Setuju dengan Tuhan
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 19 Juli 2014
Pembicara : Viona Wijaya
Tema : Setuju dengan Tuhan
Venue : Rg. Azalea 2, lt. P1, BTC
Setuju dengan Tuhan adalah sebuah sikap hati yang akan mewujud jadi tindakan di mana kita SELALU sepakat dengan kehendak Tuhan, dan itu membawa kita bergerak bersama-Nya dan dalam pusat rencana-Nya.
Jadi setuju dengan Tuhan adalah sebuah sikap hati yang seharusnya tidak berhenti hanya di dalam hati tetapi mewujud menjadi tindakan. Seperti kata Tuhan bahwa setiap pohon akan terlihat dari buahnya. Jadi orang- orang yang hanya bilang setuju atau berkata amin tidak bisa kita anggap sudah setuju dengan Tuhan tetapi tetap harus kita cek terlebih dahulu dari tindakannya. Saat kita benar-benar setuju dengan Tuhan maka tindakan kita akan membawa kita bergerak bersama-Nya dalam pusat rencana-Nya.
Contoh praktisnya:
1. Tidak berbantah-bantahan dengan Tuhan
- Lukas 1 : 38 ( “ Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. ”)
Disini Maria menunjukan sifat taat dan tidak berbantah-bantahan.
Saat Tuhan ingatkan untuk belajar atau untuk melakukan suatu hal tapi kita menunda-nunda, maka itu sudah merupakan sikap berbantah-bantahan. Jadi belajarlah untuk setia pada hal-hal kecil yang Tuhan latih, sehingga kita terbiasa untuk turut dan taat dengan perintah Tuhan, kita jadi terbiasa bahkan saat ada hal-hal berat atau ekstrim yang Tuhan suruh, kita bisa taat.
Contoh lainnya adalah Esau dan Yakub. Memang diantara mereka kedua tidak ada yang benar. Tetapi Yakub memiliki sikap hati yang lembut dan mau mencari Tuhan serta haus akan perkara-perkara Ilahi, disaat Esau meremehkan hak kesulungan yang ia miliki, Yakub justru menginginkannya. Itulah sebabnya mengapa Tuhan memilih Yakub. Jadi tidak mungkin seseorang berubah tiba-tiba jadi taat dalam perkara besar kalau sebelumnya tidak taat dalam perkara kecil.
2. Tidak bilang “iya”, tapi tidak dilakukan!
- Matius 21:28-31 ( “28 “Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. 29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. 30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. 31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: “Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. ”)
Dalam hal kedua ini lebih masalah, karena kita berkata iya tetapi tidak dilakukan. Hati-hati dengan kata –kata dan janji yang kita buat dengan Tuhan jangan main ingkari. Jika kita melakukannya, maka kita akan mengalami kekeringan rohani. Maka dari itu, mari hadapi proses, tidak ada yang instan. ketika kita taat terhadap hal-hal kecil maka kita akan menjadi biasa untuk taat terhadap hal-hal yang besar pula.
- Tindakan kita menunjukkan apa yang ada di hati kita sesungguhnya. Kita tidak bisa mendustai Tuhan.
Penghalang-Penghalang Memiliki Gaya Hidup Setuju dengan Tuhan
1. Sombong
- Wujud: “Ngatur-ngatur Tuhan”
Ngatur- ngatur Tuhan bukan seperti kita menyuruh hujan berhenti, tetapi membuat “aturan-aturan” baru yang tidak ada di Firman Tuhan dan memperlakukannya LEBIH dari Tuhan.
Contoh praktisnya dalam hal doktrin yang berhubungan dengan pelayanan. Sebenarnya, pelayanan itu adalah segala sesuatu yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan. Namun pada beberapa organisasi gereja beberapa pembimbing kadang menganggap bahwa pelayanan hanya yang ada di tempat ibadah seperti singer, wl, pemusik, dll, sehingga saat kita tidak pelayanan kita dianggap menjauh dari Tuhan. Padahal sebenarnya ketika kita pelayanan wl, singer, pemusik bukan atas perintah Tuhan, itu bukan pelayanan namun hanya sebuah aktifitas saja.
- Yesaya 40: 13-14 (“13 Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat? 14 Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?” )
Jadi janganlah menjadi orang-orang sombong yang coba mengatur Tuhan. Selalu dengarkan Tuhan, selalu tanya apa yang menjadi kehendak Tuhan dan taat penuh dengan Tuhan.
- Camkan: Orang Sombong tidak akan pernah bisa memiliki gaya hidup setuju dengan Tuhan dan tidak bisa bergerak bersama Tuhan.
2. Tidak (mau) Percaya
- Contoh: orang Israel di Padang Gurun
Orang-orang israel sudah melihat bukti fisik yang sangat nyata baik laut terbelah dan jalan di sana, air berubah menjadi darah, mana jatuh dari langit, dll. Tapi ternyata mereka tetap menjadi bangsa yang tegar tengkuk. Ini menandakan bahwa mujizat tidak menentukan pengenalan kita akan Tuhan.
- Percaya adalah sikap hati dan keputusan – dia bahkan tidak membutuhkan bukti “fisik”! jadi saat kita tidak percaya pada Tuhan maka kita tidak mungkin dapat berjalan dengan Tuhan.
- Pengenalan akan Tuhan membuat kita dapat percaya pada Tuhan dan setuju dengan-Nya. Ini bedanya Musa dan orang Israel
- Abraham (Roma 4:18-21)
Abraham nenunjukan sifat yang percaya pada Tuhan walau sesungguhnya ia tidak tahu ia mau pergi ke mana, masa depannya bagaimana, tapi ia percaya penuh pada Tuhan dan setuju dengan rencana Tuhan.
Jangan kita meniru cara Sarai dengan tidak mau menunggu penggenapan janji Tuhan dengan cara-cara yang Ilahi tapi malah mencoba nutuk “membantu Tuhan” dengan memberikan budaknya kepada Abraham untuk dinikahi. Karena hal itu akhirnya Tuhan tidak berbicara apapun pada Abaham selama beberapa Tahun, walau pada akhirnya Abram dan Sarai akhirnya mendapatkan Ishak.
Jadi yang benar kita harus bener-bener pakai cara Tuhan dan terus bersabar. Jangan sampai pikiran kita menutupi hati kita dalam mendengar suara Tuhan dan akhirnya kita salah jalan.
- Kondisi/fakta 100% bertentangan dengan janji Tuhan – tidak ada dasar untuk berharap!
- Jadi tetaplah setuju dengan Tuhan agar tetap dan terus berada dalam pusat rencana Tuhan.
3. Tidak menggunakan Cara-Cara Tuhan
- Kehendak Tuhan hanya bisa digenapi dengan cara-cara Tuhan. Tidak mungkin kita mau memenuhi rencana Tuhan, memenuhi visi dari Tuhan dengan cara kita sendiri. Tetapi kita harus turut dengan cara-cara Tuhan.
- Contoh yang salah: Kejadian 16:1-3
- Yang benar: mengikuti pola / cara-cara Tuhan
Tuhan itu punya pola yang spesifik untuk setiap kita. Cara kita mendapatkan pola yang spesifik dari Tuhan kita akan dibimbing langsung sama Tuhan agar apa yang Tuhan mau dalam hidup kita benar-benar tepat terjadi sesuai dengan rencana-Nya. Jadi dengan selalu membangun hubungan dengan Tuhan kita sedang memastikan hidup kita sejalan dengan pola yang Tuhan sudah tentukan.
Keluaran 25: 40
- Kemah Suci/Bait Suci : Kita
- Bangun hidup kita sesuai “pattern” yang Tuhan tunjukkan di “Gunung Tuhan”
- Keluaran 39:1, 7, 21, 26, 31, 32 “Melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa”
- Hasil: keluaran 40:34-38
TIDAK SETUJU DENGAN TUHAN
- Berbalik membelakangi Tuhan atau Tuhan berbalik dari kita
- Berbalik membelakangi Tuhan (Bil 14:43) ( “sebab orang Amalek dan orang Kanaan ada di sana di depanmu dan kamu akan tewas oleh pedang; dari sebab kamu berbalik membelakangi TUHAN, maka TUHAN tidak akan menyertai kamu.” ”)
- Tuhan berbalik dari kita (Bil 14:34) (“Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu: ”)
Hasil = maut, tidak masuk tanah perjanjian, tidak “layak” masuk dalam pusat rencana Allah
Hanya orang-orang yang setuju dengan Tuhan yang akan bergerak dan berada dalam pusat rencana-Nya