Keep Your Spirit High
J4u Bandung
Sabtu, 04 April 2015
Pembicara : Merlin Titahena
Tema : Keep Your Spirit High
Venue : Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Yosua 1:7-8
Dalam ayat tersebut, ada 2 kali disebutkan kata “bertindak hati-hati”. Yosua belajar untuk bertindak hati-hati sesuai dengan yang apa yang Tuhan telah perintahkan pada Musa. Musa di sini adalah pendahulu sebelum angkatan Yosua. Demikian pula dengan kawanan J4u, Tuhan telah menetapkan standar. Misalnya baca Firman 8 pasal per hari.
Hari ini Tuhan berkata, bertindaklah hati-hati, sesuai dengan standar yang Tuhan tetapkan. Dalam angkatan bersenjata, terdapat banyak divisi. Tentara punya standar yang sama. Berapa banyak yang mau hidup dalam standar? Banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih, tapi lebih sedikit lagi yang bertahan. Kita termasuk yang mana?
1 Raja-Raja 12:6-15
Ayat 6, Rehabeam konsultasi dengan tua-tua, yang berperan sebagai penasihat raja. Ini pola yang diajarkan Tuhan. Terbiasalah konsultasi dengan orang yang lebih dewasa atau pendahulu kita.
Ayat 8, Rehabeam konsultasi juga ke golongan muda. Kesalahan Rehabeam adalah datang pada pihak yang tidak tepat dan dia mengambil keputusan dari nasehat yang salah. Keputusan inilah yang menyebabkan kerajaan terbelah dua. Hati-hati dengan siapa kita curhat atau mendengar nasehat. Iblis datang seperti malaikat terang. Hati-hati dengan penasehat yang seolah-olah baik tapi menjerumuskan, justru menuntun kembali hidup dalam ego kita. Jangan hidup dengan standar ganda, keduanya akan runtuh.Jadilah setia mendengungkan hukum Allah ke generasi-generasi berikutnya supaya bangkit generasi yang lebih kuat lagi. Salomo tidak setia seperti ayahnya, Daud. Akhir hidupnya jatuh dalam dosa istri-istrinya yang menyembah allah asing. Awasi setiap murid, supaya ketika pengujian tiba akan terlihat kualitasnya. Tidak bisa kita bergantung kepada pembimbing. Kita bisa saja kecewa dengan kekurangan pembimbing kita, tapi fokus sebenarnya adalah Tuhan, bukan manusia.
Keep your spirit high!
Roma 12:11 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”
Ada 3 hal yang kita perlu perhatikan dalam ayat tersebut:
1. Kerajinan jangan kendor.
2. Biarlah rohmu menyala-nyala.
3. Layanilah Tuhan.
Tanpa 2 hal yang pertama, maka pelayanan akan menjadi sekedar aktifitas. Seseorang yang belum lahir baru, rohnya tertidur. Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus, maka rohnya menjadi hidup. Berikutnya adalah dipenuhi Roh Kudus. Roh Kudus dilambangkan sebagai api. Lihatlah api, menyala terang dan bergelora. Demikian pula orang yang hidupnya dipenuhi Roh Kudus akan bergelora, dia menjadi ekspresif. Roh Kuduslah yang menyalakan api dalam kita, tapi untuk mengobarkan atau memadamkan, pilihannya ada pada kita.
Roh Kudus dalam kata lain dipakai kata Pneumatic(hembusan/udara bergerak). Udara yang bergerak menghasilkan tenaga dan kecepatan. Semakin besar hembusan akan semakin besar pula tekanan. Semakin kita memberikan kesempatan pada Roh Kudus untuk Roh Kudus bekerja, maka akan semakin cepat pula kita berlari dalam percepatan.
1. Kerajinan jangan kendor.
Apa yang membuat kita malas? Sebenarnya ada banyak alasan yang menyebabkan kita menjadi malas. Mungkin kita merasa puas dengan apa yang kita capai hari ini, sombong bisa saja muncul. Sumbu yang pudar bicara tentang semangat yang pudar karena harapan yang pudar pula. Kepada setiap masalah, Tuhan janjikan jalan keluarnya, karena Dia-lah jawaban. Maka dari itu, jangan fokus dengan masalah, fokuslah pada Tuhan. Serahkan semua masalahmu pada Tuhan dan dengar Dia berbicara.Kerajinan berhubungan dengan antusias. Antusias berasal dari kata Entheos (En= Di dalam, Theos= Tuhan). Artinya orang yang di dalam Tuhan tidak mungkin tidak antusias. Antusiasme berdampak pada orang sekitar juga. Semangat kita bukan karena kata motivasi, tapi karena Roh Kudus yang menyalakannya. Seminar motivasi hanya bertahan sementara. Kisah rasul 18:25 Orang-orang yang punya semangat memiliki tujuan yang hendak dicapai. Amsal 12:24 orang yang rajin akan dipromosi Tuhan. Ketika kita rajin, sebenarnya bukan untuk menyenangkan atasan kita, tapi Tuhan. Hindari kemalasan. Ketika bermalas-malas dan menunda, pada akhirnya akan dikejar tenggat waktu, hal ini seperti menjadi kerja paksa karena kita dikejar-kejar target. Jadilah rajin!
2. Biarlah rohmu menyala-nyala
Mari kita ingat kembali perumpamaan tentang 5 gadis bijaksana dan 5 gadis bodoh. Supaya minyak tetap terisi, jadilah bijaksana. Persiapkanlah diri kita, supaya ketika waktunya tiba, kita masih memiliki minyak, kita SIAP.
3. Layanilah Tuhan
Melayani Tuhan bukanlah bicara seberapa banyak pelayanan kita, jumlah murid, jumlah persekutuan yang berhasil dibuka, apalagi seberapa sering aktifitas rohani. Melayani Tuhan sebenarnya menyangkut seberapa sering kita memberi telinga kita untuk mendengar Tuhan berbicara. Ini juga bicara seberapa sering kita memberi diri untuk diproses.Jika hanya rutinitas maka tidak ada kehidupan. Milikilah kasih kepada Tuhan. Kapan terakhir hati kita melonjak ketika membaca Firman? Yeremia 15:16 mengatakan bahwa perkataan Tuhan menjadi kegirangan. Masihkah kita menganggap Firman sebagai perkataan Tuhan sendiri? Yesaya 40:29 dan 31 mencatat bahwa Dia memberi kekuatan pada yang lemah dan menambah semangat pada yang tiada berdaya.Banyak orang terjebak rutinitas karena tidak bisa jujur di hadapan Tuhan dan tidak menyerahkan segala beban pada Dia. Ada yang menjadi bagian Tuhan, ada yang menjadi bagian manusia. Jangan ambil yang bukan bagian kita.Melayani Tuhan bicara tentang melakukan apa yang Tuhan mau.
Mari kita bersama menanti-nantikan Tuhan.
- Published in Catatan Khotbah