Mengasihi Tuhan
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 29 Agustus 2015
Pembicara : Yorga Parnadi
Tema : Mengasihi Tuhan
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Matius 7:15-23 Ayat 15 mencatat, waspada dengan nabi-nabi palsu. Mereka menggunakan jubah domba. Dari dahulu sudah diperingatkan bahwa akan ada penyesat yang muncul. Menurut pengalaman saya, ada 2 jenis penyesat yang ada, yaitu:
1. Penyesat yang sudah sadar bahwa dia sesat dan akan menyesatkan orang lain.
2. Penyesat yang tidak sadar bahwa dia sedang menyesatkan. Untuk jenis pertama, mereka hidup seperti manusia normal dengan gaya kekinian. Tapi kejahatan hidup mereka telah ditutupi dengan berbagai macam filsafat.
Nah, jenis kedua yang lebih bahaya karena kadang banyak orang tidak menyadarinya. Lalu parahnya, mereka sudah terlalu banyak di gedung gereja. Penyesat yang tidak sadar menyesatkan orang lain hanya karena adanya perbedaan ajaran. Hal sederhana tentang bahasa roh. Banyak yang menolak bahwa bahasa roh itu benar dan kita berhak mendapatkannya. Ini menunjukkan hal yang sederhana dan ada tercatat dalam alkitab bahkan ditolak/disangkal. Kita anak muda seharusnya memiliki rasa penasaran (curiousity) yang besar untuk mengalami SEMUA yang ada di Firman. Kenapa pusing dengan hal-hal yang tidak tercatat di Firman. Lain lagi tentang berdoa sambil menangis. Mungkin buat sebagian orang, hal tersebut adalah aneh. Bukankah kita dapat menangis karena lawatan Tuhan yang turun dalam hidup kita. Tuhan sudah terlebih dahulu menjamah kita. Dan orang yang pernah menerima jamahan Tuhan PASTI ada perubahan.
Serigala menyamar sebagai domba. Seringkali kita mudah disesatkan karena kita masih menjadi domba. Jadilah rajawali yang justru memakan domba samaran tersebut. Lantas bagaimana membedakan domba asli dan domba palsu? Lihat ayat 16. Dari buahnya-lah kita dapat membedakannya. Jejak domba dan serigala juga berbeda. Perhatikan jejaknya, artinya kita harus merendahkan hati. Orang yang rendah hati akan sulit untuk disesatkan.
Sadarkah kita bahwa Tuhan sedang menguji kita? Jika kita berkata bahwa kita mengasihi Tuhan, maka Tuhan akan mengujinya dengan hal kasih juga. Para martir telah diuji kasihnya kepada Yesus dengan nyawa. Bagaimana dengan kita? Apa yang jadi pilihan kita sewaktu menghadapi fase-fase yang boleh terjadi? Sekolah, kuliah, pekerjaan, membangun keluarga. Ingatlah bahwa Tuhan selalu menguji. Misalnya dalam fase pekerjaan, jika kita tidak mengandalkan Tuhan maka kita akan menjadi workaholic (gila kerja), keras kepala/emosional, mulai tidak peka dengan suara Tuhan. Ini hal yang sulit bagi anak Tuhan, tapi bisa kita kerjakan. Seharusnya selain berkarir dengan baik, keluarga juga tidak dibiarkan terbengkalai. Kasih kita sedang diuji.
Ayat 21, tidak cukup hanya berseru pada Tuhan. Kita juga perlu mencari kehendak Bapa. Teruslah bertanya tentang apa yang sedang dan kita akan lakukan hari-hari ini. Ini juga sangat penting dalam pelayanan kepada Tuhan. Selain skill diperlukan pengurapan. Apa bedanya seorang pembicara dengan tukang obat jika tanpa pengurapan. Tentunya kita juga dapat mengenali mana yang melayani dengan pengurapan dan tanpa pengurapan.
Ayat 23, Yesus akan berterus terang bahwa Dia tidak mengenal mereka yang telah melakukan “pelayanan”. Hal ini cukup membingungkan karena sekalipun mereka telah membuat mujizat dan menyembuhkan orang sakit demi nama Yesus. Tapi Yesus menegaskan bahwa melakukan kehendak Bapa adalah hal yang utama. Artinya kita harus peka dengan suara Tuhan. Selanjutnya, mari kita buka di Wahyu 2:4. Tuhan mencela jemaat Efesus karena telah meninggalkan kasih yang mula-mula. Semua orang imannya akan diuji. Biarlah kita hari-hari ini melakukan segala sesuatu karena mengasihi Tuhan.
Peganglah Yesus kuat-kuat, jangan pernah jual iman kita dengan apapun.