Hati bagi Bangsa
Kita tidak sedang memindahkan agama orang lain, tapi dari gelap kepada terangNya yang ajaib, dari maut kepada keselamatan, dari neraka kepada surga. Yesus tidak pernah menebus gedung, tapi manusia, yaitu kita.
Marilah kita membaca Nehemia 1:1-11. Tercatat bahwa Yerusalem sedang mengalami kehancuran, temboknya runtuh, orang-orangnya ditawan. Tembok bicara tentang pertahanan. Respon Nehemia adalah duduk dan menangis. Hatinya hancur dan dia berdoa puasa untuk bangsanya. Bagaimana dengan generasi kita? Generasi muda adalah harta bagi suatu bangsa. Untuk menghancurkan bangsa, cukup hancurkan generasi mudanya. Misalnya dengan narkoba, gaya hidup yang buruk, nasionalisme yang turun, tidak takut Tuhan, lalu tinggal tunggu waktu bangsa akan hancur dengan sendirinya.
Firman Tuhan katakan, pada akhir jaman, manusia tidak takut akan Tuhan. Hari-hari ini mulai terjadi kebingungan, mana yang dosa dan yang bukan dosa. Generasi ini tidak bisa membedakan tangan kiri dan kanannya. Muncul istilah bohong putih. Mana ada di Firman Tuhan istilah bohong putih, bohong adalah dosa. Sama dengan melakukan hubungan seks sebelum menikah adalah dosa. Selain dosa juga ada kutuk yang terjadi dalam diri orang yang melakukan. Bahkan ada yang masih bercerai sekalipun jelas dilarang di Firman Tuhan. Masalah dosa ini seringkali ada saja orang yang masih melakukan tanpa tahu kebenarannya, karena tidak ada yang mengajar!
Ayo mulai memberitakan injil. Kita bukan pengecut rohani. Beritakan pada saudara-saudara kita. Terutama keluarga kita. Kisah 4:29, “Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.”
Lihatlah orang-orang di sekeliling kita, apakah masih ada orang yang tidak bisa membedakan tangan kanan dan kirinya. Ketakutan manusia seringkali ketika menghadapi kematian atau kemisikinan. Kemiskinan juga bicara mental pelit, takut rugi. Kita sebagai murid Tuhan, jangan pusing dengan uang receh. Jemaat mula-mula meminta keberanian untuk memberitakan Firman. Ambil seluruh perlengkapan senjata Allah buat kita. Ambilah yang menjadi bagian kita. Jangan sampai kita sudah diberi perlengkapan tapi tidak dipakai.
Hanya menerima makanan rohani (dengan sering mendengar Firman, dimuridkan) tanpa mengalirkan keluar (dengan bersaksi, memberitakan injil, berbuat kebaikan) maka akan menjadi Kristen laut mati. Artinya banyak tahu tapi tidak melakukan. Dengan menjadi pelaku Firman, kita sedang memastikan untuk tidak menjadi laut mati. Yesus sudah berkata dalam Markus 16:17-18, ada tanda-tanda yang menyertai orang percaya untuk mengusir setan, melakukan mujizat, maka pakailah kuasa yang ada pada kita.
Bangsa ini perlu anak-anak Tuhan yang memberitakan kebenaran. Mari kita memberitakan dengan kasih dan kuasa. Kita tidak sedang memindahkan agama orang lain, tapi dari gelap kepada terangNya yang ajaib, dari maut kepada keselamatan, dari neraka kepada surga. Yesus tidak pernah menebus gedung, tapi manusia, yaitu kita. Jika kita merasa tidak berharga, ingatlah bahwa YESUS TELAH MATI BAGI KITA. Kita berharga di hadapan Tuhan. Kalau Tuhan yang bilang kita berharga, maka tidak ada seorangpun yang bisa berkata kita tidak berharga. Bagi wanita, cantik itu tidak hanya di luar, ada pula inner beauty, karena dalam hatinya sudah ada Tuhan Yesus. Bagi pria, gagah itu bukan bicara kekar berotot dan ganteng, tapi pria yang sudah memiliki perubahan karakter dan bertanggung jawab, bisa pegang komitmen. Jangan minder saudara, karena kita punya tugas untuk memberitakan Injil.
Tuhan Yesus, Aku minta ya Tuhan hari ini, keberanian untuk memberitakan Firman. Amin!
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 15 April 2017
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Hati bagi Bangsa
Venue: Rg. Azalea 1, lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah
Hati bagi Bangsa
- Published in Catatan Khotbah