Yesus sebagai Tuhan
Sebelum bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat, seseorang mengambil keputusan-keputusan dalam hidupnya berdasarkan ego dan keinginannya sendiri.
Namun setelah bertobat, Tuhanlah yang mempunyai wewenang atas hidup kita.
Dalam aspek-aspek kehidupan, kehendak siapakah yang akan anda laksanakan? Kehendak pribadi atau kehendak Tuhan. Orang Kristen sungguh-sungguh biasanya akan dengan cepat menjawab; “Tentu kehendak Tuhan!”
Berjalan dalam kehendak Tuhan berarti menjadikan Tuhan yang berwenang memerintah dan mengatur kehidupan kita. Tuhan menjadi otoritas tertinggi dan terutama. Namun tak jarang, kita menyatakan Tuhan adalah raja, tapi sebenarnya kita tidak sedang memposisikan Yesus sebagai Tuhan dan Raja. Hal tersebut dapat tercerminkan melalui cara seseorang mengambil keputusan ataupun perilaku dan gaya hidupnya.
Pengenalan Yesus sebagai Tuhan tidak terpisahkan dengan momentum dimana seseorang menerima Yesus menjadi Juruselamat dalam hidupnya. Tuhan menyelamatkan kita dan membeli hidup kita secara lunas dengan darahNya. Secara otomatis status kepemilikan hidup kita pun berubah. Hidup kita bukan lagi milik dosa dan juga bukan lagi milik kita sendiri. Hidup kita adalah milik Kristus.
Ketika kita menyadari bahwa kita adalah milik Kristus, maka tentu kita tidak lagi dapat secara sembarangan menentukan arah jalan hidup kita. Dahulu sebelum bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat, seseorang mengambil keputusan-keputusan dalam hidupnya berdasarkan ego dan keinginannya sendiri. Namun setelah bertobat, Tuhanlah yang mempunyai wewenang atas hidup kita.
Tuhan mempunyai wewenang penuh atas keputusan dan rancangan yang akan kita lakukan. Tuhan yang memerintah dalam pikiran, keinginan, tindakan, dan masa depan kita. Sebagai gambaran praktis, jika kita mempunyai suatu rancangan cita-cita di masa depan, seharusnya rancangan tersebut bukan lagi berdasarkan ego kita sendiri. Kita harus mencari tahu apa yang menjadi rancangan Tuhan untuk masa depan kita. Contoh lainnya saat kita akan memilih pekerjaan. Kita memilih bukan lagi berpusat pada kemauan diri sendiri tapi seharusnya berdasarkan pekerjaan apa yang Tuhan suruh untuk saya kerjakan.
Pengenalan Yesus sebagai Tuhan haruslah kita terapkan dalam seluruh aspek kehidupan kita. Tidak terkecuali satu aspek pun. Tuhan menjadi raja atas cita-citamu, di tengah keluargamu, dalam pekerjaan, dalam keuangan, atau dalam menentukan pasangan hidupmu. Buah dari pengenalan tersebut juga akan membuat kita tidak lagi bertindak serampangan. Pikiran, perkataan, atau perbuatan tidak untuk memuaskan ego, tapi berdasarkan kehendak Tuhan yaitu Firman Tuhan.
Jadi sudahkah Yesus menjadi Tuhan dalam hidup kita?
Oleh Lasma Natalia Panjaitan
- Published in Artikel
Berjalan bersama Tuhan
- Beriringan, mengikuti, bersama-sama
- Hubungan
- Gaya hidup
- Firman Tuhan mengatakan Henokh hidup bergaul dengan Allah. Ini berarti yang namanya bergaul dengan Allah itu terus-menerus.
- Semakin kita bergaul dengan seseorang kita akan semakin dalam mengenal orang itu. Tidak mungkin kita mengaku bergaul dengan seseorang tapi kita tidak tahu apa-apa tentangnya.
- Secara eksplisit Nuh juga dikatakan hidup bergaul dengan Allah: in habitual felowship.
- Suatu hubungan tidak terbangun secara otomatis tetapi butuh proses, butuh dibangun misalnya melalui komunikasi.
- BERDOA
- Berbicara.
- Berseru (Yer 29 : 12-15)
- Mengalahkan musuh
- Membuka jalan (Kol 4 : 2-4)
- Mengalirkan kuasa (Yak 5 : 14-16)
- Dalam doa ada penyembahan, pengucapan syukur, pengakuan, dan permohonan (Mat 6 : 5-15)
- Firman mengandung perintah dan janji
- Firman adalah makanan (Mat 4 : 4)
- Firman memisahkan kedagingan dan yang ilahi (Ibr 4 : 12)
- Firman berfungsi sebagai senjata dalam peperangan rohani (Ef 6 : 17)
- Diawali dengan melakukan dan mengalami Firman Allah. Tanpa mengalami Tuhan, kesaksian kita akan kosong.
- Dalam ilmu hukum, seorang saksi adalah yang melihat, mendengar dan mengalami langsung suatu kejadian. Murid-murid Yesus mengalami kuasa Allah melalui kehadiran Yesus. MEREKA mengalami, melihat, menyaksikan Yesus. Kesaksian-kesaksian mereka menjadi luar biasa, 5000 orang bertobat, orang sakit disembuhkan.
- Adalah aneh bila seseorang mengaku murid Yesus tapi tidak pernah mengalami hal-hal yang luar biasa. Kalau hidup kita gitu-gitu aja dari dulu sampai sekarang – ada yang salah dengan kita!
- Rindukanlah bukan hanya menikmati cerita/pengalaman orang lain bersama dengan Tuhan tapi mari mengalami sendiri.
- Murid Yesus bersaksi melalui perkataan dan perbuatan. Waktu kita melakukan firman, kita sedang bersaksi melalui perbuatan kita. Ingat bahwa anak-anak Tuhan diperhatikan oleh sekelilingnya. Kita menjadi benchmark bagi orang-orang di sekitar kita, jadi jaga hidup kita. Jangan takut, Roh Kudus akan mengajarkan kita segala sesuatu sehingga hidup kita boleh menjadi berkat bagi orang lain.
- Bersaksi agar orang lain diteguhkan dan diperoleh teguran (Yeh 3 : 18-21)
- Church/ gereja adalah orangnya
- Gereja adalah tubuh Kristus (1 Kor 12 : 27) dan berbicara mengenai persekutuan.
- Dalam persekutuan, gathering atau togetherness, ada hubungan yang karib. Kekhasan gereja yaitu tidak memikirkan kepentingan sendiri tapi juga orang lain
-
Fungsi:
- Dengan rendah hati menolong (Fil 2 : 4)
- Meneguhkan
- Melengkapi ( 1 Kor 12)
- Kekuatan dalam kesepakatan (Mat 18 : 19-20)
- Dalam pergaulan cari orang yang tepat (1 Kor 15 : 33)
- Doa yang penuh kuasa
- Melakukan perintah Allah dan menggenapi janji
- Damai sejahtera Allah melampaui akal pikiran manusia
- Kesatuan dengan Allah, hidup dalam terang (1 Yoh 1 :3-7)
- Published in Catatan Khotbah
Hidup Mengikuti Agendanya Tuhan
Selama ini, mungkin kita merasa bahwa mengikuti agenda Tuhan sangat sulit dan berat.
Tetapi itu pola pikir yang salah!
Tuhan tidak mungkin menyiapkan suatu rancangan yang tidak dapat kita jalankan. Tuhan tidaklah rumit manusia-lah yang sering membuatnya menjadi kompleks.
Kita pasti percaya apa yang dikatakan oleh kita Yeremia 29:11 bahwa rancangan Tuhan bagi kehidupan kita itu adalah rancangan damai sejahtera. Kita meyakini, kita mengamininya. Kita percaya bahwa Tuhan mampu dan pasti akan memberikan yang terbaik bagi kita. Yang sering kita lupakan adalah kita tidak selalu satu paham dengan Tuhan: yang terbaik menurut Tuhan terkadang bukan yang terbaik menurut kita.
Jika kita ingin menerima apa yang Tuhan janjikan atas hidup kita, maka kita perlu mengikuti agendanya Tuhan juga. Mengikuti agenda Tuhan, berarti kita menjalankan segala sesuatu yang sudah Tuhan siapkan untuk kita, termasuk mengikuti waktunya Tuhan (musimnya Tuhan). Ketika Tuhan menyiapkan suatu rancangan yang sempurna dalam kehidupan kita, maka dapat dipastikan bahwa rencana itu sudah pasti cocok/pas (fit) dengan kita 100%. Tuhan sangat presisi menyiapkan setiap janji-Nya untuk kita yang disertai dengan waktu yang presisi pula. Oleh karena itu, jika kita ingin mengalami setiap janji Tuhan, kita harus mengerti dan hidup dalam agenda-Nya. Apa yang Tuhan siapkan bagi kita adalah suatu rancangan yang sempurna, blueprint yang mulia dan Ilahi. Tugas kita adalah mengikuti rancangan – rancangan yang sudah Ia siapkan tersebut. Namun, dalam menjalankan agenda Tuhan dalam hidup kita, kita tidak bisa memakai cara–cara manusia atau cara-cara kita.
Apa yang Tuhan tuliskan bagi kita di dalam agenda-Nya adalah sebuah mahakarya yang Ilahi dan mulia. Segala aspek kehidupan kita: visi, pekerjaan, pasangan hidup, studi, keluarga, pelayanan, dan aspek lainnya adalah karya yang Ilahi dan mulia sehingga hanya bisa diperoleh dan dikerjakan dengan cara – cara yang Ilahi dan mulia pula. Ini berarti hal-hal ini tidak bisa diperoleh dan dikerjakan dengan mengandalkan kekuatan ataupun hikmat manusia saja, tetapi dengan hikmat dan tuntunan Roh Kudus. Tuhan mau kita selalu mengandalkan Dia dalam setiap langkah kita (1 Kor 2:5).
Untuk dapat mengikuti agenda Tuhan, kita perlu senantiasa menyelaraskan pikiran, hati, dan kehendak kita dengan pikiran, hati, dan kehendak Bapa. Selama ini, mungkin kita merasa hal tersebut sangat sulit dan berat. Tetapi itu pola pikir yang salah! Tuhan tidak mungkin menyiapkan suatu rancangan yang tidak dapat kita jalankan. Tuhan tidaklah rumit manusia-lah yang sering membuatnya menjadi kompleks. Manusia kerap kali dipengaruhi lingkungan, mengalami rasa khawatir, cemas, tidak sabar, tidak tekun, takut sehingga secara tidak sadar membuka peluang untuk keluar dari agenda Tuhan dan berjalan pada agenda pribadinya sendiri.
Tuhan kita sempurna, maka janji-Nya adalah sempurna bagi setiap kita. Tidak ada yang murah dan mudah untuk sebuah kesempurnaan, kemuliaan dan keIlahian. Tentu saja untuk menerima suatu janji yang besar, visi yang besar, kita tidak akan melewati proses yang mudah. Mengikuti agenda Tuhan tidak berarti semua hal berjalan lancar dan mudah. Tuhan harus memastikan bahwa iman, roh, pengurapan, karakter, mental kita sudah siap dan memadai untuk menerimanya.
Kita memerlukan tiga hal untuk dapat mengikuti agenda Tuhan:
- Ketaatan (2 Kor 2:9), Kita perlu ketatan dan penundukkan diri terhadap Tuhan dan Firman-Nya. Tunduk artinya memberikan hak dan hidup kita sepenuhnya dikuasai oeh Tuhan. Kita menaati perintah-Nya dan memprioritaskan Tuhan dalam hidup kita.
- Kepekaan/ketajaman (Ibrani 5:14), Kita perlu kepekaan/ketajaman untuk dapat mendengar suara Tuhan dalam membedakan mana kehendak Tuhan mana yang bukan.
- Ketangguhan/Ketekunan (Ibrani 10:36). Kita perlu ketekunan untuk tetap berdiri, tidak mudah menyerah, tidak bersungut – sungut. Sejauh mana kita bertekun akan mempengaruhi sejauh mana kita akan bertahan.
Ketiga hal di atas akan membuat cara pandang, cara merespon, cara berpikir, cara menilai kita selaras dengan Tuhan. Sekalipun proses demi proses terjadi, itu tidak akan membuat kita keluar dari jalurnya Tuhan. Ujian dan tantangan akan terus datang tetapi kaki kita tetap kuat mengikuti ke mana Tuhan membawa kita. Marilah kita memperoleh janji yang Ilahi dan sempurna dari Tuhan dan terus hidup mengikuti agenda Tuhan bagi kita. Tuhan Yesus memberkati!
“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku,
aku akan timbul seperti emas.” – Ayub 23:10 –
Oleh Puji Tania Meliala
- Published in Artikel
Tuhan dan Saya
Tuhan lebih menginginkan kita memiliki kasih setia dan pengenalan akan Dia, dibandingkan korban-korban dan persembahan-persembahan kita.
Sejak awal Allah menciptakan manusia, Allah menghendaki hubungan yang karib dengan manusia sebagai ciptaan yang dibuat menurut gambaran dan rupa Nya. Namun dosa merusakan hubungan itu. Meskipun demikian Alkitab mencatat kisah manusia-manusia yang memiliki hubungan luar biasa dengan Allah seperti yang Allah kehendaki pada saat menciptakan manusia itu. Sebut saja Henok, Abraham, Yusuf, Musa, Daud, Petrus, Yohanes, Paulus, dan masih banyak lagi.
Keakraban yang tidak biasa yang menghasilkan pengenalan akan Allah yang dalam dan luas. Keakraban yang membuat Henokh tidak mati tapi diangkat, yang pada waktu itu isu pengangkat belum trend seperti saat ini. Keakraban yang membuat Abraham percaya sepenuhnya pada perkataan Allah, dan ia mempercayakan hidupnya sepenuhnya kepada Allah, bahkan bersedia mengorbankan Ishak anak perjanjian ketika Allah memintanya. Keakraban yang membuat Yusuf tidak mengeluh dan menyalahkan Allah ketika ia dijual saudara sekandungnya, masuk penjara karena bukan kesalahannya, terlupakan oleh orang yang dibantunya. Dan bahkan keakraban yang begitu intim sehingga ia mampu melihat visi bangsanya. Keakraban yang membuat Musa melihat punggung Allah dan yang membuat wajahnya berkilau karena kemuliaan Allah. Masih banyak lagi kisah-kisah lain dalam Alkitab mengenai keakraban manusia yang tidak biasa dengan Allah, dan Allah masih terus merindukan hubungan-hubungan yang karib dengan manusia, kuhususnya dengan Anda.
Hubungan dengan Allah tentunya harus diawali dengan perjumpaan dengan Allah secara pribadi. Perjumpaan secara pribadi dengan Allah merupakan kejadian ilahi yang luar biasa bagi setiap orang. Kejadian ilahi itu bisa saja terjadi saat seseorang mengikuti suatu ibadah, KKR, retreat atau saat di kamar pribadi. Perjumpaan secara pribadi dengan Allah pastilah menghasilkan pertobatan. Hosea 6:1 merupakan ajakan pertobatan, ajakan untuk berbalik kepada Allah. Saat berbalik kepada Allah melalui pertobatan, Allah akan menghidupkan roh kita yang dulunya telah mati karena dosa, lalu memulihkan keadaan kita.
Hubungan yang karib dengan Allah harus dibangun dengan kesungguhan hati. Hosea6:3 mengingatkan kita bahwa Allah pasti meresponi kesungguhan hati yang merindukan keakraban dengan Allah. Untuk sebuah pengenalan tidak bisa melalui hubungan yang sambil lalu, tetapi melalui hubungan yang serius dan dengan hati yang bersungguh-sungguh.
Selain kesungguhan, untuk membangun hubungan dengan Allah yang akan menghasilkan pengenalan yang mendalam dibutuhkan ketekunan dan kesetiaan yang tak tergerus oleh apa pun. Hosea 6:4-5 Allah memperingatkan agar kita tidak memiliki kesetiaan seperti kabut pagi yang hanya bertahan sebentar, atau seperti embun pagi yang hanya ada beberapa saat. Seperti Allah selalu ada bagi kita dalam setiap kondisi kita, Ia Allah yang setia demikian sebagai manusia-manusia ciptaan Allah yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, Ia menghendaki kesetiaan dari kita.
Hosea 6:6 menyatakan kerinduan Allah, Ia lebih menginginkan kita memiliki kasih setia dan pengenalan akan Dia dibandingkan korban-korban dan persembahan-persembahan kita. Allah mau hati kita sebagai korban terutama, bukan sekedar uang atau waktu yang kita berikan tanpa hati.
Seseorang dapat memberi tanpa kasih, namun orang yang mengasihi pasti akan memberi. Pengenalan akan Allah akan lahir dari sebuah hubungan yang serius yang dibangun atas dasar kesungguhan dan kesetiaan hati bukan atas dasar korban atau persembahan tanpa hati.
Penulis: Merlin Titahena
- Published in Artikel
Hadirat Tuhan
- Published in Catatan Khotbah
Mengasihi Tuhan
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 29 Agustus 2015
Pembicara : Yorga Parnadi
Tema : Mengasihi Tuhan
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Matius 7:15-23 Ayat 15 mencatat, waspada dengan nabi-nabi palsu. Mereka menggunakan jubah domba. Dari dahulu sudah diperingatkan bahwa akan ada penyesat yang muncul. Menurut pengalaman saya, ada 2 jenis penyesat yang ada, yaitu:
1. Penyesat yang sudah sadar bahwa dia sesat dan akan menyesatkan orang lain.
2. Penyesat yang tidak sadar bahwa dia sedang menyesatkan. Untuk jenis pertama, mereka hidup seperti manusia normal dengan gaya kekinian. Tapi kejahatan hidup mereka telah ditutupi dengan berbagai macam filsafat.
Nah, jenis kedua yang lebih bahaya karena kadang banyak orang tidak menyadarinya. Lalu parahnya, mereka sudah terlalu banyak di gedung gereja. Penyesat yang tidak sadar menyesatkan orang lain hanya karena adanya perbedaan ajaran. Hal sederhana tentang bahasa roh. Banyak yang menolak bahwa bahasa roh itu benar dan kita berhak mendapatkannya. Ini menunjukkan hal yang sederhana dan ada tercatat dalam alkitab bahkan ditolak/disangkal. Kita anak muda seharusnya memiliki rasa penasaran (curiousity) yang besar untuk mengalami SEMUA yang ada di Firman. Kenapa pusing dengan hal-hal yang tidak tercatat di Firman. Lain lagi tentang berdoa sambil menangis. Mungkin buat sebagian orang, hal tersebut adalah aneh. Bukankah kita dapat menangis karena lawatan Tuhan yang turun dalam hidup kita. Tuhan sudah terlebih dahulu menjamah kita. Dan orang yang pernah menerima jamahan Tuhan PASTI ada perubahan.
Serigala menyamar sebagai domba. Seringkali kita mudah disesatkan karena kita masih menjadi domba. Jadilah rajawali yang justru memakan domba samaran tersebut. Lantas bagaimana membedakan domba asli dan domba palsu? Lihat ayat 16. Dari buahnya-lah kita dapat membedakannya. Jejak domba dan serigala juga berbeda. Perhatikan jejaknya, artinya kita harus merendahkan hati. Orang yang rendah hati akan sulit untuk disesatkan.
Sadarkah kita bahwa Tuhan sedang menguji kita? Jika kita berkata bahwa kita mengasihi Tuhan, maka Tuhan akan mengujinya dengan hal kasih juga. Para martir telah diuji kasihnya kepada Yesus dengan nyawa. Bagaimana dengan kita? Apa yang jadi pilihan kita sewaktu menghadapi fase-fase yang boleh terjadi? Sekolah, kuliah, pekerjaan, membangun keluarga. Ingatlah bahwa Tuhan selalu menguji. Misalnya dalam fase pekerjaan, jika kita tidak mengandalkan Tuhan maka kita akan menjadi workaholic (gila kerja), keras kepala/emosional, mulai tidak peka dengan suara Tuhan. Ini hal yang sulit bagi anak Tuhan, tapi bisa kita kerjakan. Seharusnya selain berkarir dengan baik, keluarga juga tidak dibiarkan terbengkalai. Kasih kita sedang diuji.
Ayat 21, tidak cukup hanya berseru pada Tuhan. Kita juga perlu mencari kehendak Bapa. Teruslah bertanya tentang apa yang sedang dan kita akan lakukan hari-hari ini. Ini juga sangat penting dalam pelayanan kepada Tuhan. Selain skill diperlukan pengurapan. Apa bedanya seorang pembicara dengan tukang obat jika tanpa pengurapan. Tentunya kita juga dapat mengenali mana yang melayani dengan pengurapan dan tanpa pengurapan.
Ayat 23, Yesus akan berterus terang bahwa Dia tidak mengenal mereka yang telah melakukan “pelayanan”. Hal ini cukup membingungkan karena sekalipun mereka telah membuat mujizat dan menyembuhkan orang sakit demi nama Yesus. Tapi Yesus menegaskan bahwa melakukan kehendak Bapa adalah hal yang utama. Artinya kita harus peka dengan suara Tuhan. Selanjutnya, mari kita buka di Wahyu 2:4. Tuhan mencela jemaat Efesus karena telah meninggalkan kasih yang mula-mula. Semua orang imannya akan diuji. Biarlah kita hari-hari ini melakukan segala sesuatu karena mengasihi Tuhan.
Peganglah Yesus kuat-kuat, jangan pernah jual iman kita dengan apapun.
- Published in Catatan Khotbah
Dipenuhi Hadirat Tuhan
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 25 Juli 2015
Pembicara: Ade Nugroho
Tema: Dipenuhi Hadirat Tuhan
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Ada 3 dimensi hadirat Tuhan.
1. Omnipresence
Tuhan ada/hadir di mana-mana. Tapi ini bukan berarti ada Tuhan yang lain yang boleh disembah, yang melahirkan animisme dan dinamisme. Tidak boleh ada Allah lain dalam diri kita.
2. Manifested presence
Kehadirannya nyata yang dimanifestasikan, ada tanda-tanda yang menyertai. Firmannya dimana ada dua tiga orang berkumpul, maka ada Tuhan hadir. Banyak anak Tuhan berhenti sampai di sini. Cukup puas mengalami Tuhan di tempat-tempat ibadah atau kamar saat teduh. Padahal ada dimensi yang ketiga.
3. Indwelling presence
Suatu hadirat Tuhan yang nyata dan tinggal diam, menetap. Begitu nyatanya, sehingga kata Petrus, Firman itu bisa diraba.Jika kita tidak mengerti dimensi ketiga, maka kita tidak teguh ketika menghadapi permasalahan, merasa kekeringan. Tuhan hadir di dalam kita dimanapun kita berada. Kita tidak bergantung pada suatu tempat tertentu. Inilah yang dimaksudkan dari dimensi ketiga. Dia ada di dalam kita.
Mari kita cermati dalam Keluaran 25:8. Manusia, Adam dan Hawa, memiliki kuasa. Tetapi ketika jatuh dalam dosa, mereka tidak dapat lagi bergaul dengan Tuhan. Dalam Keluaran 25:8, Bapa ingin merestorasi hubungan dengan manusia seperti jaman Adam dan Hawa. “Dan mereka (Bangsa Israel) harus membuat TEMPAT KUDUS bagiKu, supaya AKU DIAM (dwell) di tengah-tengah mereka.”Bapa tidak bisa bercampur dengan dosa. Dia mau ada suatu tempat yang kudus. Maka dibangunlah kemah suci.
Di dalam Keluaran 40:1, terdapat 3 Bagian Kemah Suci:1. Ruang Maha Kudus : Tabut Tuhan (di dalamnya terdapat manna, 2 loh batu, tongkat Harun yang berbunga).2. Ruang Kudus : Meja roti sajian, kandil, mezbah pembakaran ukupan.3. Pelataran : Mezbah korban Bakaran, bejana pembasuhan. Bagian korban, sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus sekali untuk selama-lamanya. Bagian kita adalah menyerahkan daging/kesukaan kita. Tuhan Hadir ketika ada korban.Seluruh perkakas/alat disucikan. Artinya ada bagian-bagian hidup kita yang dikuduskan bagi Tuhan.
Kemah suci melambangkan hidup orang yang telah ditebus. Kita yang telah ditebus berada di ruang maha kudus. Dari sini ada 3 tipe orang.
1. Tipe orang di pelataran. Adalah orang yang sibuk dengan dirinya sendiri. Masih jatuh bangun dalam dosa.
2. Tipe orang di ruang kudus. Orang yang rindu menyenangkan hati Tuhan. Dipenuhi pujian dan penyembahan. Pujian dan penyembahan bukan sekedar bernyanyi, tapi keluar dari hati karena adanya pengenalan akan Tuhan.
3. Tipe orang di ruang maha kudus. Orang yang hanya fokus tinggal diam dan tenang mendengar suara Tuhan. Dia bayar harga dan bertekun dalam Tuhan.
Ayo berpindah dari pelataran, ruang kudus ke ruang maha kudus.
Orang yang sungguh mengasihi Tuhan tidak mudah jatuh dalam dosa. Ada yang aneh jika masih jatuh bangun dalam dosa. Tentunya ada disiplin yang terlewat. Maka bangkitlah dan lakukan kembali disiplin yang Tuhan sudah taruhkan dalam hidup kita. Tinggal-lah dalam ruang maha kudus, bukan keluar masuk, bolak balik.
Apa yang terjadi di ruang maha kudus?
Mari kita perhatikan di (Ibrani 9:6-7).Hanya Imam Besar yang boleh masuk 1 kali setahun (Ibrani 9:6-7)Yesus telah menjadi Imam Besar bagi kita (Ibrani 9:11-14).Sehingga kita BERANI masuk ruang maha kudus (Ibrani 10:19, Matius 27:51). Tirai yang membatasi ruang kudus dan maha kudus sangat tebal. Tapi ketika Yesus disalib, tirai ini terbelah. Sejak itu tidak ada lagi tirai yang membatasi semua orang untuk masuk ruang maha kudus, yang adalah tempat dimana kita mengalami Tuhan. SIAPA SAJA boleh masuk ruang maha kudus, melalui Yesus.Yesus MERESTORASI hubungan kita dengan Bapa, Bapa tinggal, hadir, diam dalam kita dan kita Tinggal dalam Bapa. Bapa tidak jauh. Di titik ini, mana mungkin kita tidak mengalami Tuhan.
Bagaimana untuk terus tinggal dalam hadirat Tuhan?
1. Tinggal dalam Pujian Penyembahan dan Doa (berbahasa roh). Lakukan dengan cara yang berbeda. Lakukan dengan agresif. Tidak bisa lagi kita
2. Keluaran 27:20–21, Lampu harus tetap MENYALA. Lampu bicara Firman.
3. Mengembangkan roh haus dan lapar. Firman berkata, hendaklah kita miskin di hadapan Tuhan, yang selalu rindu mendapatkan lebih dan lebih dan lebih lagi. Kita percaya bahwa pengenalan akan Tuhan selalu baru setiap hari. Tidak lagi kita menjadi meremehkan suatu Firman karena merasa sudah pernah mendengar Firman tersebut. Jadilah agresif. Selalu rindu Tuhan melawat kita. Mulailah dengan berpuasa.
4. Disiplin Melakukannya (Mazmur 119:105)
Manfaat dipenuhi hadirat Tuhan.
1. Hadirat Tuhan membawa kesadaran roh dan menyingkirkan kematian (Yeh 47:1-9). Kita menjadi peka mendengar suara Tuhan. Kita tersadar akan dosa. Kematian menyingkir karena kita membawa hadirat Tuhan, tempat-tempat yang kita injak terdapat kehidupan.
2. Hadirat Tuhan menyegarkan Jiwa (Mazmur 23:1-2). Kita hidup penuh dengan tekanan. Ketika kita sadar ada Tuhan yang tinggal dalam kita, maka kita bisa bertemu dengan Tuhan di manapun. Kita bisa menyembah Tuhan dan kita mulai disegarkan kembali.
3. Hadirat Tuhan memberi beban buat jiwa-jiwa (Mazmur 51:13-15). Ini adalah Mazmur yang ditulis ketika sang pemazmur sedang bergumul. Tidak mau dia kehilangan Roh Kudus. Orang yang tinggal dalam hadirat Tuhan, pasti dia memiliki beban jiwa-jiwa. Sebaliknya, ketika kita tidak memiliki beban jiwa-jiwa, maka kita sedang jauh dari Tuhan.
4. Hadirat Tuhan mengubah atmosfir daerah kita.
5. Hadirat Tuhan menjaga kasih kepada Yesus Kristus.
- Published in Catatan Khotbah
Menjadi Pelaku Firman Tuhan
J4u Bandung
Sabtu, 28 Maret 2015
Pembicara : Yorga Parnadi
Tema : Menjadi Pelaku Firman
Venue : Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Yakobus 1:22 “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”
Di dalam ayat yang lain (Yohanes 14:15) juga berkata jika kita mengasihi Yesus, kitamelakukan perintah-Nya. Sebaliknya jika hanya berkata-kata saja, tanpa melakukan perintah-Nya, kita sedang berbohong. Hal ini sama dengan kepada sesama manusia. Jika kita mengasihi seseorang, maka kita akan berusaha melakukan apa yang dikatakannya. Kita tidak sekedar berkata di mulut, tetapi ada tindakan yang kita lakukan.
Apapun yang Tuhan katakan kepada kita, pasti untuk kebaikan kita. Tuhan tidak pernah iseng. Ketika Tuhan mengatakan sesuatu yang besar, tetapi dibalik itu ada hal yang lebih besar lagi. Dia mempersiapkan kita dulu untuk hal tersebut. Seringkali anak Tuhan gagal di masa persiapan karena dibutuhkan beberapa hal berikut:
1. Ketekunan.
2. Kesabaran.
3. Kepekaan.
Kita sangat perlu untuk menjadi peka. Ingat kisah Nuh, sangat presisi dalam membangun bahtera. Musa juga demikian ketika membangun kemah Tuhan. Setiap bahan dan ukurannya tepat seperti yang Tuhan katakan. Kepekaan itu harus dikembangkan karena Tuhan terlebih rindu berbicara kepada kita.
Saat kita bertobat, Tuhan telah menebus masa lalu, masa ini dan masa depanmu. Mungkin nanti kita mengalami titik terendah dalam hidup kita, tapi ingatlah bahwa Yesus telah menebus kita dengan darahNya yang mulia. Karena ada Yesus dalam hati kita, tidak ada yang bisa menandingi darah Yesus.
Ayat 19-20 “(19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; (20) sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”
Lambatlah untuk marah karena tidak ada yang benar di hadapan Allah.
Ayat 21 “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”
Buang segala yang kotor/kejijikan, singkirkan dosa-dosa yang menarik kita jatuh, singkirkan pertemanan-pertemanan yang membuat kita membelok dari jalan Tuhan atau membuat kita tidak bisa merenungkan Firman. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang, tidak perlu merasa tidak enak. Yang disebut pencuri visi itu bukan orang jahat, tapi justru orang yang tidak tahu visi kita apa. Merekalah yang secara sadar atau tidak sadar justru membelokkan fokus kita. Banyak kegiatan-kegiatan yang kita bisa pilih saat ini, pilihlah yang menjadi investasi untuk sesuatu yang kekal.
Dalam ayat 21, “menyelamatkan jiwamu” di sini maksudnya adalah keselamatan di muka bumi. Di surga tidak perlu dibahas lagi. Yang menjadi perhatian kita seharusnya bagaimana menjadikan di bumi seperti di surga. Bagaimana caranya? Terbiasalah peka dengar suara Tuhan dan lakukan, inilah cara menjadikan “di bumi seperti di surga”. Perhatikan mujizat-mujizat Yesus di kitab injil. Yesus berhasil menghadirkan surga di muka bumi, itulah pelayanan Yesus di muka bumi. Kita cermati arti pelayanan yang Yesus maksudkan. Pelayanan adalah segala sesuatu yang Tuhan suruh untuk kita lakukan. Lihat kembali Matius 7:21, aktifitas pelayanan tidak selalu berkenan di hadapan Tuhan, belum tentu juga kehendak Bapa.
Lebih lanjutnya, setiap orang akan memiliki tingkat kekudusan dan kepekaan masing-masing sesuai dengan bagaimana mereka membangunnya dalam Tuhan. Jika terlalu sering dalam aktifitas pelayanan, seringkali kita menjadi reflek dan lupa mendengar Tuhan berbicara. JANGAN sembarangan bawa nama Tuhan untuk membenarkan tindakan kita. Mari kita ubah pola pikir kita dari sekedar kemakmuran menjadi mentalitas kerajaan Allah. Di tangan kita terdapat kuasa untuk menciptakan berkat. Jika kita hari ini dapat berinvestasi, setia membayar persepuluhan serta memberi, kita adalah salah satu dari tiga juta orang di muka bumi. Ini bukan bicara berapa besar penghasilan kita, tetapi bicara gaya hidup dalam mengelola keuangan.
Ayat 22-23, Menjadi pendengar Firman saja tidak menjadikan kita rohani, justru ketika kita melakukannya barulah disebut rohani. Lakukanlah Firman Tuhan baik yang tertulis maupun yang didengar langsung (rhema). Jika yang tertulis tidak dilakukan, apalagi yang kita dengar langsung. Perlu diingat bahwa ketika kita ditegur bukanlah untuk keuntungan pembimbing, tetapi supaya kita mengenal Tuhan dan dewasa dalamNya. Lakukanlah Firman, maka kita sedang melatih otot-otot rohani kita. Akan berbeda kepada orang yang melatih dan tidak melatihnya, yaitu ketika ada masalah. Rajawali bersorak kegirangan ketika ada badai. Buah melakukan Firman adalah menjadi KUAT. Di J4u, kita bukanlah kumpulan bayi-bayi, melainkan sedang mencetak jendral-jendral. Waktu kita melakukan satu Firman sederhana, kita sedang membuka pintu-pintu rohani dalam hidup kita. Mari kita perhatikan Firman yang sederhana tersebut:
Sepersepuluhan
Sudah disebut sejak dalam kitab Kejadian. Ayat yang sering dipakai adalah di Maleakhi 3:10. Ayat ini sebenarnya ditujukan untuk orang pelit, kikir dan tidak percaya. Sifatnya WAJIB bagi yang sudah bekerja/usaha karena mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan. Untuk pelajar, tidak wajib, tapi boleh melatih membayar sejak dini. Perlu diingat, Tuhan tidak perlu uang kita, tetapi Tuhan lihat ketaatan kita. Ditujukan kepada manusia, bukan gedung, bukan organisasi. Kita adalah gereja. Kita dapat memberi sepersepuluh kepada:
1. Orang yang memberi kita makan secara rohani.
2. Para Full timer.
3. Janda dalam kesusahannya.
4. Anak yatim piatu yang terlantar.
5. Nabi dan rasul.
Orang yang menerima sepersepuluhan juga memberikan sepersepuluhnya kepada yang lain. Sepersepuluh boleh diberikan sebagai dana diakonia atau sosial, TETAPI tidak boleh dipakai digunakan untuk membeli alat musik dan dana operasional karena bukan untuk manusia.
Persembahan sulung/first fruit
Keluaran 23:14-26 Ketika ada jemaat datang dengan tangan hampa(baik fisik maupun rohani), maka tugas gembala/pemimpin yang mengajar orang tersebut dan berdoa kepada Tuhan supaya orang tersebut bisa memiliki penghasilan sendiri dan membawa persembahan buat Tuhan. Prinsipnya, diberikan tiap setahun sekali, hasil terbaik tahun lalu, sifatnya tidaklah wajib, tetapi ada berkat khusus yang Tuhan sediakan bagi yang melakukannya. Tuhan berjalan di depan kita. Dia akan memimpin pada gunung (visi) dimana seharusnya kita berada.
Tanda Jaman
Kejadian 1:14-18, Tuhan meletakkan bintang-bintang di langit sebagai tanda jaman. Tuhan bicara tentang simbol-simbol. Mari kita cermati hal-hal berikut:
1. Tanggal 20 Maret 2015, tahun baru Yahudi, terjadi gerhana matahari.
2. Bagi bangsa Israel, tahun 2015 adalah tahun sabat (tahun ke-7) sejak 2008, tahun dimana terjadi krisis moneter di AS. Bagi mereka, waktunya banyak berdiam diri, mereka menghindari ambisi dalam bisnis dan traffic trading mereka di tahun ini. Siklusnya terjadi tiap 7 tahun sekali dan akan melambat lagi di bulan September 2015.
3. Tanggal 4 April 2015 ada paskah dan gerhana bulan.
4. Tanggal 13 September 2015, pergantian musim.
5. Tanggal 28 September 2015, Sukhot=Matahari penuh.
Ketika kita memberikan persembahan sulung, kita sedang menyerahkan hidup kita pada Tuhan secara total. Kita juga sedang peka mengikuti tanda jaman.
Janji Tuhan kepada bangsa yang bertobat.
Yoel 2:18-27 minyak bicara pengurapan, gandum bicara kelimpahan, anggur bicara sukacita.
JANGAN TANGGALKAN PEDANG ROH DAN PERISAI IMAN KITA.
- Published in Catatan Khotbah