Peka dan Ketaatan
J4u, 25 Mei 2013
Ka Phosa
Peka: tidak lalai / mempedulikan / memperhatikan (KUBI)
Peka juga berarti mudah bergerak, langsung merespon, dan memperhatikan.
Telinga roh ada untuk mendengarkan apa yang Roh Kudus katakan:
“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang di katakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Wahyu 3 : 13
Telinga roh berguna untuk mendengarkan teguran-teguran, menghalangi manusia dari perbuatannya, dan melenyapkan kesombongan (Ayub 33 : 14 -18)
1. Bergaul karib dengan Tuhan
“TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Maz 25 : 14
Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu. Amsal 28 :5
Hati nurani yang murni bicara datang kepada Tuhan tanpa pamrih, datang dengan hati yang benar – benar mengharapkan hadirat Tuhan, bukan dengan permintaan – permintaan. (Kisah Rasul 24 : 16, Kisah Rasul 23 : 1)
4. Kerendahan hati
Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati. Mazmur 25 : 9
Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat. Amsal 28 :26
“Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:” Roma 1 : 21, 28
Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Roma 2 : 5
Amsal 29 : 25, Wahyu 21 : 8
Ketakutan kepada manusia mendatangkan jerat. Saul takut kepada bangsa Israel yang saat itu sedang kebingungan dalam perang, sementara Samuel tidak juga datang. Saul kemudian melanggar perintah Tuhan dengan mempersembahkan korban, padahal yang seharusnya mempersembahkan korban adalah nabi Samuel. Daud pun pernah takut kepada bangsa Israel ketika anak – anak, istri , dan harta mereka ditawan. Tapi Daud memiliki respon yang berbeda, yaitu bertanya kepada Tuhan.
“Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.” Mazmur 32 : 9
Abraham sudah berkata bahwa ada jarak yang terbentang antara mereka, namun orang kaya itu tetap keras kepala dengan meminta Lazarus untuk pergi ke rumahnya untuk memberi tahu saudara – saudaranya.
“Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.” Yakobus 1 : 23
Sesungguhnya, semuanya itu hanya ujung-ujung jalan-Nya; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari pada-Nya! Siapa dapat memahami guntur kuasa-Nya?” Ayub 26 : 14
- Published in Catatan Khotbah