Dancing with God
Ada rencana manusia yang menghina Tuhan yaitu ketika manusia berencana dalam ketidakpercayaan.
Yohanes 21:1-12
Tema kita kali ini adalah dancing with God (menari bersama Tuhan). Ada orang bertanya apa yang akan kita lakukan ketika di sorga. Ada satu pengajaran berkata di sorga kita akan memuji Tuhan, betul tapi tidak hanya itu. Ada yang berkata pula bahwa di sorga kita berpesta pora, padahal di sorga kita tidak akan merasa lapar. Tapi yang pasti di sorga kita mengenal Tuhan. Dibutuhkan jutaan tahun cahaya untuk mengenal Tuhan, artinya dibutuhkan kekekalan. Kisah di Yohanes 21 ini terjadi setelah Yesus bangkit pada hari ke tiga. Bagi murid-murid Yesus, masa itu adalah status quo, tapi bagi Yesus JELAS karena sudah rencana Bapa.
Murid-murid Yesus adalah ahli menangkap ikan karena mereka dulunya nelayan dan di danau Tiberias tersebut terkenal banyak ikan. Tapi pada waktu itu mereka tidak mendapat ikan. Maka bertemulah mereka dengan Yesus, hanya saja mereka tidak mengenali-Nya karena dalam pikiran mereka, Yesus sudah meninggal dan dikubur. Dalam tradisi Yahudi, kuburan masih diberi celah sampai hari ke tiga, kalau-kalau orang tersebut bangkit. Lain dengan Yesus, kubur sengaja ditutup rapat sejak hari pertama karena ada pihak-pihak yang takut Dia akan bangkit pada hari ke tiga sesuai nubuatan nabi-nabi terdahulu, dan Dia telah membuktikan bahwa Dia bangkit.
Sewaktu murid-murid lain tidak mengenali, hanya Yohanes, yaitu murid yang dikasihi-Nya, mengenali Yesus pertama kali. Kenapa hanya Yohanes? Pertama karena hanya orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan akan mengenali Tuhan, tidak aneh bahwa Yohanes selalu mengamat-amati Yesus dalam tiga dimensi (roh, jiwa dan tubuh), bahkan bayangan-Nya pun dia kenal. Orang yang mengasihi Tuhan selalu berkata YA kepada setiap Firman yang datang dalam hidupnya. Beda dengan orang yang kurang mengasihi, biasa banyak nawar, berkata masa sih, masa begini, masa begitu.
Dancing with God (menari bersama Tuhan) maksudnya bersinergi dengan Tuhan. Ketika menari, perlu sehati dan seirama karena bila tidak akan menginjak rekan di depannya, kacau. Orang yang berdansa harus saling memahami, saling mengenal. Maka tidak aneh bila kita tidak mengenal Tuhan ya hidupnya selalu menyimpang dari jalan-jalan Tuhan. Kalau kita mengasihi Tuhan, sepelan apapun suara Tuhan maka kita bisa mengenalinya. Mengasihi Tuhan tidak bisa pura-pura.
Orang yang mengasihi Yesus ada harga yang harus dibayar. Ketika Yesus disalib, hanya Yohanes yang masih ada menyaksikan hingga kematian-Nya, sedang murid-murid lain telah melarikan diri. Yohanes tidak mengalami mati martir, namun menggenapi nubuatan Yesus bahwa dia akan menyaksikan akhir jaman, dia menulis kitab Wahyu.
Sekali lagi, orang yang mengasihi Tuhan selalu bersinergi dengan Tuhan. Maka dari itu berdoalah. Dengan berdoa, akan menyembuhkan hatimu, komunikasikan apa yang meledak-ledak dalam hati, bicara saja kepada Tuhan. Hal yang remeh pun Tuhan dengar apalagi hal yang penting buat hidup kita. Tuhan tidak pernah tertidur atau lalai. Tuhan hanya punya yang terbaik untuk menjawab doa kita dan ketika kita menerimanya, Tuhan tahu kita akan bersukacita. Sekalipun masa-masa ini pahit dan sulit, tunggulah itu akan berlalu. Percayalah pada Tuhan. Kita akan melalui jalan-jalan yang “menyakiti kaki” kita, tapi itu proses.
Kalau Yesus pernah memberi perumpamaan tentang Maria dan Marta, Yohanes adalah murid yang memiliki karakter Maria, selalu mendengarkan Yesus. Tapi banyak anak Tuhan datang pada-Nya dengan berencana. Seharusnya berikan pada Tuhan pensil dan penghapusnya. Ada lagi rencana yang menghina Tuhan yaitu ketika manusia berencana dalam ketidakpercayaan.
Lalu bagaimana sebenarnya yang dimaksud menari bersama Tuhan, mari perhatikan langkah-langkah berikut:
1. Mengucap syukur senantiasa
Bersyukurlah atas hal yang baik dan buruk, lakukan setiap saat. Mau ban bocor, sudah belajar dapat nilai D, sudah mati-matian persiapan ternyata tidak lulus tes CPNS, bersyukurlah bukan bersungut-sungut. Ada rencana Tuhan yang heran, ini yang kita belum tahu. Bersyukurlah dari hati bukan sekedar di mulut.
2. Melakukan yang terbaik (Tercepat, Tuntas, Terbaik)
Jangan sampai kita menyesal seperti orang yang punya satu talenta tapi ditimbun dalam tanah, seharusnya dieksplorasi dan dikembangkan. Apa yang kita pikirkan menjadi batas kita. Kalau kita angkat pikiran ke level nasional maka kita bisa mencapai level nasional. Lihat siapa tokoh yang kita tahu profesional dan berhasil di bidangnya, kejar cara hidupnya dan buku-bukunya, pelajari dan lakukan sesuai bidang kita. Masakan seorang banker membaca majalah gosip, tidak nyambung, harusnya majalah perbankan. Belajar dan berusahalah, sampai ketika malaikat sambil menangis karena melihat kita. Mana ada kerja pintar, yang ada itu berdoa dan bekerja sama kerasnya.
3.Melakukannya lagi dan lagi, evaluasi… lakukan lagi
Evaluasi diri bagian yang kita selalu gagal. Misal membaca Firman, standar di J4U adalah 8 pasal. Mulailah dengan membaca cepat, bukan dihapal. Lalu renungkan bagian yang mengena di hati. Ini karena alam bawah sadar kita lebih cepat menangkap kebenaran Firman. Artinya alam bawah sadar akan diformat sesuai Firman. Ketika mengalami sesuatu, alam bawah sadar kitalah yang mengingatkan kita akan Firman yang pernah kita baca.
4.Antusias (berdoa, Melakukan Firman Tuhan, Memuridkan/dimuridkan, Bekerja, Belajar)
Dengan antusias membangkitkan semangat kita. Belajarlah dan bekerjalah dengan antusias.
5.Minta yang terbaik dari Tuhan
Lalu berdoalah minta yang terbaik, jangan hakimi tidak mungkin mencapai sesuatu yang besar.
Yesuslah pembela kita, Yesuslah perlindungan kita, sekarang tegaklah kepala kita mengahadapi lawan-lawan kita.
Hari ini, jangan pernah mau kita menjadi murid-murid yang biasa, jadilah yang luar biasa karena Tuhan ada bersama kita. Tuhan mau menari bersama kita di muka bumi menyatakan kemuliaanNya, kuasaNya, kasihnya dalam hidup kita dan orang-orang disekitar kita.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 10 November 2018
Pembicara : Yorga Parnadi
Tema : Dancing with God
Venue : Rg. Cipaganti, Lt. 1 Hotel Kalya