Percaya Kepada Tuhan
J4u, 10 Des 2011
Ci Yuli
Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.”
Percaya dan menerima Yesus sebagai TUHAN bukan hanya ketika kita lahir baru, tapi juga dalam seluruh aspek kehidupan, mulai dari pikiran, keinginan, perilaku, hingga masa depan kita. Orang yang percaya padaNya akan menerima kuasa, yang dalam Amplified Biblenya diterjemahkan sebagai power, right, dan priviledge. Priviledge artinya hak istimewa, seperti hak istimewa yang diberikan bank kepada nasabah prioritas. Sebagai anak TUHAN, kita diberikan hak istimewa untuk bertemu langsung dengan Bapa, contohnya bertemu Presiden SBY perlu syarat gono-gini, tapi kalau anak SBY langsung bisa bertemu tanpa gono-gini. Selain itu kita bisa minta apapun seperti anak kecil yang
minta dibeliin ini-itu tanpa merasa bersalah.
Percaya dalam Amplified Bible diterjemahkan sebagai Adhere, trust into, dan rely on.
1. ADHERE sendiri menghasilkan tiga perilaku yaitu melekat, menaati, dan setia.
- MELEKAT pada TUHAN seperti seorang anak kecil yang pegang tangan ayahnya ketika berada di sekitar orang yang tak dikenal. Mengapa sang anak bisa melekat? karena dia merasa aman kalau berada dekat ayahnya. Begitu juga dengan oran percaya ketika masalah atau tekanan di depan mata, dia akan semakin melekat kepada Bapanya dan tidak meninggalkan Bapanya.
- MENAATI TUHAN karena percaya padaNya, sebaliknya bila sering tidak taat karena tidak percaya padaNya. Maka dari itu selama masih diberi kesempatan hari ini dengar suara TUHAN milikilah ketaatan dan hati yang lemah lembut. Jangan ikuti teladan Israel generasi satu yang memberontak karena tidak percaya (ibr3:15-19). Bahkan karena urusan perut pun memberontak, menggerutu, dan pingin balik lagi ke mesir. Sebaliknya orang percaya perlu belajar bersyukur dalam keadaan susah dan senang, karena bersyukur adalah bahasa iman dan ciri bahwa kita masih percaya padaNya. Selain itu Israel generasi satu ga genapi visi dan ga berjalan ma TUHAN karena tidak percaya. Tentu kita ga bisa berjalan ma orang yang ga dikenal atau ga dipercayai, karena itu untuk berjalan bersama TUHAN kita harus percaya dan percaya karena beriman. Perjalanan bersama TUHAN adalah perjalanan dengan iman.
- SETIA pada TUHAN bukan hari ini dan besok saja tapi sampai garis akhir. Iman kita pasti diuji agar bertumbuh seperti biji sesawi, dari bentuknya sekecil iota/titik bertumbuh menjadi seperti pohon beringin tanpa rambut yang bisa dipakai orang untuk berteduh atau dipakai burung untuk membuat sarang.Pertandingan iman bukanlah seperti pertandingan sprint, tapi seperti pertandingan marathon. Penekanannya bukan pada kecepatan, tapi pada ketahanan dan stamina, karenanya kita perlu untuk membangun manusia roh kita. Perumpamaan tentang talenta berbicara juga tentang kesetiaan. Hal ini bisa kita lihat pada pernyataan “inilah hambaku yang baik dan setia”. Kalau tidak setia maka talenta yang diberikan khusus untuk kita akan diambil dan diberikan ke orang lain yang setia. Maka setialah! “Sebelum TUHAN menaruhmu dalam tungku perapian, TUHAN tahu kau sanggup melaluinya.”
2. TRUST terjadi karena sangat-sangat percaya kepada seseorang sehingga kita bisa mempercayakan seluruh milik kita kepada orang itu. Ini erat kaitannya dengan pengenalan, ga cuma tahu atau sekedar basa-basi. Semakin kita mengenal makin kita dapat mempercayakan lebih banyak misalnya masa depan, masalah, cita, angan, bahkan pasangan hidup. Kita mempercayakan seluruhnya karena TUHAN yang kita sembah lebih tau dari pada kita. Kita bisa berpengetahuan banyak tapi , tetap, TUHAN yang lebih tau yang terbaik untuk hidup kita. Jadi tanya TUHAN, tanya TUHAN, tanya TUHAN, dan BELAJAR PERCAYA pada TUHAN.
3. RELY-ON artinya bergantung sama TUHAN seperti kita memegang sebuah botoh dengan tangan. Kalau kita tidak percaya dan bergantung sama TUHAN, kita akan jatuh dan pecah. Abraham melangkah karena percaya sama TUHAN. Ketika Abraham goyah, TUHAN TIDAK menjauh, tapi menguatkan dia, dan respon Abraham adalah langsung percaya, bahkan TUHAN perhitungkan itu sebagai kebenaran. Amsal 3: 5,6 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
JADI PERCAYALAH! (Yeremia 16: 19) TUHAN adalah kekuatan dan benteng kita, tempat pelarian kita bukan yang lain. Kalau kita lari ke atau mengandalkan hal lain, kita terkutuk (Yeremia 17: 5). Tapi bila kita mengandalkan dan menaruh harapannya pada TUHAN, kita diberkati (Yeremia 17: 8). JADI PERCAYALAH! Percaya saja. PERCAYA SAJA! (Markus 5: 36)