My Hiding Place
Tidak ada pengenalan yang terjadi tanpa hubungan dan komunikasi.
Yesaya 31 : 1-5
31:1 Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
31:2 Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim.
31:3 Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.
31:4 Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku: Seperti seekor singa atau singa muda menggeram untuk mempertahankan mangsanya, dan tidak terkejut mendengar teriakan seluruh pasukan gembala yang dikerahkan melawan dia, dan tidak mengalah terhadap keributan mereka, demikianlah TUHAN semesta alam akan turun berperang untuk mempertahankan gunung Sion dan bukitnya.
31:5 Seperti burung yang berkepak-kepak melindungi sarangnya, demikianlah TUHAN semesta alam akan melindungi Yerusalem, ya, melindungi dan menyelamatkannya, memeliharanya dan menjauhkan celaka.
Kita belajar dari kisah bangsa Israel yaitu ketika dihimpit musuh, merasa terdesak, siapa yang kita cari? Apakah Mesir, pasukan berkuda yang kuat? Mesir adalah manusia juga. Mesir adalah perlambang kehidupan lama kita. Sama dengan kita hari ini, ketika sedang menghadapi musuh, tidak jarang kita kembali ke “Mesir”, yaitu pola pikir lama, kebiasaan lama, cara lama. Padahal tidak mungkin menghadapi sesuatu yang baru dengan cara lama.
Yang berikutnya adalah “pasukan berkuda” melambangkan manusia. Manusia tidak dapat diandalkan.
“Kuda-kuda” melambangkan kekuatan-kekuatan yang selama ini menopang kita, bisa juga uang, koneksi, hal-hal yang menjadi pegangan.
Hal-hal tersebut adalah sesuatu yang lemah bukan Roh yang berkuasa. Artinya hal tersebut tidak akan memberikan perlindungan pada kita. Padahal di ayat 5 mencatat bahwa hanya Allah yang sanggup melindungi, menyelamatkan, memelihara kita dan menjauhkan kta dari celaka.
Mari kita ubah respon kita dalam menghadapi masalah dengan belajar dari Raja Daud yang menjadikan Tuhan sebagai perlindungannya.
Mazmur 144 : 1-2
144:1 Dari Daud. Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang;
144:2 yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
Daud menggambarkan Tuhan sebagai:
-Gunung Batu
-Kubu pertahanan
-Perisai
-Tempat berlindung
Kali ini kita akan menggaris bawahi mengenai Tuhan sebagai perisai. Ketika kita mencari Tuhan, kita akan dilindungi dengan penjagaan dari Tuhan.
Mazmur 91 : 1-2
91:1 Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
91:2 akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
Ayat 1 orang yang duduk dalam lindungan Yang Maha Tinggi. Dalam AMP, tercatat kata dwells in the secret place of the most high.
Orang-orang yang dimaksud tersebut dijelaskan di ayat selanjutnya.
Ayat 14
“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Hatinya melekat pada Tuhan. Dalam AMP, tercatat personal knowledge artinya punya pengenalan pribadi.
Kita perlu pengenalan pribadi dengan Tuhan, yaitu mengalami Tuhan secara langsung. Bukan kata orang lain, atau kata buku rohani. Pengenalan akan Tuhan didapat dengan cara membangun hubungan dengan Tuhan secara pribadi. Kembali ke Mazmur 91 : 1, tercatat duduk dan bermalam artinya tidak sebentar, bersifat terus-menerus. Tidak ada pengenalan yang terjadi tanpa hubungan dan komunikasi.
Tanpa hubungan tidak akan muncul rasa percaya. Daud mengenal Tuhan secara pribadi. Maka Daud percaya penuh kepada Tuhan.
Kalau kita rindu mengenal Tuhan, mari periksa beberapa hal berikut:
1.Apakah kita masih berada di “Mesir”? Masih di kehidupan lama dan dosa-dosa?
2.Sudahkah kita menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan juruselamat pribadi?
Kalau jawaban anda sudah pernah terima Yesus menjadi juruselamat pribadi tapi merasa biasa-biasa? Itu artinya kita perlu membangun hubungan dengan Tuhan.
Caranya adalah:
1.Mulailah membaca Firman dan melakukannya. Firman adalah perkataan Tuhan, kita mendapati janji-janji-Nya. Responilah firman yang datang dalam hidup kita. Sewaktu kita merasa hidup rohani tidak kemana-mana, coba cek apakah ada Firman Tuhan yang belum dilakukan. Lakukanlah dahulu, maka kita akan kembali mengalami Tuhan.
2.Berdoa. Doa adalah komunikasi 2 arah dengan Tuhan. Kita mendapati maksud Tuhan dalam hidup kita.
3.Berada dalam ekosistem / komunitas yang membangun kita.
Efesus 6 : 16-18.
6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Pergunakanlah perisai iman. Iman sebagai pertahanan hidup kita. Orang beriman mengandalkan Firman Tuhan dalam hidupnya. Ada masa depan damai sejahtera dalam Firman Tuhan, bukan rancangan kecelakaan.
Dalam Mazmur 91 : 5 tercatat bahwa ada panah pada waktu siang, penyakit sampar, kecelakaan, serangan musuh, datang pada waktu yang tidak disangka. Maka perisai sangat diperlukan setiap waktu.
Selain perisai iman, kita juga perlu berjaga-jaga. Sediakan waktu khusus untuk berdoa. Supaya kita tinggal dalam perisainya Tuhan. Hindari terbawa perasaan atau tergantung niat, kadang melakukan, kadang tidak. Kita perlu memastikan melekat pada Tuhan.
Mazmur 91 : 14
“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
tercatat janji Tuhan bagi yang melekat pada-Nya. Ketika ada janji Tuhan yang kita terima, ganti kata “nya”, “dia” menjadi nama kita. Contoh, “hatinya melekat Tuhan” diganti menjadi “hati saya (nama anda) melekat pada Tuhan”. Mari klaim janji Tuhan dalam hidup kita.
Jadikanlah Tuhan sebagai perlindungan kita.
Persekutuan J4U via IG Live
Sabtu, 4 Juli 2020
Pembicara : Lasma Natalia
Tema: My Hiding Place
- Published in Catatan Khotbah