Persembahan Sulung
Memiliki uang tidak salah tapi ketika kita tidak jelas dalam hal keuangan maka muncullah cinta akan uang.
Persembahan itu bicara hati. Apa yang kita anggap sensitif akan menjadi kelemahan kita. Kalau sensitif dengan perkara uang, kita mudah jatuh dalam perkara uang juga. Mari kita menjadi kuat. Jika kita menghadapi suatu perkara, carilah kebenarannya, supaya kita kuat dalam perkara tersebut dan tidak mudah dijatuhkan. Percaya artinya menyerahkan kehidupan kita pada Tuhan. Seringkali yang menghalangi berkat Tuhan adalah karena dosa dan tidak melakukan Firman.
Bagaimana dengan memberi persembahan? Mari kita lihat dalam Matius 7:11, dibahas tentang hal meminta. Jaminannya adalah Tuhan pasti memberi yang terbaik. Menurut kita mungkin sangat bagus, tapi Tuhan jauh lebih tahu yang terbaik bagi kita. Tuhan selalu merancangkan yang terbaik. Ayat lain mencatat bahwa rancangan manusia dengan rancangan Tuhan seperti setinggi langit dan bumi, jauh sekali. Tapi kebanyakan anak Tuhan malah tidak percaya. Ingatlah, kepastian hanya ada pada Tuhan. Maka dari itu kita harus berdoa.
Selanjutnya dalam Matius 25:26, terdapat suatu prinsip ketika mengerjakan sesuatu kerjakanlah dengan cara yang terbaik. Jika dengan biasa-biasa ya hasilnya biasa-biasa. Mana mungkin kerja kopral gaji jenderal. Tuhan itu selalu adil. Ketika kita mau hidup sesuai kebenaran, maka segenap nilai dari kebenaran termasuk mujizat terjadi dalam hidup kita. Sebaliknya, ketika mengandalkan pikiran pribadi, maka terjadilah sesuai dengan apa yang kita percaya. Misalnya, ketika kita berpikir bahwa kita harus punya gelar S1 supaya bisa jadi branch manager dan benar ternyata terjadi sesuai dengan apa yang kita pikirkan, padahal cara Tuhan bisa berbeda dengan pikiran kita. Ada lagi ketika ingin sukses dalam bisnis harus punya modal besar dan koneksi banyak. Karena itu yang kita percaya, selama modal belum terkumpul jadinya malah tidak mulai menjalankan bisnis, terus kapan mulainya. Ini bicara hati. Yang mengerti hati seseorang adalah manusia itu sendiri dan Allah. Daud pernah berkata kepada Tuhan untuk menguji dan mencoba hatinya.
Mintalah Tuhan untuk menguji hati kita. Bicara tentang visi, pastikan itu adalah dari Tuhan. Bukan tercampur dengan ambisi pribadi, keinginan orang tua, ataupun ekstrim kiri kanan. Apalagi bawa-bawa atas nama pelayanan. Menjadi hamba Tuhan bukanlah opsi terakhir karena melamar kerja di mana-mana tidak diterima.
Cermati pula dalam Kisah 20:35, tercatat terlebih berkat memberi daripada menerima. Adalah aneh bila anak Tuhan dikenal pelit. Seringkali ketika kita melihat orang yang memberi dari kekurangannya, kita menjadi terharu dan ditegur oleh Tuhan. Orang sering berpikir harus kaya dulu baru bisa memberi. Ini SALAH. Mulai dari sekarang. Lihat saudara saudari di kanan kiri. Apa yang bisa kita berikan buat dia, berikanlah. Tuhan Yesus tidak pernah tercatat pelit semasa di bumi. Yesus adalah seorang pemberi. Saking pemberinya, mujizat terjadi untuk memberi makan ribuan orang.
Hari ini kita akan membahas tentang uang. Akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang. Memiliki uang tidak salah tapi ketika kita tidak jelas dalam hal keuangan maka munculah cinta akan uang. Hal sederhana, misalnya tentang orang tua. Apa yang sudah kita berikan pada orang tua? Apa yang orang tua sedang butuhkan? Mulai cari tahu dan berikanlah kepada orang tua.
Mari membahas tentang persembahan-persembahan.
- Perpuluhan (Mal 3:10)
Dalam bahasa Inggris memakai kata “Do not rob God”/ jangan merampok Tuhan. Kenapa ada orang-orang yang tidak diberkati secara ekonomi, alasannya karena tidak melakukan Firman di Maleakhi ini yaitu tentang perpuluhan. Alasan lainnya, karena orang tersebut kena kutuk, apalagi tidak punya kemampuan untuk mengelola keuangan. Perpuluhan adalah milik Tuhan, jika kita tidak mengembalikannya, kita sama seperti merampok Tuhan. Ingatlah seorang petani, ketika panen tidak semuanya dimakan, sebagian disisihkan untuk benih/bibit. Jadi ketika kita tidak memberikan perpuluhan, seperti makan buah mangga beserta bijinya ditelan sekaligus, seperti panen dihabiskan semua tanpa sisihkan untuk bibit selanjutnya.
Sekali lagi, perpuluhan adalah mengembalikan kepada Tuhan sejumlah sepersepuluh dari total pendapatan, tapi mengandung hukuman bila tidak dilakukan, ada kutuk berupa belalang pelahap. Hukumnya WAJIB untuk yang sudah bekerja. Untuk yang masih kuliah atau sekolah tapi mau belajar, perpuluhan dapat dihitung dari uang jajan, bukan dari SPP sekolah atau biaya kuliah, tapi sifatnya tidak wajib. Ini diperlukan manajemen keuangan yang baik. Lain halnya ketika masih sekolah/kuliah sudah punya usaha sendiri atau dapat proyek, maka uang yang didapat terhitung sebagai penghasilan dan harus dihitung perpuluhan.
Kemana kita memberi perpuluhan? Kepada orang Lewi, para imam, pelayan-pelayan di rumah Tuhan (bicara tentang manusia bukan organisasi). Di J4U digariskan bahwa perpuluhan diberikan kepada pembimbing yang memberi makanan rohani, sesuai di kitab Galatia 6:6.
Di hal perpuluhan inilah Tuhan menantang kita, “ujilah Aku” kata Tuhan, bahwa apakah Tuhan tidak bisa membuka tingkap-tingkap langit dalam hidup kita. Ini artinya Tuhan memberkati kita dalam segala hal, termasuk kesehatan, karir, keluarga dan uang.
Perpuluhan bukan bicara nominal uang. Kebenaran adalah kebenaran. Sekalipun hanya Rp.2000,- tapi tepat sepersepuluh dari pendapatan, kita sudah terhitung melakukan kebenaran. Perpuluhan adalah bukti bahwa hati kita tidak terikat akan uang.
Pembimbing yang menerima perpuluhan dari murid, maka wajib dihitung sebagai perpuluhan kembali di bulan berikutnya. Inilah yang dimaksud perpuluhan dari perpuluhan.
Ingatlah bahwa Tuhan pasti membuka tingkap-tingkap langit, tapi kita sebagai anak Tuhan harus jelas. Bayangkan ketika anak Tuhan ditanya mau minta uang berapa, siapkah kita dengan jawaban kita? Atau bingung harus minta berapa? Pantas saja Tuhan tidak memberkati karena kita pun tidak tahu apa yang jadi kebutuhan kita. Iman yang disertai perbuatan menimbulkan mujizat terjadi. Tapi orang yang katanya punya iman tapi tidak bertindak sebenarnya tidak punya iman, alias iman-imanan. Iman tanpa perbuatan adalah mati.
Alasan lain kenapa anak Tuhan tidak diberkati adalah karena tidak bisa mengatur keuangan. Biasakan mencatat pengeluaran kita. Kita harus bisa membedakan mana spending mana investasi. Spending hanya menjadi pengeluaran kemudian habis begitu saja. Sedangkan investasi memberikan nilai lebih di kemudian hari. Misalnya beli handphone untuk bisnis online menjadi investasi, tapi jika hanya untuk sekedar gaya menjadi spending. Membeli buku adalah investasi, tapi jika hanya disimpan tidak dibaca ya menjadi spending. Bisakah kita membedakannya?
- Persembahan Sulung (Keluaran 23:16-20)
Tuhan mengingatkan kita untuk melakukan persembahan sulung. Berbeda dengan perpuluhan, persembahan ini tidak mengandung hukuman ketika tidak dilakukan. Persembahan sulung mengandung janji, maka ketika kita memberikannya maka kita berhak mengklaim berkat penyertaan Tuhan yang khusus sepanjang tahun ini. Tuhan sendiri yang berjalan di depan kita, meluputkan dari kesalahan, menuntun kita ke tempat yang sudah Tuhan sediakan yaitu gunung warisan kita. Gunung ini bicara panggilan yang Tuhan sediakan bagi kita dan hanya kita yang sanggup menaikinya. Kita akan menjadi tanda heran bagi bangsa-bangsa.
Kapan dilakukan? Tersebut dalam ayat 16, persembahan sulung dilakukan sekali setiap tahun pada bulan Nisan, yaitu bulan pertama kalender Yahudi yang jatuh pada bulan Maret. Lihatlah harga emas hari ini (17 Maret 2018), tren harga emas akan terus turun hingga awal April. Ini dikarenakan orang-orang Yahudi melepas emas untuk persembahan sulung.
Siapa yang melakukan? Orang yang sudah bekerja.
Berapa jumlahnya? Selama 12 bulan terakhir, ambil nilai pendapatan tertinggi. Berikanlah untuk persembahan sulung di bulan Nisan berikutnya. Ini bisa kita persiapkan dengan menyisihkan setiap bulan 10%, seperti menabung.
Kemana kita memberikannya? Kepada orang yang memberi makan rohani kita, yaitu pembimbing.
Ketika pembimbing menerima persembahan sulung dari muridnya, itu boleh dihitung perpuluhan tapi tidak wajib. Karena persembahan sulung yang kita terima dari murid BUKANLAH pendapatan hasil “ladang” kita.
Bagaimana dengan yang bisnis atau proyek? Ketika dapat keuntungan bisnis/ gaji proyek, langsung bagi 12 (jumlah bulan setahun). Dan selanjutnya kepada tiap keuntungan bisnis dan gaji proyek lain. Maka kita akan mendapati jumlah sebulannya, itu yang diberikan sebagai persembahan sulung.
Kesaksian dari orang yang melakukan persembahan sulung mengalami semakin diperluas pandangannya akan visi, dari yang lokal hingga skala dunia. Ada lagi seorang yang melakukan persembahan sulung terjadi percepatan pada pendapatan hingga 12 kali lipat. Tapi ketika kita tidak memberi persembahan sulung, jangan iri dengan yang memberikan persembahan sulung.
Marilah kita belajar menggunakan kalkulator Tuhan. Perhitungan manusia jauh berbeda dengan perhitungan Tuhan. Berkat yang kita terima hari ini seringkali jauh melebihi kebaikan yang sudah kita lakukan. Kalau diperhatikan, orang-orang yang cepat berubah maka dengan cepat mengalami berkat-berkat Tuhan. Respon yang cepat membuahkan hasil perubahan hidup. Dendam dan akar pahit harus segera dibereskan karena menghalangi berkat. Bila kita bertanya kenapa sering gagal, coba lihat hidup kita apakah ada kutuk dalam hidup kita. Tidak hanya kekudusan yang bertingkat, tapi dosa juga dapat bertingkat, bukan sekedar apa yang tercantum pada hukum taurat. Misalnya ketika kita membiarkan kebiasaan-kebiasaan yang salah dan tidak bermanfaat tapi dilakukan terus menerus, ya jadi dosa. Apalagi bicara kekerasan hati dan sok tahu, cepat bereskan. Hati-hati, bila prestasi bila tidak disertai kerendahan hati akan menjadi sombong.
Berhenti menjadi sok tahu, akhirnya malah kita tidak diberkati. Kita masih memerlukan orang lain untuk menegur kita. Sama ketika kita membutuhkan cermin untuk menyisir rambut, karena ada bagian-bagian pada tubuh kita yang tidak bisa dilihat mata. Bisa jadi terguran saudara kita adalah jawaban doa kita. Bila berdoa, tundukkan dulu pola pikir kita, supaya bisa mendengar suara Tuhan.
Orang yang kurang sukses seringkali karena tidak memperbaharui mimpinya, atau hanya puas dengan apa yang sekarang didapat. Masuklah kepada target baru. Jadi tentang berkat, sukses, berhasil tidak perlu kita tanyakan pada Tuhan, tapi tergantung sejauh mana kita mengejarnya. Cek ulang visi kita. Jangan sampai rindu kampung halaman kita sebut visi.
HATI-HATI DENGAN PERKATAAN. Kalau tidak perlu bicara, tidak usah bicara. Jangan bergosip. Lebih baik seperti Maria yang mengandung Firman Tuhan selama 9 bulan dan tergenapi dengan lahirnya Yesus. Konsultasilah dengan pembimbing, bukan dengan saudara murid lain, karena mereka belum tentu mengerti sejarah kita. Jika dapat visi, ujilah bersama pembimbing, jangan sembarang cerita visi.
Di alam roh sangat dihitung perkataan kita. Tahukah kita bahwa banyak anak Tuhan menjadi teman iblis karena di alam roh menuding saudara kita (ingat awal kisah Ayub). ini karena perkataan mengandung kuasa. Hati-hati membicarakan pemimpin, orang yang diurapi, otoritas ilahi yang kita tidak bisa lompati. Bila pemimpin salah, tegor 4 mata. Bila tidak bertobat, maka bawa saksi. Jika pemimpin tersebut masih tidak bertobat pula, minta bantuan rasul, atau kalau tidak ada maka kita berdoa kepada Tuhan. Efek doa ini bisa berakibat pemimpin tersebut dapat dicabut oleh Tuhan bila dia tidak bertobat. Nah, kalau kita hanya bisa menggosipkan, kita yang kena kutuk.
Yang berikutnya, HATI-HATI DENGAN KETIDAKTAATAN. Misalnya seorang pembimbing menyuruh muridnya untuk fokus belajar, maka bila dilakukan, murid tersebut tidak hanya berprestasi tapi mendapat berkat ketaatan. Mari belajar taat, ada berkat berkali lipat di sana. Selama tidak berdosa, lakukan. Pembimbing menjagai hidup kita dari hal yang seringkali kita tidak sadar ke depannya seperti apa.
Seorang murid yang taat akan menjadi pemimpin yang berhasil.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 17 Maret 2018
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Pemberian-pemberian
Venue: Rg. Dago, Hotel Calya
- Published in Catatan Khotbah
Persembahan Sulung
Memuliakan Tuhan dengan karakter kita, itu sudah tentu. Tuhan ingatkan juga untuk memuliakan Tuhan dengan hasil sulung kita. Kita harus bangga bahwa kita bisa memberikan persembahan sebagai rasa syukur kita kepada Tuhan. Bukan dengan terpaksa, itu merupakan kekejian bagi Tuhan, lebih baik tidak usah sekalian.
Persembahan sulung ini ditujukan buat kita yang sudah bekerja. Ada 638 perintah Allah pada bangsa Israel di perjanjian lama, yang jika tidak dilakukan menimbulkan kutuk. Di perjanjian baru, Kristus telah menebus kita dan telah menjadi kutuk bagi kita. Jika kita tidak melakukannya kita tidak terkutuk, tapi ada hal yang masih berlaku hingga sekarang. Perintah yang manakah?
Dalam Keluaran 23:14-19, tercatat pada bulan Abib, Tuhan memerintahkan janganlah orang datang ke hadirat Tuhan dengan tangan hampa. Ini menjadi tanggung jawab para pemimpin untuk berdoa kepada jemaat yang belum bekerja. Anak Tuhan jangan diam saja, tidak mungkin anak yang sungguh-sungguh malah mengganggur. Dalam ayat di atas, tercatat pula ada hari raya buah bungaran. Nehemia 10:35, mencatat, “Dan lagi dari pada setahun datang kepada setahun kami akan membawa segala hasil tanah kami dan buah bungaran dan segala pokokpun ke dalam rumah Tuhan.”
Persembahan sulung tidak hanya diberikan pada waktu gaji pertama bekerja seumur hidup, tapi setiap tahun. Berbeda dengan perpuluhan yang bersifat wajib, jika tidak dilakukan kita sedang merampok Tuhan. Persembahan sulung tidak wajib. Tapi ketika kita melakukannya, ada janji Tuhan bagi kita. Tuhan mengutus Malaikat-Nya. Malaikat tersebut maksudnya adalah Tuhan sendiri yang memimpin kita kepada visi kita. Mungkin kita sudah melihat visi kita, hanya ragu-ragu saja. Ingatlah bahwa Tuhan yang memimpin kita. Masuk saja! Maka tidak aneh akan bahwa ada pintu-pintu yang dibukakan. Jalan-jalan yang misteri, orang lain tidak tahu, kita justru mengetahuinya.
Pengertian Buah Sulung
Buah sulung adalah Buah pertama pada musim panen; Hasil pertama dari apa pun.
Mula / awal רֵאשִׁית – RESYIT Ibrani :
berasal dari kata dasar: רֹאשׁ – ROSY/ ROSH, artinya: “kepala” digunakan dalam arti: bagian pertama, saat keberangkatan, “awal“, atau “mula”
(Ulangan 11:12; Kejadian 1:1; 10:10.
“RESYIT” ini juga bermakna yang “terbaik” (Keluaran 23:19);
dan “buah sulung“: Imamat 2:12: “Tetapi sebagai persembahan dari hasil pertama (RESYIT) boleh kamu mempersembahkannya kepada TUHAN, hanya janganlah dibawa ke atas mezbah menjadi bau yang menyenangkan”.
Bahasa Ibrani untuk “buah sulung/ buah bungaran“yaitu בִּכּוּר – BIKUR (singular)/בִּכּוּרִים – BIKURIM (plural), yang khusus digunakan untuk biji-bijian dan buah-buahan:
Keluaran 23:16, “Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran (BIKURIM) dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.”
Nehemia 10:35, “Lagipula setiap tahun kami akan membawa ke rumah TUHAN hasil yang pertama (BIKURIM) dari tanah kami dan buah sulung segala pohon.”
Kata Yunani untuk “buah sulung” adalah: ἀπαρχή – APARKHÊ berasal dari kata – ARKHOMAI yang memiliki arti dasar “yang terutama, keunggulan“.
Bilangan 15:20-21,”Tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu persembahkan sebagai persembahan khusus berupa roti bundar; sama seperti persembahan khusus dari hasil tempat pengirikanmu, demikianlah harus kamu mempersembahkannya”.
Allah memerintahkan bangsa Israel untuk mempersembahkan kepada-Nya buah sulung dari manusia, binatang, atau hasil bumi (Keluaran 22:29, 30; 23:19; Amsal 3:9). Mempersembahkan buah sulung kepada Allah merupakan bukti bahwa orang Israel menghargai berkat Allah, negeri mereka serta panenannya.
Contoh persembahan sulung di Alkitab:
Kejadian 4:4 Habel memberikan anak sulung dombanya yakni lemak-lemaknya. Jadi mengertilah kita bahwa persembahan yang diindahkan Tuhan adalah persembahan yang mengandung darah. Ingat pada waktu Adam Hawa jatuh dalam dosa, sebenarnya Tuhan sudah memberi tahu pada kita persembahan yang benar, yaitu Allah memberikan jubah kulit binatang, bukan kulit pohon. Kulit binatang mengandung darah. Darah di sini bicara tentang penebusan dosa melalui Yesus.
Kejadian 22, Abraham mempersembahkan anak sulung dan satu-satunya, yaitu Ishak. Zaman bangsa Israel, anak sulung adalah milik Allah. Maka harus ditebus dengan membayar persembahan sulung ganti anak tersebut. Jika tidak ditebus, anak tersebut diserahkan pada Allah, seperti Samuel, menjadi hamba Tuhan. Anak sulung punya hak kesulungan dalam keluarga, ini yang menjadikan anak sulung berbeda dengan anak yang lain. Secara rohani, anak yang bertobat pertama dalam keluarga tersebut adalah yang sulung.
1 Samuel 1:1-28 Hana mempersembahkan Samuel.
1 Raja-Raja 17:7-24 Janda Sarfat mempersembahkan buah sulung yakni segenggam tepung dan sedikit minyak untuk Elisa.
Persembahan sulung diberikan kepada
- Tuhan (Keluaran 34:26; Ulangan 26:10)
Janganlah memasak anak kambing pada susu induknya (dikorbankan anak beserta induknya) karena ini merupakan kekejian di hadapan Tuhan. Sama dengan janganlah memberangus mulut lembu yang sedang mengirik. Sama dengan ketika seorang pengusaha tidak menggaji karyawannya atau telat menggaji bawahannya, ini kekejian di hadapan Tuhan.
- Untuk memuliakanNya (Amsal 3:9)
Memuliakan Tuhan dengan karakter kita, itu sudah tentu. Tuhan ingatkan juga untuk memuliakan Tuhan dengan hasil sulung kita. Miliki iman ini. Kita harus bangga kita bisa memberikan persembahan sebagai rasa syukur kita kepada Tuhan. Bukan dengan terpaksa, itu merupakan kekejian bagi Tuhan, lebih baik tidak usah sekalian. Bagi murid-murid yang belum bisa memberi persembahan sulung, para pembimbing sebaiknya berdoa supaya murid-murid memiliki iman agar dapat memberi di tahun depan. Karena kita menyadari dan mengerti bahwa ada berkat khusus bagi yang melakukan persembahan sulung.
- Rumah Tuhan (Nehemia 10:35)
- Tidak boleh dibawa ke atas mezbah (Imamat 2:12)
Yang di atas mezbah menjadi milik Tuhan, yaitu berupa lemak yang terbaik. Persembahan sulung diunjukkan kepada Tuhan, kemudian diberikan kepada imam-imam.
- Diletakkan di depan mezbah Tuhan (Ulangan 26:4)
- Para imam (Yehezkiel 44:30)
Tercatat bahwa ada janji dari persembahan sulung yaitu supaya rumah kita diberkati. Di tempat ibadah tertentu, semua perpuluhan diberikan ke gembala. Di sini, Imam harus meminta hikmat untuk mengelolanya. Jika tidak bisa mengelola, akan berbahaya, muncul efek samping yang tidak perlu.
Dampak persembahan sulung:
- Penyertaan Tuhan sepanjang tahun, Tuhan akan berjalan di depan kita. Tuhan tidak akan membiarkan kita sendiri.
- Diberkati berlimpah-limpah di lumbungnya dan bejana anggurnya (Am 3:9-10). Lumbung bicara tentang kebutuhan dasar, sehari-hari. Anggur bicara tentang pesta, perjamuan, sukacita, damai sejahtera atau anggur itu sendiri.
- Tuhan memberkati rumah-rumah dan berkatNya yang kekal (Yeh 44:30). Mengandung kata Bayith (Ibrani) yang berarti keluarga dan keturunan kita. Berkat yang kekal adalah Yesus. Jadi seisi keluarga menerima Yesus.
Kesmpulannya, persembahan sulung adalah seberkas. Di alkitab memang tidak disebut jumlah tertentu. Biasanya kita memberikan satu bulan gaji penuh (bagi karyawan) atau seluruh laba bulan tersebut (bagi pengusaha). Pengertian seberkas adalah sejumlah yang hati kita mau berikan pada Tuhan. Seberkas ini berasal dari gaji paling tinggi atau laba paling tinggi di tahun sebelumnya. Apakah jika sudah memberi persembahan sulung perlu memberi perpuluhan juga? Karena hal inilah kita perlu mempersiapkan jauh-jauh hari. Kita bisa menabung terlebih dahulu, sehingga kita bisa memberikan persembahan sulung beserta perpuluhan.
Persembahan sulung diberikan pada tanggal 1-31 Maret.
Mari berani bertindak, jangan biasa berlama-lama atau menunda-nunda.
Mari menjadi pelaku Firman dan mengalami Firman itu sendiri.
Persekutuan gabungan
Sabtu, 18 Febuari 2017
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Persembahan Sulung
Venue: Rg. Azalea 1, Lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah