang suka ngetem hingga angkutan yang bisa dipesan lewat online. Semua bergerak dengan cepat. Tapi ada hal-hal yang tetap, misalnya produk segar seperti buah, sayur, ikan dan daging. Profesi juga demikian, dahulu yang dicari adalah spesialis dalam satu bidang. Sekarang dibutuhkan orang yang multitasking/menguasai banyak keahlian. Sebenarnya kita tidak hidup hanya untuk memenuhi hukum-hukum biologis atau tradisi dunia yang ada. Kita bisa memilih.
Kalau teknologi bergerak demikian cepatnya, ingatlah bahwa Roh Kudus juga bergerak dengan sangat cepat. Tapi banyak anak Tuhan ketinggalan teknologi, makanya masih jatuh bangun dalam dosa. Berikut adalah contoh teknologi yang dasar buat anak Tuhan.
Yohanes 14:20-21 mencatat barangsiapa memegang perintah Yesus dan melakukannya, dialah yang mengasihi Yesus. Ketika kita mendengar suatu kebenaran, kita pegang lalu putuskan kapan kita melakukannya.
- Melakukan setelah diajar.
- Ketika masalah/pencobaan tiba, disinilah iman kita diiuji. Apakah kita bisa tetap berdoa ketika dalam masalah. Inilah tindakan dari melakukan Firman yang sebenarnya.
Seringkali Tuhan mengijinkan pencobaan-pencobaan terjadi supaya kita melakukan firman. Tuhan memerlukan suatu alasan untuk memberkati kita yaitu ketika kita melakukan Firman. Berdoa, baca Firman dan hal-hal kecil lainnya seperti bersyukur. Biasakan ketika pencobaan datang, lakukanlah Firman. Ketika kita melakukan Firman dalam setiap kesempatan, disitulah kita disebut anak-anak Tuhan. Mungkin tidak ada yang tahu/melihat sewaktu kita melakukan Firman. Dalam alkitab tertulis ada jemaat ada pula hamba Tuhan. Sebenarnya yang dituju oleh Tuhan adalah mengenal Tuhan, yaitu level murid. Murid tahu harus melakukan apa dalam berbagai situasi. Level Hamba Tuhan adalah orang merenungkan Firman sendiri. Ini yang dilakukan dalam pemuridan yaitu untuk mendidik kita merenungkan Firman. Semua murid adalah pemimpin, dapat dipakai menjadi alat Tuhan. Pemurid adalah seorang pemimpin karena dia memimpin anak muridnya. Ada orang yang memiliki murid dan ada yang tidak. Tapi seorang pemurid adalah orang yang berhasil melakukan Firman tanpa berpikir. Menjadi rajin datang ibadah tidaklah menjadikan kita rohani, tetapi yang melakukan Firman.
Doa anak Tuhan selalu dijawab, ini menunjuk pada ayat Yohanes 14:14. Siapakah anak Tuhan? Dialah yang melakukan Firman. Ada seorang wanita yang dilawat Tuhan pada suatu retreat. Sepulangnya, dia langsung memutuskan prianya karena wanita itu menyadari cara berpasangannya tidak kudus. Ini langkah ekstrim melakukan Firman Tuhan, untuk meninggalkan manusia lama dan gaya hidup dosa. Bertobat itu bukan seperti berhenti merokok, dikurangi sedikit demi sedikit, tapi total tinggalkan rokok dan teman-teman perokok lalu cuci semua pakaian yang berbau rokok. Jika kita ingin hidup kudus, bergaullah dengan orang-orang kudus.
Selanjutnya dalam Yosua 1:8, janganlah kita lupa memperkatakan dan merenungkan Firman Tuhan. Kita memperkatakan dengan serius setiap ayat yang dibaca. Karena Firman itu jelas dan tajam. Mulai pisahkan gaya hidup yang abu-abu atau tidak jelas. Kembali ke ayat 8, tujuan dari memperkatakan Firman adalah supaya perjalanan kita akan berhasil. Ini karena pertempuran kita dimulai dari pikiran. Pikiran yang muncul bisa hal yang buruk atau kudus, tapi pilihan kita untuk memutuskan.
Kata “berhasil” di ayat 8 bila kita lihat dalam bahasa lain dipakai kata “prosperous” yang diterjemahkan sebagai sejahtera. Anak Tuhan seharusnya sejahtera. Sejahtera ini bukan bicara tentang kekayaan, tapi hidup yang penuh damai sejahtera. Setiap langkah kita diberkati Tuhan, ingat kisah Yusuf yang selalu berhasil. Tapi lihat proses Yusuf yang tidak main-main. Dibenci saudara dan dijual ke Mesir, difitnah dan dipenjara, tapi rencana Tuhan atas hidupnya digenapi, yaitu menjadi penyelamat kaum keluarganya di tanah Mesir.
Sekali lagi mengenai melakukan Firman. Lakukanlah Firman pada saat kondisi apapun. Supaya ketika terbentur di depan, kita tidak kecewa pada Tuhan. Pada saat kita sedang dalam kondisi senang/antusias sekali, berdiamlah dahulu, supaya tidak salah mengambil keputusan. Iblis itu kalau tidak menghambat kita, dia akan mendorong kita. Hati-hati dengan jebakan iblis. Selalu terhubunglah dengan Tuhan. Pakailah iman pada tempatnya, misalnya ketika kita ingin pergi ke luar negeri, maka langkah iman pertama adalah membuat passport. Ketika kita ingin menjadi pemimpin di perusahaan kita, maka langkah imannya adalah tidak datang ke kantor terlambat.
Kembali ke ayat 8, selain berhasil, kita pula akan beruntung. Mari lakukan Firman selayaknya sebagai anak Tuhan. Tuan rumah ketika memberi perintah kepada anak akan berbeda caranya kepada pelayan. Ketika Tuhan memberi perintah kepada kita sebagai anak artinya Tuhan sedang mengajar kita sesuatu. Bapa di sorga akan bersukacita ketika kita melakukan Firman tanpa harus dibentak.
Lalu dalam Yosua 1:9, Tuhan mengingatkan kita untuk menguatkan dan meneguhkan hati kita, jangan kecut dan tawar hati. Mari kita menguatkan sesama kita. Jangan sampai salah konseling. Apalagi konseling dengan orang yang sudah undur, ya kita juga undur nantinya, rohnya nanti mencemari hati kita. Kedewasaan itu bukan bicara ya atau tidak, tapi bagaimana respon kita dalam menerima jawaban doa tersebut. Jangan pernah menjadi kecewa kepada Tuhan. Jika salah, ayo bangkit lagi.
Ingatlah ini sudah akhir tahun, evaluasilah hidup kita. Bila ada nilai-nilai yang salah dalam hidup kita, segera singkirkan. Tahun 2018 banyak hal yang luar biasa dalam hidup kita. Salah satunya adalah penuaian jiwa besar-besaran. Akan ada orang-orang yang mencari tahu siapa Yesus, bertanya bagaimana mengenal Yesus. Akan ada murid yang baru kelas peneguhan tapi sudah memiliki murid.
Mari persiapkan diri kita!
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 18 November 2017
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Melakukan Firman Selayaknya Anak Tuhan
Venue: Rg. Blessing room kecil, Lt. 6, BTC
- Published in Catatan Khotbah