Hidup dalam Hadirat Tuhan
Seringkali kita tidak bisa membedakan mana yang disebut hadirat Tuhan dan mana yang bukan. Ada yang menganggap hadirat Tuhan seperti aliran sungai mengalir dalam hidupnya, sensasi yang membuat meneteskan air mata. Atau seperti apa sebenarnya hadirat Tuhan?
Mari kita simak uraian berikut.
Macam-macam hadirat Tuhan.
Omnipresence (Mahahadir)
Kebanyakan orang Kristen sudah mengetahui hal ini. Orang yang belum lahir baru atau mengenal Tuhan sudah menyakini bahwa Tuhan bisa ada di mana-mana. Dia ada di sini, dan pada saat yang sama Dia ada di luar sana, Dia ada di Papua, Ambon, Dia ada di mana-mana. Dia memenuhi segala sesuatu. Di dalam Dia, kita bergerak dan ada.
Manifested presence (Kehadiran Tuhan yang dinyatakan)
Tuhan menyatakan diriNya secara khusus dan sangat nyata, baik secara pribadi maupun korporat. Ketika datang di suatu persekutuan atau retreat, kita mengalami Tuhan dengan kuat bersama saudara-saudara lain. Yang lebih kuat lagi adalah ketika kita mengalaminya secara pribadi. Tanyakanlah pada diri sendiri, kapan terakhir kita mengalami Tuhan di kamar pribadi. Jika dibiarkan terus tanpa mengalami secara pribadi, kita akan terjebak dalam rutinitas saja. Pelayanan sekedar pelayanan. Mari disiplin diri kita untuk mengalami hadirat Tuhan di kamar kita pribadi. Jika kita hanya mengalami hadirat Tuhan di tempat ibadah, bagaimana caranya menghadapi hidup yang enam hari lain di luar pertemuan-pertemuan ibadah? Dari pihak Tuhan, Dia ingin kita mengalami setiap hari, bukan mengandalkan orang lain atau pertemuan-pertemuan ibadah.
Indwelling presence (Hadirat Tuhan yang tinggal tetap di dalam diri kita)
Setelah kita mengalami hadirat Tuhan di kamar pribadi, ternyata kita bisa terus membangunnya SETIAP HARI. Perhatikan dalam Gal 2:20, muncul pertanyaan kenapa tidak mengalami hadirat Tuhan? Mungkin rasa “aku” atau “ego”-nya masih ada. Serahkan ego kita, biar Tuhan yang benar-benar terpancar dalam hidup kita.
Selanjutnya dalam Kol 1:25-28 Ternyata ada rahasia yang tersembunyi selama berabad-abad, yaitu Allah memberitahukan bahwa Kristus ada di tengah-tengah (dalam bahasa Inggris: Christ IN you, in= di dalam). Pada jaman perjanjian lama tidak pernah terjadi bahwa Tuhan hidup di dalam seseorang, hanya dihinggapi Roh Allah. Di perjanjian baru, ini TERJADI. Yesus tinggal dalam hati kita, yaitu yang percaya kepadaNya.
Di dalam Yoh 15:4 & 7 ada tercatat “Tinggalah di dalam Aku dan FirmanKu tinggal dalam kamu”. Kita harus mengalami ini, saudara. Kita bisa mengalami hadirat Tuhan kapan saja, di mana saja. Setiap saat kita bisa berbicara sama Tuhan dan mendengar suaraNya.
Kenapa penting untuk mengalami dan tinggal dalam hadirat Tuhan?
1. Supaya kita memiliki pengenalan akan Tuhan yang benar, bukan sekedar pengetahuan/asumsi.
Kita sering berasumsi bahwa Tuhan tuh begini atau begitu. Sebagai contoh, kita bisa mencari tahu di internet mengenai Pak Jokowi atau Pak Ahok. Kita bisa tahu biodata, lokasi dan kegiatan yang sedang beliau kerjakan hari-hari ini. Hal ini bukan berarti kita telah mengenal beliau. Akan berbeda hasilnya tanpa kita pernah bertemu langsung dan membangun hubungan dengan beliau. Dengan membangun hubungan langsung, ada detil-detil yang orang banyak tidak tahu tapi kita dapat kenali dari beliau. Sama dengan Tuhan, jika kita sekedar mengenal Tuhan dari jauh, tanpa mengalami sendiri, kita cuma banyak tahu saja. Dalam membangun hubungan perlu yang namanya bayar harga, tidak instan. Jika kita bisa membangun hubungan dengan manusia, kenapa dengan Tuhan tidak bisa? Tentu saja BISA.
2. Supaya kita bisa mengenali hadirat Tuhan yang sejati dan tidak mudah disesatkan/terpukau dengan karunia dan mujizat.
Mari kita lihat dalam kitab 1 raja-raja 22:1-8 . Dikisahkan Ahab menikah dengan Izebel yang membawa Israel dalam penyembahan berhala, sedangkan Yosafat adalah raja Yehuda yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Yosafat membangun persekutuan dengan Tuhan. Ketika hendak berperang, dipanggilah para nabi untuk ditanyakan bagaimana Firman Allah. Dan semua nabi tersebut sepakat untuk maju berperang. Yosafat justru meragukan mereka, “apakah tidak ada lagi nabi Tuhan, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?”. Kisah selanjutnya mencatat bahwa ada satu nabi yang mendapati hal berbeda. Bukan karena jumlah orang yang banyak menentukan sesuatu itu benar, tapi hanya yang dari Tuhanlah yang benar. Dalam hal ini Yosafat peka karena dia membangun hubungan dengan Tuhan.
Contoh lain di dalam 1 Raja-raja 19:9-14. Kisah ini terjadi setelah Elia membunuh nabi-nabi baal, keluarlah ancaman dari Izebel untuk membunuh Elia. Elia melarikan diri di padang gurun dan bersembunyi di gua. Dia sedang mengasihi dirinya sendiri, merasa hanya dia saja yang benar di saat itu. Tuhan menunjukkan angin membelah gunung batu, gempa bumi, dan api yang menyala, tapi Tuhan tidak ada di sana. Justru dalam angin sepoi-sepoi yang lembut (a still small voice), barulah Tuhan bicara pada Elia. Elia bisa mengenali hadirat Tuhan yang sejati. Demikian pula kita tidak boleh terkecoh dengan kondisi. Hadirat Tuhan bukan tergantung pada suasana heboh, musik full band, di tengah kerumunan orang banyak.
3. Supaya kita memiliki rahasia hati Tuhan.
Rahasia tentunya tidak diumbar ke semua orang. Isi hati Tuhan ini hanya diberikan kepada orang–orang yang mendekat kepadaNya. Perhatikan di dalam Yesaya 45:3 bahwa Tuhan akan memberikan harta terpendam. Harta karun tidak ditemukan dengan mudah. Karena itu ada tertulis bahwa hal kerajaan Allah seperti orang yang menemukan harta yang terpendam. Apakah kita mencarinya sedemikian rupa bahkan rela bayar harga apa saja untuk bisa mengenalNya?
Kemudian dalam Ulangan 29:29, segala yang tersembunyi adalah bagi Tuhan. Tuhan rindu menyatakannya pada kita. Ketika kita mencarinya seperti harta yang berharga, maka kita mendapatkannya. Makanya tidak aneh untuk orang-orang yang membangun hubungan dengan Tuhan, memiliki pengenalan yang tidak semua orang miliki.
4. Supaya mengalami hidup yang diubahkan.
Ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, hidup kita berubah total. Saulus yang dididik secara khusus oleh Gamaliel, mendalami Taurat, menganiaya pengikut Kristus, tapi setelah berjumpa dengan Kristus, hidupnya BERUBAH TOTAL. Demikian pula dengan seorang perempuan Samaria yang hidupnya gonta ganti suami, dia malu bertemu orang-orang sekitar sehingga dia mengambil air di sumur tengah hari, tapi setelah bertemu Yesus dia BERUBAH TOTAL menjadi penginjil sesamanya. Pertanyaan buat kita, apakah kita sudah mengalami perubahan total dalam hidup kita?
5. Supaya kita menerima kasih karunia dan pertolongan yang kita butuhkan.
Dalam hadirat Tuhan, kita mengalami kasih karuniaNya dan pertolongan pada waktunya. Jika kita di dalam persimpangan jalan, datanglah kepada Tuhan, maka Tuhan tunjukkan jalan. Datanglah bukan dengan membawa jawaban sendiri, justru bersiaplah dengan jawaban Tuhan.
Bagaimana kita mengalami hadirat Tuhan?
- Darah Yesus (Ibr 10:19-22)
- Hati yang hancur dan bertobat (Yes 57:15).
- Pengertian yang benar bahwa Tuhan itu dekat dan Ia terlebih rindu untuk menyatakan diriNya pada kita (Rom 10:6-8, Yoh 4:13-14, Yoh 7:37-39). Tinggal panggil Bapa dalam doa kita, Dia ada bersama kita, Dia dekat.
Kekudusan (Ibr 12:14) “…Sebab tanpa kekudusan, tidak seorangpun akan melihat Tuhan.”
Kejarlah Tuhan! Karena Ia berkenan untuk ditemui! Dari pihak Tuhan, sudah pasti rindu, nah bagian kita adalah mengejarNya. Mengejar itu bukan berjalan perlahan, tapi BERLARI.
Mengejar Tuhan
Abinadab vs Obed Edom
Abinadab tidak mengalami apa-apa sewaktu tabut Tuhan ada di rumahnya, selama 20 tahun. Lain cerita dengan Obed Edom (2 Samuel 6:11-12), dia diberkati dengan luar biasa sampai terdengar oleh Raja Daud, padahal hanya 3 bulan. Artinya, Obed Edom memiliki sikap hati yang berbeda, dia menghormati Tuhan (pada waktu itu, tabut Tuhan adalah simbol kehadiran Tuhan). Dalam kisah yang selanjutnya, Obed Edom tetap mengikuti kemana tabut Tuhan dipindahkan. Setelah sampai di Yerusalem, Obed Edom menjadi penunggu pintu kemah suci di mana tabut Allah disimpan. 1 Taw 26:4-6. Keturunan Obed Edom dikenal gagah perkasa.
Bangsa Israel vs Musa
Keluaran 19:11-16. Sebenarnya setelah sangkakala berbunyi, bangsa Israel boleh naik ke gunung Sinai, tapi hanya Musa yang naik. Padahal Tuhan sudah mengatakan untuk naik dan bertemu denganNya. Para tua-tua malah berkata biar Musa saja yang naik, nanti baru sampaikan apa yang Tuhan katakan di atas gunung. JANGAN MILIKI sikap hati seperti ini. Ayo datang dan dengarkan sendiri secara pribadi. Bayar harganya. Jangan puas dengan pengalaman orang lain dan kata orang lain yang bertemu Tuhan. ALAMI SENDIRI!
Apa akibatnya jika tidak bertemu Tuhan langsung? Kel 32:1-4 mencatat bahwa bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala. Mereka berpaling dari Tuhan. Ingatlah, di dalam Tuhan tidak ada yang namanya stagnasi. Kita maju dalam Tuhan, atau mundur dari padaNya. Bangsa Israel yang telah mengalami mujizat Tuhan, tidak menjadi jaminan bahwa mereka tetap setia dalam Tuhan.
Tinggal dalam hadirat Tuhan
Hadirat Tuhan menjadi HABITAT kita. Jika kita keluar dari habitat kita maka akan mati. Yoh 15:1-5, 9-10. Yesus adalah pokok anggur, di luar Yesus kita TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA. Jika kita di luar Tuhan, secara fisik mungkin belum mati, masi bisa having fun, beraktifitas seperti biasa, tapi tidak bisa mendengar suara Tuhan lagi. Kita tidak bisa mengalami kasih karunianya lagi.
Jangan pernah keluar dari tudung Tuhan, apalagi keluar dari koridor Firman. Apalagi jelas-jelas tercatat di Alkitab, JANGAN PERNAH terobos itu. Firman Tuhan berkata mengampuni, ya mari mengampuni. Firman berkata jangan merupakan pasangan yang tidak sepadan, ya lepaskanlah pasangan yang tidak seiman. Firman Tuhan adalah pagar pengaman kita. Jika kita keluar dari koridor Firman, kita sedang mencabut pagar tersebut dan membuka pintu bagi si jahat masuk dalam hidup kita.
Kel 33:16b, “…bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibendakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?”
Inilah yang membedakan kita dengan orang lain, yaitu adanya HADIRAT TUHAN. Kita di dalam hadirat Tuhan. Kitalah pembawa hadirat Tuhan.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 20 Mei 2017
Pembicara: Yuliawaty K.
Tema: Hidup dalam Hadirat Tuhan
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah