Membuka Dimensi Roh
Ternyata dengan terus mengaktifkan roh kita, maka karunia-karunia lain yang telah Tuhan berikan juga akan turut diaktifkan. Dan jika kita pelajari lebih lanjut, karunia justru membantu kita dalam menjalankan visi.
Manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Esensi seorang manusia adalah rohnya sendiri. Tanpa roh, kita mati secara fisik. Bicara tentang ide, akal budi, rasa suka, cinta, mengidolakan sesuatu itu di ada di jiwa. Sedangkan tubuh adalah bagian yang dapat kontak dengan alam, merasakan panas/dingin, lapar/haus, sakit/sehat. Tapi hari-hari ini kita sulit membedakan roh dan jiwa.
Orang sering salah dalam usaha membangun roh. Di luar sana giat sekali mengadakan kelas yoga/meditasi/refleksi diri/semedi. Tapi hal-hal ini TIDAK DAPAT membangun roh kita. Pertanyaannya, bagaimana kita seharusnya membangun roh kita?
Sewaktu orang mengalami lahir baru, rohnya aktif/terbangun. Dari yang tadinya tidak mampu meresponi Tuhan sekarang mampu berhubungan dan berkomunikasi dengan Bapa (Yohanes 1:12). Indra-indra rohaninya mulai aktif (mata rohani, telinga rohani bahkan penciuman rohani). Manusia yang roh nya aktif memiliki respon yang berbeda. Dia akan senantiasa bertanya kepada Tuhan. Dia tidak menilai dengan apa yang terlihat oleh mata fisik.
Tapi lahir baru saja tidak cukup. Ada teknologi yang Tuhan sediakan bagi kita yaitu bahasa roh.
Apa itu bahasa roh? (more…)
- Published in Catatan Khotbah
Api Roh Kudus
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 23 Mei 2015
Pembicara : Laura Theopilia
Tema: Api Roh Kudus
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Kehadiran Roh kudus dilambangkan dengan berbagai macam bentuk. Pada hari ini kita akan belajar kehadiran Roh Kudus dalam bentuk api.Dalam perjanjian lama:Keluaran 3:1-5 Dalam ayat ini, dilambangkan dengan semak duri yang menyala tapi tidak terbakar.Keluaran 13:21-22 dilambangkan dengan tiang awan dan tiang api.Keluaran 19:16-19 dilambangkan dengan bentuk api.
Dalam perjanjian baru:Matius 3:11 Bicara tentang baptisan api. Banyak orang sudah berbahasa roh tetapi adakah api di dalamnya? Adakah api yang menyala dalam kita?Kisah rasul 2:1-4 Roh Kudus mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk menjelaskan tentang Firman kebenaran yang dapat dipahami dalam berbagai bahasa (menembus batas)
Sifat dan fungsi api Roh Kudus:
1. Bersifat Terang
Fungsinya menerangi atau memberi terang saat keadaan gelap.Mazmur 78:14Mazmur 105:39Roh Kudus hadir untuk memimpin dan menerangi langkah hidup orang percaya, sehingga kita TIDAK akan tersandung. Jaminan tidak akan tersandung apalagi jatuh. Adalah sesuatu yang konyol ketika kita punya Roh Kudus tetapi tidak bisa membedakan “terang” dan “gelap”, dosa atau bukan dosa. Bisa jadi kita sengaja untuk berjalan dalam dosa. Tidak ada yang lebih hebat dalam Tuhan, hanya siapakah yang meresponi Firman.
2. Membakar/Menjalar
Yakobus 3:5 Mazmur 83:15Satu titik api bisa menghanguskan/ membakar hutan yang luas. Satu orang yang hidupnya dipenuhi oleh Roh Kudus, bisa membakar sekelilingnya.Ia tidak takut pada hutan, betapa pun luasnya dan lebatnya, ia malah bersemangat untuk melahapnya, membakarnya. Sama halnya kita, mudah sekali untuk menjadi “dingin”, tetapi untuk menjadi panas kembali diperlukan bayar harga.
3. Memanaskan/Menghanguskan
Ibrani 12: 29Bahasa Yunani : “Ho Theos Hemon pur Katanaliskon” yang artinya “Allah kita adalah api yang terus membara”Dosa bukanlah sengaja atau tidak sengaja. Dosa selalu berasal dari kesengajaan, ketidaktaatan. Pastikan kita terus membara setiap hari karena Allah ada dalam kita. Jadi hidup kita tidak ditentukan kondisi yang ada. Ulangan 4: 24 Allah adalah Allah yang cemburu. Tidak mau diduakan. Sebelum orang lain cemburu, Tuhan sudah lebih cemburu. Sebelum orang lain memperhatikan kita, Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi kita.Ketika engkau merasa lelah dan kasih itu menjadi dingin, mendekatlah kepada Roh Kudus.
Yohanes 14:16-17, disebutkan bahwa Roh Kudus adalah Penolong yang menyertai kita dan diam didalam kita selama-lamanya. Roh Kudus adalah Allah yang tinggal di dalam dan di antara orang yang percaya. Terima ketiganya, bahwa ada Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Terimalah satu paket. bukan untuk dipilih-pilih. Terimalah juga Sang Penolong tersebut yaitu Allah Roh Kudus. Dia akan menuntun, 1 kali kita menjadi “dingin”, akan susah bahkan tidak bisa menjadi panas kembali.
4. Meleburkan dan menyucikan
Matius 3:12, berbicara bagaimana Dia menyeleksi, memilah-milah manusia. Debu jerami dan gandum sangat berbeda. Jerami ringan dan akan terbang ketika ditampi. Gandum akan tinggal dalam penampi.Mazmur 68:3, Semakin kita melebur dalam Tuhan, semakin tidak ada lagi yang kita inginkan. Sedangkan orang fasik tidak akan bisa bertahan di hadapan Tuhan. 1 Petrus 1:7, Kita akan diuji terus menerus untuk memisahkan mana yang dari Tuhan dan mana yang dari daging.Wahyu 3:18 Yeremia 23:29Api meleburkan semua hal yang tidak dibutuhkan, termasuk dosa kita, kedagingan, hawa nafsu kita.Pekerjaan Roh Kudus adalah meleburkan itu semua dan membentuk kita sesuai kehendak-Nya. Tidak peduli sekeras apapun karakter seseorang, Roh Kudus PASTI dapat mengubah dan melembutkannya. Inilah yang membuat kita berbeda dari orang yang lain, yaitu karakter kita mudah berubah karena Roh Kudus yang bekerja dalam kita. Sejauh kita menyerahkan kepada Roh Kudus.
5. Membinasakan
Yesaya 10:16-17, Api membakar habis rumput dan putri malu. Ini bicara tentang hal-hal yang menjadi penghalang untuk kita bertumbuh. Karakter manusia lama, baik itu pengecut, minder, tidak setia, semua akan dibinasakan oleh Api Roh Kudus.
6. Tidak pernah puas
Amsal 30:16, Api ketika tidak dipadamkan akan terus menjalar dan terus menjalar. Ini yang membuat kita tidak pernah berhenti untuk mengalami Tuhan terus menerus. Tidak pernah puas dengan pengajaran, tidak pernah puas dengan baca Firman sekian pasal, tidak pernah puas dengan waktu doa yang sekian menit. Mau terus dilatih dan mau terus diajar.
Kejadian 2: 15-17 Adam dan Hawa tidak mati ketika mendengar Allah Bapa bicara tentang larangan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat, tetapi Adam dan Hawa mati ketika tidak taat.Yang pertama kali menggunakan kata “mati” adalah Tuhan sendiri.Kematian itu sudah ada bahkan sejak kita belum diciptakan. Tapi dia tidak bekerja, tidak berkuasa atas kita sampai kita berlaku TIDAK TAAT!Ketidaktaatanmu memberi kuasa (empower) terhadap kematian itu, sehingga ia mulai bekerja & akhirnya engkau mati.
3 bagian Kematian:
a. Pada saat Roh Kudus meninggalkan roh manusia/ roh kita
b. Pada saat manusia meninggalkan hadirat Allah
c. Pada saat roh manusia meninggalkan tubuh dagingnya. Jadi kematian itu memiliki tingkatan/progresif. Orang sering menyangka bahwa kematian hanyalah ketika roh manusia meninggalkan tubuh. Ada satu kondisi dimana Roh Allah meninggalkan manusia. Daud bahkan berkata boleh yang lain diambil dari padanya hanya jangan Roh Allah yang meninggalkannya. Hidup tanpa Roh Allah adalah mati.
Upah dosa adalah maut (Roma 6: 23). Tidak bisa kita kompromi dengan dosa. Kita tidak mati karena tidak melakukan aktifitas ibadah (bersekutu, berdoa, baca Firman, dll.), justru kita mati ketika kita tidak taat.Allah tidak menciptakan kematian untuk manusia atau untuk membunuh Adam. Tapi Adamlah yang memilih untuk mati oleh maut dan setelah itu, Adam pun terus melahirkan keturunan-keturunan orang mati.
Dampak dari kedatangan Tuhan Yesus ke dunia yaitu membuat kematian kembali ke kondisi normalnya, yaitu diam, tidur dan tidak berkuasa lagi. Dia menaklukkan maut.
Maka, janganlah mendukakan/ memadamkan Roh Kudus. Roh Kudus adalah api yang berdiam dalam diri setiap orang percaya. Api itu memastikan engkau hidup dan bergerak bersama DIA. Yohanes 6: 63, “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Ku katakan kepadamu adalah roh dan hidup.”
YOU NEVER DESIGN FOR HEAVEN, BUT FOR EARTH!
Kita bukan diciptakan untuk tinggal selamanya di bumi. Kita diberikan kuasa selama hidup di bumi, mendatangkan surga di bumi. Seperti Doa Tuhan Yesus, jadilah kehendakNya di bumi seperti di surga. Pakai fasilitas yang sudah diberikan Bapa, yaitu Roh Kudus. Mari kita kenali diri kita siapa di hadapan Tuhan.
Akhir kata, pastikan kita memiliki pergaulan yang karib bersama Roh Kudus. Kita tidak dikendalikan oleh mood atau perasaan kita, tapi kita yakin dengan apa yang Roh Kudus mau buat hidup kita.
- Published in Catatan Khotbah
Membangun Manusia Roh
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 25 April 2015
Pembicara : John Ronaldo
Tema : Membangun Manusia Roh
Venue : Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
Mendengar kata “membangun”, tentunya ada perubahan yang terjadi dari hasil pembangunan tersebut. Setiap hari selalu ada perubahan/perkembangan dari bangunan tersebut. Ketika terjadi kemandegan, artinya proses pembangunan juga berhenti. Hal ini berlaku pula dengan pembangunan manusia roh. Tanpa proses yang signifikan setiap hari, tidak akan didapati “bangunan” yang terus menjadi kuat. Tidak peduli umur kita, tua atau muda.
Mari kita perhatikan di dalam 1 Korintus 3. Banyak orang menyangka dirinya rohani tapi sebenarnya cara hidupnya masih duniawi. Paulus berkata dalam ayat 1-3, dia tidak dapat berkata-kata kepada jemaat Korintus dengan bahasa rohani karena cara hidup mereka masih duniawi. Garis bawahi kata “dewasa”. Ini persis dengan apa yang terjadi dengan Nikodemus (Yohanes 3:1-21), seorang pemimpin agama Yahudi, yang gagal menangkap maksud perkataan Yesus tentang kelahiran kembali. Perkara-perkara rohani tidak dapat ditangkap dengan cara-cara duniawi (logika pengetahuan dan perasaan).Ciri manusia duniawi yang selanjutnya di ayat yang ke-3, yaitu adanya iri hati dan perselisihan. Hal-hal tersebut merupakan cara-cara manusiawi. Sejak kecil kita diberitahu bahwa api adalah panas dan es adalah dingin. Ini merupakan kebiasaan yang “wajar” secara manusia. Tapi sebenarnya ide bahwa api itu panas bisa kita ubah menjadi tidak panas jika dilatih terus menerus. Demikian pula ketika kita menahan suatu rasa sakit akibat terbentur, suatu saat sakitnya akan berkurang. Artinya suatu sifat dasar bisa berubah dengan kita mengubah pola pikir kita. Ini yang dimaksud dengan pembaharuan budi.
Kita bisa mengendalikan diri kita, yaitu tubuh, perasaan, pikiran. Bisakah kita mengerti sampai di sini? Ayat 4, bukan golongan gereja kita yang lebih penting, tapi Tuhan yang memberi pertumbuhan. Baik prisbeterian, orthodoks, Methodist, Kharismatik, “Apolos” ataupun “Paulus”, itu bukanlah hal yang perlu diperdebatkan. Adanya iri hati dan perselisihan menunjukkan bahwa kita manusia duniawi yang BUKAN rohani. Dimana ada iri hati dan perselisihan, disitu ada perbuatan jahat. Yang terpenting bukan yang menanam atau menyiram, tetapi Yesus yang memberi pertumbuhan.Ayat 9, kita adalah ladang Allah, bangunan Allah. Ayat 10, Setiap orang harus memperhatikan bagaimana membangun di atasnya.
Membangun Manusia Roh Jelas didapati dari uraian di atas, kita tidak bisa memakai cara-cara duniawi untuk membangun manusia rohani. Harus sesuai pula dengan sasaran. Kita terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Tubuh dibangun dengan makan makanan sehat dan bergizi. Jiwa dibangun dengan belajar, hiburan, rekreasi, dll. Bagaimana dengan cara membangun manusia roh?
Cara pertama dapat dilihat di Roma 10:17, IMAN timbul dari pendengaran, dan pendengaran akan Firman Kristus. Kita membaca Firman Tuhan sambil bersuara hingga terdengar di telinga kita. Iman itu akan timbul. Bacalah Firman setiap hari. Standar kita adalah 8 pasal per hari. Mintalah pertolongan Roh Kudus untuk mengerti Firman Tuhan bukan dengan pengertian kita maka Dia akan membawa kita pada pengalaman-pengalaman baru dalam Dia. Di level kerohanian tertentu, alasan yang kita buat sangat berdampak serius buat hidup kita. Iman inilah langkah pertama untuk langkah-langkah selanjutnya.
Cara berikutnya adalah berdoa dan berpuasa. Lihat teladan Daud di kitab Mazmur 5:1-4. Daud menunggu-nunggu Tuhan berbicara. Jangan terburu-buru dalam waktu kita bersama Tuhan. Kapan terakhir kali kita bersungguh-sungguh menantikan Tuhan? Jagalah terus agar kasih kita tidak menjadi dingin.Berpuasa juga merupakan langkah untuk membangun manusia roh. Musa berpuasa 40 hari 40 malam. Yesus juga berpuasa demikian. Ada berbagai macam puasa dalam Alkitab yang kita bisa juga lakukan. Dengan berpuasa, kita sedang melawan sifat dasar kita. Lapar dan haus, kita bisa melawan hal tersebut. Mulailah berlatih puasa dengan melewatkan makan kita, misalnya makan pagi dan siang. Ini bisa dilatih secara bertahap, hingga kita berpuasa selama 24 jam penuh.
Selanjutnya, berbahasa roh. Karunia ini muncul ketika seseorang mengalami kepenuhan Roh Kudus. Mari kita lihat di 1 Korintus 14.Ayat 2 bahasa roh berasal dari Roh, bukan kutipan atau meniru dari orang lain, bukan pula dari diri kita. Maka dari itu, ketika kita melayani orang dalam baptisan Roh Kudus, lebih baik kita hindari berbahasa roh di telinga orang yang dilayani. Ayat 3 mencatat bahwa bahasa roh merupakan bahasa yang baru, bisa yang tidak dimengerti oleh manusia. Bahasa roh yang sejati akan mendiamkan bahasa roh yang bukan dari Tuhan.Ayat 4 bahasa roh berguna untuk membangun diri sendiri.Ayat 9 bahasa roh merupakan bahasa dengan kata-kata yang JELAS. Bukan bergumam atau bunyi-bunyian yang tidak jelas.
Ada kalanya orang yang baru menerima bahasa roh mengalami demikian, tapi itu bisa dilatih. Seharusnya seiring berjalannya waktu, bahasa roh menjadi kata-kata yang jelas, karena orang tersebut memperoleh perbendaharaan kata yang baru tiap hari. Ayat 13 mencatat bahwa kita tidak boleh berhenti hanya dengan memiliki bahasa roh, mintalah pula terjemahan/tafsirannya. Ayat 18 Paulus menyatakan bahwa dia berbahasa roh lebih dari semua jemaat di Korintus. Hal ini dimaksudkan supaya jemaat tidak cukup puasa sekedar memiliki bahasa roh tapi terus mengejar karunia-karunia lain. Roh Kudus selalu bergerak tertib dan teratur. Mana mungkin yang seorang bernubuat sedang yang lain terus-terusan berbahasa roh.
Lalu apa bedanya berdoa dalam roh dengan berdoa dalam bahasa roh?Kembali ke ayat 14. Jelas kedua hal tersebut berbeda. Berdoa dalam bahasa roh sudah jelas kita mengutarakan doa kita dalam bahasa roh. Sedangkan berdoa dalam roh berarti kita berdoa dalam bimbingan Roh Kudus. Kita dengarkan apa yang menjadi agenda Roh Kudus dalam doa tersebut.
Langkah beikutnya dalam membangun manusia roh adalah dengan rakus mengejar karunia-karunia. 1 Korintus 12:31. Jemaat di Korintus cukup puas dengan hanya berbahasa roh. Paulus menegur mereka di ayat 31. Versi KJV memakai kata “covet earnestly” yang berarti rakus/tidak cepat puas, terjadi terus menerus.Setelah mendapat, kita juga perlu melatih karunia-karunia tersebut. 2 Timotius 1:6, ayo kobarkan karunia tersebut. Bahasa roh semakin kuat bukanlah sambil berteriak, tapi dengan bersungguh-sungguh. Berbahasa rohlah dengan kuat, dengarkan, sampai ada yang terbangun di hati kita. Artinya tidak sekedar berbunyi. Ayo kobarkan karunia-karunia yang lain.Bahasa roh adalah membangun diri sendiri, bukan jemaat. Mari persiapkan diri kita di kamar pribadi. Artinya kita senantiasa berkobar. Bukan ketika mau melayani baru kita berbahasa roh dulu.
PERINGATAN!
1. Jadilah dewasa dalam roh.
Janganlah cepat puas dengan apa yang kita miliki sekarang. Dewasa dalam roh berbeda dengan dewasa secara jasmani. Tidak peduli umur kita berapa, dewasa dalam roh adalah level kematangan seseorang yang selalu memakai cara-cara Tuhan dalam hidupnya.
2. Jangan campur aduk roh dengan jiwa (perasaan/emosi).
Miliki kepekaan roh untuk dapat membedakannya. Ini didapatkan dari hubungan pribadi kita bersama Tuhan. Jika kita pernah mengecap yang dari Tuhan maka kita bisa membedakannya dengan yang palsu/bukan dari Tuhan.
3. Karunia yg kita punya untuk membangun (1 kor 14:12) bukan untuk menghancurkan.
4. Kenakanlah kasih. 1 kor 13:1-3.
Tidak ada faedahnya dengan kita memiliki segala sesuatu tanpa adanya kasih. Kasih merupakan hal yang terutama dalam hubungan. Inilah yang membedakan kita dengan orang farisi dan ahli taurat.
Sebagai Penutup, cermatilah Kisah para rasul 1:6-8.Murid-murid Yesus meminta Yesus untuk memulihkan kerajaan Israel, tapi justru Yesus berkata jikalau Roh Kudus turun, kita akan menerima kuasa dan kita akan menjadi saksiNya di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Ada pola yang Yesus ajarkan. Ayat 8 mengandung arti bahwa kita harus dipenuhi Roh Kudus terlebih dahulu supaya kita juga bergerak bersama-sama Roh Kudus. Siapakah yang akan dipakai untuk memulihkan keluarga, sekolah, kampus bahkan negara? Jawabannya adalah Anda dan saya yang dipenuhi Roh Kudus.
Siapkah kita akan hal ini? sudah tahun 2015 loh.
- Published in Catatan Khotbah
Berjalan di dalam Roh
J4u, Lt P1 Azalea BTC
16 Agustus 2014
Oleh John Ronaldo
“Bangun pemudi-pemuda Indonesia, tangan bajumu singsingkan untuk negara. Masa yang akan datang kewajibanmulah, menjadi tanggunganmu terhadap nusa.”
Kondisi muda-mudi Indonesia hari ini “lemet-lemet”, mereka disibukkan dengan banyak hal, salah satunya hal berpasangan, sibuk dengan jargon “jones”(jomblo ngenes).
Seandainya bapak bangsa kita Bung Karno hidup di masa kini mungkin beliau akan melantunkan lirik berikut, “Pernah ku membangun bangsa, tapi tak begini..”
KarakterPetrus
Petrus, seorang muda, salah satu murid pertama yang dipanggil Tuhan Yesus untuk menjadi muridNya. Dia memiliki banyak karakter luar biasa seperti yang ditunjukkan dalam ayat-ayat berikut :
- Lukas 5:1-11 kisah pertama kali Koh Petrus bertemu dengan Bro Yesus.Petrus menunjukkan sikap sangat responsif terhadap ajakan Kristus.
- Matius 14:29 Petrus mengalami berjalan di atas air karena dia percaya(just believe, just do it),
- Matius 26:33 / Yohanes 13:37 Petrus menyatakan bahwa dia tidak akan tergoncang imannya.
- Yohanes 18:10 Petrus dengan berani menghunuskan pedangnya untuk membela gurunya.
Kita melihat karakter Petrus yang mencolok di banding murid-murid lainnya :responsif, agresif, gagah berani, iman yang polos, dan lainnya. Namun ternyata itu tidak cukup untuk kita sekedar menjadi Petrus-Petrus yang demikian (berapi-api tapi tanpa pengertian). Grasagrusu, mumpung berapi-api, mumpung semangat.
Itulah juga sebabnya Yesus menegur tindakan Petrus yang menghunuskan pedangnya,karena Yesus tidak bermaksud murid-muridNya untuk mencegahnya dari penyaliban. Dengan segala kelebihan Petrus tersebut, masih tidak cukup.
Petrus kembali kekehidupan lamanya setelah dia mengingkari sendiri kepongahannya,dengan menyangkal Yesus 3 kali sebelum ayam berkokok. Namun TuhanYesus ijinkan itu sehingga Dia dapat memulihkan Petrus (Yohanes 21 :1-19).
KarakterPetrus setelah berjalan dalam Roh
Kis 10 : kisah Petrus dan Kornelius (baca sendiri). Coba kita renungkan,bagaimana jika Kornelius tidak mendengarkan penyataan Tuhan? Atau bagaimana jika pola pikir Petrus masih sama? Seandainya kedua orang ini tidak berjalan dalam roh, maka kemungkinan kisah ini berbeda.Keselamatan dari Tuhan atas keluarga Kornelius dan keinginan Tuhan untuk menyelamatkan orang-orang non Yahudi mungkin tidak akan terjadi, atau setidaknya tidak terjadi melalui Petrus.
Bagaimana cara untuk berjalan dalam Roh?
- Saat teduh dan menjaga kekudusanIni adalah jurus yang ampuh untuk mendengarkan keinginan Tuhan dan berjalan dalam roh.Tuhan sangat ingin berbicara kepada kita, namun mengapa seringkali kita tidak mendengarnya? Alasannya karena roh dan pikiran kita belum ditundukkan di bawah kaki Kristus. Pemberontakkan (rebellion) adalah DNA-nya iblis.Mungkin saja kita gagal seperti Petrus, namun Petrus toh akhirnya memilih pulih. Berdoalah datanglah kerajaan Allah di bumi seperti di sorga. Kerajaan Allah di bumi adalah kehidupan kita, berjalan di dalam roh, itulah yang Tuhan Yesus contohkan.
- Penundukkandiri1 Petrus 5 : 5, Jadilah taat kepada pemimpindalam terjemahan AMP : elders is the ministers and spiritual guides of the churchAir mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah : demikian pula pengurapan, kalau kita tidak merendahkan diri, pengurapan itu takkan dapat mengalir.Ketika kauberhasil untuk melalui ini (menundukkan diri kepada otoritas dibumi),maka kita akan dapat menundukkan diri kepada otoritas yang tidak kelihatan (Tuhan).
- MemuridkanTuhan Yesus menanyakan pertanyaan yang serupa tiga kali kepada Petrus. Apakah kamu mengasihi Aku? Gembalakan domba-domba-Ku.Yohanes 21:15feed my lamb – memberi makan untuk domba-dombaNya.
- Published in Catatan Khotbah
Hidup dalam Roh
Persekutuan J4u
Sabtu, 21 Juni 2014
Tema : Hidup dalam Roh
Venue : Rg. Azalea II, lt. P1 BTC
Wahyu 22:6 Coba ingat lagi tentang karunia roh, apakah kita sudah memilikinya?
Orang dunia bilang itu feeling/perasaan, tapi itu sebenarnya karunia roh, hanya perlu diasah.
Mengenai hidup dalam roh, artinya kita harus menyadari bahwa hidup kita ditentukan oleh iman kita dan Firman Tuhan.
Ada jalan-jalan yang kita harus lalui sebagai proses, tapi ujungnya adalah Tuhan. Maka janganlah kita gegabah/sembarangan dalam menjalani hidup kita.
Kembali ke Wahyu 22:6, Allah sendiri yang memberikan sendiri karunia roh kepada para nabi, artinya Allah memberikan diriNya sendiri kepada setiap manusia.Tanpa Allah tidak ada kehidupan. Esensi hidup dalam roh bukan berarti berbahasa roh setiap hari, melainkankehidupan yang mentaati setiap kebenaran Firman Tuhan.
Markus 1:35 Lakukanlah saat teduh pagi (berdoa dan baca Firman). Sewaktu kita terbiasa membaca Firman, kita tidak mudah disesatkan. Langkah selanjutnya, dengarkanlah rhema. Rhema adalah Firman Tuhan yang berbicara pada kita. Mendengar suara Tuhan itu gampang dan mudah. Lihat Samuel yang dapat mendengar suara Tuhan pada masa mudanya.
Definisi kedua dari hidup dalam roh adalah hidup sesuai tuntunan Tuhan. Ketika kita mentaati suara Tuhan baik yang tertulis dan yang kita dengar langsung.
Yang ketiga adalah kita mengembangkan gaya hidup yang terus menerus mencari kehendak Tuhan.
Ketika kita tidak bertanya Tuhan, ada celah di sana. Alasan seseorang tidak bertanya Tuhan dalam salah satu sisi adalah karena kekhawatiran, merasa kita tidak mampu/ out of date. Seharusnyayang terjadi adalah perkataan Tuhan. Ada api asing dan ada api Tuhan. Api Tuhan membakar tapi tidak menghanguskan, ingat bahwa Tuhan adalah kehidupan, maka tidak akan membawa kematian. Artinya kita yang terbakar api Tuhan akan tampak tanda-tanda “kehidupan” bukan emosional. Maka dari itu, apa yang diawali dengan roh jangan diakhiri dengan daging, teruslah memakai cara-cara yang Tuhan kehendaki (secara roh). Hal ini dilatih dengan berpuasa.
Berbagai macam puasa:
1 hari= Puasa Orang percaya
3 hari= Puasa murid
7 hari= Puasa diaken
14 hari= Puasa nabi
30 hari= Puasa rasul
40 hari= Puasa mematikan kedagingan/Puasa Kristus
Efek dari melatih hidup dalam roh adalah seperti pada Musa (menentukan arah suatu bangsa), Eli (menjaga ketetapan hukum Tuhan). Orang yang tidak hidup dalam Tuhan, kerohaniannya compang camping(hampir telanjang).Di kitab Wahyu dicatat, “belilah pakaian dari padaku”, ayat ini menunjuk pada anak Tuhan yang kerohaniannya tidak sungguh-sungguh.
Ingat kisah Daud, dalam masalah dia kuat, tapi ketika sedang tidak dalam masalah dia jatuh, dosa kepada Uria dan Bersyeba. Ada dosa yang berdampak permanen, yaitu dosa melanggar otoritas, lihat Saul. Jangan pernah melawan otoritas, karena ketika kita melawan otoritas, kita tidak bersalah pada pemilik otoritas tetapi kepada Sang Pemberi otoritas yaitu Allah sendiri. Tuhan sangat menghargai otoritas.
Arti keempat dari hidup dalam roh adalah hidup di bawah otoritas. Jadilah orang yang selalu di bawah otoritas, maka hidup kita tertudungi/ covered, ada blessing.
Hidup dalam roh membuat hidup kita dalam kepastian di dalam Tuhan. Kita pasti sukses. Sukses adalah ketika kita berhasil melakukan segala yang Tuhan perintahkan dalam hidup kita. Tuhan akan terus menaikkan kapasitas kita dan iman kita.
Mari kita berperan aktif sebagai warganegara Indonesia.
PR kita malam ini, bertanyalah pada Tuhan apakah kita masuk politik atau tidak.
Sebelum tanggal 9 Juli, ajak orang lain untuk memakai hak pilih, tidak golput.
Mulai dari hal kecil, apakah kita sudah mengurus KTP kita? apakah nama kita di KTP sesuai dengan akta lahir?
Jangan sampai hal-hal kecil tersebut membuat kita tidak jadi menerima berkat.Siapkan kirbat karena tanpa kita sadari Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang besar buat kita. Apa yang ada di tangan kita sekarang, latihlah dan pakailah dengan sungguh-sungguh.
Jadilah responsif pada setiap kebenaran yang Tuhan taruhkan dalam hati kita, maka lihat apa yang akan Tuhan lakukan dalam hidup kita.
- Published in Catatan Khotbah