Membangun Manusia Roh
J4u 29 September 2012
Pembicara : Ka Fosa
Manusia terdiri atas tubuh , jiwa, dan roh.
- Tubuh adalah bagian yang kelihatan dari manusia (Maz 139:13-16). Penampilan luar yang dengan mudah dapat diubah dengan manusia, seperti dengan maraknya operasi plastik saat ini. Tapi tubuh bukanlah pusat kehidupan.
- Jiwa adalah emosi, kehendak, atau pikiran (Maz 139:23). Dalam ibadah, seseorang dapat menangis tanpa dijamah Tuhan oleh karena mengasihani diri sendiri (emosi). Jiwa bukanlah pusat kehidupan. Kita perlu meluruskan pikiran kita dengan Tuhan, caranya membaca dan mengikuti Firman sekalipun pikiran kita bertentangan dengannya.
- Roh adalah pusat kehidupan kita yang bersumber dari nafas Allah (Allah dari roh segala makhluk – Bil 16:22). Roh memberikan kehidupan kepada jiwa dan tubuh kita (Yoh 6:63). Tanpa roh, tubuh adalah mati (Yak 2:26). Roma 8:2 mengungkapkan bahwa roh yang memberi hidup. Seharusnya tubuh dan jiwa tunduk oleh roh (Roma 8:7-9, 2 Kor 10:5). Jadi tanpa roh yang hidup, daging (tubuh dan jiwa akan mati)
Untuk membangun manusia roh, kita perlu :
1. Membuang segala bentuk kepasifan rohani (I Tes 5:19-20), yang dapat disebabkan :
– Rutinitas agamawi (Luk 17 : 9-14) : Kita seharusnya antusias, seperti datang lebih awal dalam kebaktian, ekspresif dalam mencari Tuhan, dsb. Penginjilan dengan radikal membantu kita untuk tidak terjerat dalam rutinitas agamawi ini.
– Kehilangan persekutuan yang hidup dengan Tuhan (Yes 29:13) : yaitu datang memuji dengan mulut dan bibir tapi hati menjauh dari Tuhan. Untuk itu kita perlu belajar untuk mendapatkan jawaban dari Roh, agar kita tidak beraktivitas hanya karena rutinitas dan tidak jatuh ketika menghadapi tantangan.
– Momentum rohani (Wah 2:2-5) : Kita seharusnya tidak hidup dari momentum rohani (seperti kasih mula-mula ketika lahir baru), namun sadar bahwa setiap hari Tuhan mengadakan momentum bagi kita. Orang yang hidup mengandalkan momentum ilahi akan menjadi suam-suam kuku.
– Bergantung pada hamba Tuhan : Kita mencari jawaban dan pertolongan pertama-tama dari Tuhan, bukan dari hamba Tuhan.
2. Berpuasa
(Lukas 5:34-34, Maz 35:13)
3. Menumbuhkan roh yang menyembah dan bersyukur (Maz 68:5, Maz 69: 31-33) Kita tidak puas dengan hidup yang biasa-biasa dalam hidup menyembah Tuhan. Sekalipun kondisi “tidak enak”, mari terus bersyukur. Maz 69:33 – “Orang yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali!”
4. Roh yang lapar dan haus akan kebenaran (Maz 42:2-3) :
– Dengan menyelaraskan hidup kita dengan kebenaran Firman Tuhan dan frekuensi Roh Kudus – Menjaga diri dari sampah-sampah rohani (input menentukan output)
– Menjaga kemurnian hati nurani (I Tim 1 : 19-20): Hati nurani yang tidak murni dapat mengandaskan iman.
5. Merespon Firman (Kis 17:28) : Kita hidup, ada, dan bergerak dalam Tuhan. Oleh karenanya setiap hari, kita mengisi buli-buli kita dengan minyak. Bangun manusia roh!