Bersyukur dan Bertumbuh Dalam Kualitas Rasul
Sampailah pada kualitas seorang rasul karena seorang murid memiliki perlengkapan sebagai rasul bahkan seperti kualitas Yesus.
Bersyukur berbeda dengan terimakasih. Mari kita buka di Mazmur 136:1-26. Jika dibaca pelan-pelan, ayat demi ayat pada kitab Mazmur tersebut merupakan perlambang-perlambang dari segala permasalahan hidup kita. Tuhan mengingatkan untuk kita bersyukur dalam segala keadaan. Bersyukur bisa digunakan untuk hal umum. Lalu bagaimana dengan berterimakasih? Lihat Mazmur 100:1-5. Kemudian Lukas 17:11-19 mencatat tentang orang kusta yang disembuhkan Yesus. Kembali ke Mazmur 100:1, dalam versi The Message dicatat “enter the gate with password THANK YOU”. Thank you atau terimakasih, menandakan suatu hubungan. Ketika kita menyatakan terimakasih kepada orang lain, kita sedang membangun hubungan lebih baik lagi. Mulai ucapkan terimakasih kepada orang tua, saudara, teman, dll. Jangan harap orang lain yang mengucapkan, justru kita duluan.
Bicara tentang hubungan, ini adalah inisiatif awal dari Tuhan. Dimulai di Kejadian 1:26. Kejadian 2:18 mencatat bahwa Tuhan yang melihat bahwa tidak baik bahwa manusia seorang diri saja. Lalu Tuhan menciptakan Hawa. Jadi hubungan Adam dan Hawa terjadi atas inisiatif Tuhan, bahkan tidak tercatat bahwa Adam menginginkan atau minta pasangan. Nah, ketika kita mencoba mengambil pasangan sendiri, kita sedang melanggar inisiatif Tuhan.
Sama dengan kita menjadi murid. Karena inisiatif Tuhanlah, Yesus turun ke dunia menebus dosa manusia, supaya manusia boleh bertemu dengan Allah yang kudus. Manusia pertama diciptakan di taman Eden. Eden artinya spot of presence (titik hadirat Tuhan). Pada mulanya, Tuhan sengaja menciptakan manusia untuk hidup di dalam hadirat Tuhan. Janji Tuhan bahwa manusia menaklukan dunia, diperkatakan di taman Eden. Maka dari itulah mengapa Henokh dicatat hidup bergaul dengan Allah, dia diangkat oleh Allah. Bumi sudah tidak layak lagi buat Henokh.
Kemudian bukalah Matius 28:19-20, suatu amanat agung yang diawali dengan kalimat “pergilah, jadikanlah SEMUA BANGSA MURIDKU…” Lalu di Matius 4:18, ketika Yesus melihat Simon dan Andreas, Yesus memanggil mereka. Di ayat 21, Yesus memanggil Yakobus dan Yohanes. Di Lukas 5, lebih dijelaskan lagi bahwa Yesus hanya memilih perahu Simon, padahal ada banyak perahu lain karena sedang waktu menjaring ikan. Bukan kita yang memilih Tuhan, tapi Tuhan yang memilih kita. Bukan karena pembimbing kita yang hebat. Pengenalan akan Tuhan bukan berasal dari manusia.
Tapi lihat di Matius 10 tercatat bahwa Yesus memanggil ke 12 RASUL. Iya betul rasul, anda tidak salah baca. Orang-orang yang sama dengan yang Yesus panggil, ketika mereka meresponi, Yesus sudah melihat kualitas mereka sebagai rasul. Nah, bagaimana dengan kita? Masihkah menolak kenyataan ini? Perbaiki diri kita, sampailah pada kualitas seorang rasul karena seorang murid memiliki perlengkapan sebagai rasul bahkan seperti kualitas Yesus.
Jadi, kita dimuridkan atas dasar inisiatif Tuhan. Selanjutnya bagian kitalah untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Pilihan demi pilihan harus kita ambil. Tapi pilihlah Tuhan. Wahyu 3:20 mencatat Yesus berdiri di muka pintu dan mengetok, barangsiapa yang membukakan pintu maka Yesus akan masuk dan makan bersama-sama dengan yang membukakan pintu. Seorang pembicara pernah bercerita, jika ada orang kita sambut masuk ke rumah lalu duduk makan bersama, sebentar lagi ada pertanyaan-pertanyaan yang mendalam bicara tentang hidup dan kebutuhan kita. Lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita membuka pintu untuk Tuhan masuk dalam hidup kita? Duduklah bersamaNya, bicarakan apa yang menjadi kerinduan kita.
Naiklah ke kualitas rasul. Orang sekitar bilang begini begitu, ingatlah kita adalah rasul. Visi bukanlah visi jika itu membawamu jauh dari Tuhan. Tuhan bahkan mengubah bisa mengubah sistem dunia demi anaknya menggenapi visi. Lah, masa kita kuatir cuma karena belum punya pasangan hidup? Kok rendah sekali? Yang memanggil kita itu Tuhan. Ketika Tuhan berjanji sesuatu, maka DIA akan bertanggungjawab supaya kita bisa menggenapi hal tersebut.
Mari bangun hubungan sama Tuhan.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 16 Desember 2017
Pembicara: Ester Irene
Tema: Bersyukur dan bertumbuh dalam kualitas rasul
Venue: Rg. Azalea 1, lt.P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah
Melakukan Firman Selayaknya Anak Tuhan
Seringkali Tuhan mengijinkan pencobaan-pencobaan terjadi supaya kita melakukan firman. Tuhan memerlukan suatu alasan untuk memberkati kita yaitu ketika kita melakukan Firman.
Tahun 70-an, belum ada handphone dan perangkat canggih lainnya. Tapi dalam 20 tahun kemudian, semuanya ada. Terjadi percepatan. Dari handphone dengan ukuran besar, berat dan mahal, menjadi handphone tipis dan ringan. Demikian pula dari email ke instant messenger. Dari kendaraan umum yang suka ngetem hingga angkutan yang bisa dipesan lewat online. Semua bergerak dengan cepat. Tapi ada hal-hal yang tetap, misalnya produk segar seperti buah, sayur, ikan dan daging. Profesi juga demikian, dahulu yang dicari adalah spesialis dalam satu bidang. Sekarang dibutuhkan orang yang multitasking/menguasai banyak keahlian. Sebenarnya kita tidak hidup hanya untuk memenuhi hukum-hukum biologis atau tradisi dunia yang ada. Kita bisa memilih.
Kalau teknologi bergerak demikian cepatnya, ingatlah bahwa Roh Kudus juga bergerak dengan sangat cepat. Tapi banyak anak Tuhan ketinggalan teknologi, makanya masih jatuh bangun dalam dosa. Berikut adalah contoh teknologi yang dasar buat anak Tuhan.
Yohanes 14:20-21 mencatat barangsiapa memegang perintah Yesus dan melakukannya, dialah yang mengasihi Yesus. Ketika kita mendengar suatu kebenaran, kita pegang lalu putuskan kapan kita melakukannya.
- Melakukan setelah diajar.
- Ketika masalah/pencobaan tiba, disinilah iman kita diiuji. Apakah kita bisa tetap berdoa ketika dalam masalah. Inilah tindakan dari melakukan Firman yang sebenarnya.
Seringkali Tuhan mengijinkan pencobaan-pencobaan terjadi supaya kita melakukan firman. Tuhan memerlukan suatu alasan untuk memberkati kita yaitu ketika kita melakukan Firman. Berdoa, baca Firman dan hal-hal kecil lainnya seperti bersyukur. Biasakan ketika pencobaan datang, lakukanlah Firman. Ketika kita melakukan Firman dalam setiap kesempatan, disitulah kita disebut anak-anak Tuhan. Mungkin tidak ada yang tahu/melihat sewaktu kita melakukan Firman. Dalam alkitab tertulis ada jemaat ada pula hamba Tuhan. Sebenarnya yang dituju oleh Tuhan adalah mengenal Tuhan, yaitu level murid. Murid tahu harus melakukan apa dalam berbagai situasi. Level Hamba Tuhan adalah orang merenungkan Firman sendiri. Ini yang dilakukan dalam pemuridan yaitu untuk mendidik kita merenungkan Firman. Semua murid adalah pemimpin, dapat dipakai menjadi alat Tuhan. Pemurid adalah seorang pemimpin karena dia memimpin anak muridnya. Ada orang yang memiliki murid dan ada yang tidak. Tapi seorang pemurid adalah orang yang berhasil melakukan Firman tanpa berpikir. Menjadi rajin datang ibadah tidaklah menjadikan kita rohani, tetapi yang melakukan Firman.
Doa anak Tuhan selalu dijawab, ini menunjuk pada ayat Yohanes 14:14. Siapakah anak Tuhan? Dialah yang melakukan Firman. Ada seorang wanita yang dilawat Tuhan pada suatu retreat. Sepulangnya, dia langsung memutuskan prianya karena wanita itu menyadari cara berpasangannya tidak kudus. Ini langkah ekstrim melakukan Firman Tuhan, untuk meninggalkan manusia lama dan gaya hidup dosa. Bertobat itu bukan seperti berhenti merokok, dikurangi sedikit demi sedikit, tapi total tinggalkan rokok dan teman-teman perokok lalu cuci semua pakaian yang berbau rokok. Jika kita ingin hidup kudus, bergaullah dengan orang-orang kudus.
Selanjutnya dalam Yosua 1:8, janganlah kita lupa memperkatakan dan merenungkan Firman Tuhan. Kita memperkatakan dengan serius setiap ayat yang dibaca. Karena Firman itu jelas dan tajam. Mulai pisahkan gaya hidup yang abu-abu atau tidak jelas. Kembali ke ayat 8, tujuan dari memperkatakan Firman adalah supaya perjalanan kita akan berhasil. Ini karena pertempuran kita dimulai dari pikiran. Pikiran yang muncul bisa hal yang buruk atau kudus, tapi pilihan kita untuk memutuskan.
Kata “berhasil” di ayat 8 bila kita lihat dalam bahasa lain dipakai kata “prosperous” yang diterjemahkan sebagai sejahtera. Anak Tuhan seharusnya sejahtera. Sejahtera ini bukan bicara tentang kekayaan, tapi hidup yang penuh damai sejahtera. Setiap langkah kita diberkati Tuhan, ingat kisah Yusuf yang selalu berhasil. Tapi lihat proses Yusuf yang tidak main-main. Dibenci saudara dan dijual ke Mesir, difitnah dan dipenjara, tapi rencana Tuhan atas hidupnya digenapi, yaitu menjadi penyelamat kaum keluarganya di tanah Mesir.
Sekali lagi mengenai melakukan Firman. Lakukanlah Firman pada saat kondisi apapun. Supaya ketika terbentur di depan, kita tidak kecewa pada Tuhan. Pada saat kita sedang dalam kondisi senang/antusias sekali, berdiamlah dahulu, supaya tidak salah mengambil keputusan. Iblis itu kalau tidak menghambat kita, dia akan mendorong kita. Hati-hati dengan jebakan iblis. Selalu terhubunglah dengan Tuhan. Pakailah iman pada tempatnya, misalnya ketika kita ingin pergi ke luar negeri, maka langkah iman pertama adalah membuat passport. Ketika kita ingin menjadi pemimpin di perusahaan kita, maka langkah imannya adalah tidak datang ke kantor terlambat.
Kembali ke ayat 8, selain berhasil, kita pula akan beruntung. Mari lakukan Firman selayaknya sebagai anak Tuhan. Tuan rumah ketika memberi perintah kepada anak akan berbeda caranya kepada pelayan. Ketika Tuhan memberi perintah kepada kita sebagai anak artinya Tuhan sedang mengajar kita sesuatu. Bapa di sorga akan bersukacita ketika kita melakukan Firman tanpa harus dibentak.
Lalu dalam Yosua 1:9, Tuhan mengingatkan kita untuk menguatkan dan meneguhkan hati kita, jangan kecut dan tawar hati. Mari kita menguatkan sesama kita. Jangan sampai salah konseling. Apalagi konseling dengan orang yang sudah undur, ya kita juga undur nantinya, rohnya nanti mencemari hati kita. Kedewasaan itu bukan bicara ya atau tidak, tapi bagaimana respon kita dalam menerima jawaban doa tersebut. Jangan pernah menjadi kecewa kepada Tuhan. Jika salah, ayo bangkit lagi.
Ingatlah ini sudah akhir tahun, evaluasilah hidup kita. Bila ada nilai-nilai yang salah dalam hidup kita, segera singkirkan. Tahun 2018 banyak hal yang luar biasa dalam hidup kita. Salah satunya adalah penuaian jiwa besar-besaran. Akan ada orang-orang yang mencari tahu siapa Yesus, bertanya bagaimana mengenal Yesus. Akan ada murid yang baru kelas peneguhan tapi sudah memiliki murid.
Mari persiapkan diri kita!
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 18 November 2017
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Melakukan Firman Selayaknya Anak Tuhan
Venue: Rg. Blessing room kecil, Lt. 6, BTC
- Published in Catatan Khotbah
Orang yang Lahir dari Roh
Tuhan mau supaya kita dan Tuhan bersinergi di muka bumi untuk melakukan mujizat demi mujizat.. Pola pikir kerajaan sorga adalah di bumi seperti di sorga, artinya…
Yohanes 3:8 “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh”
Kita tidak tahu dari mana asalnya angin berhembus, tapi kita dapat merasakan angin tersebut menerpa kita. Di pasal 3 berbicara tentang kelahiran baru. Nikodemus gagal paham dengan maksud Yesus mengenai dilahirkan kembali. Maksud lahir kembali/lahir baru adalah kita mengakui bahwa kita adalah orang berdosa, sejak saat itulah dosa kita semuanya diampuni, seperti bayi yang tidak berdosa. Tidak hanya dosa kita diampuni, tapi juga tabiat dosa kita, 1 Yohanes 1:9. Unsur-unsur yang membuat kita jatuh dalam dosa dihancurkan oleh kuasa darah Yesus. Jadi untuk orang yang sudah lahir baru, keputusan untuk melakukan dosa atau tidak ada di tangan kita, bukan di tangan iblis. Dosa tidak lagi berkuasa dalam hidup kita.
Ketika orang belum lahir baru, hidupnya tidak tahu kemana, mengikuti arus, nge-flow. Iya kalau arus kepada danau kehidupan, lah kalau kepada lembah kematian? Masa kita ikut masuk juga? Orang yang lahir baru, hidupnya tidak nge-flow, tapi mentaati Tuhan.
Dari Yoh 3:8 kita tahu bahwa setiap orang yang lahir baru dilahirkan dengan cara yang luar biasa. Kita sampai hari ini ada mengalami lahir baru itu sudah luar biasa, tidak semua orang sudah mendengar tentang lahir baru. Yang kedua, tidak semua orang merespon dengan benar. Ketika tantangan kelahiran baru sampai pada hidupnya, ada yang menolak, berkata masih muda, nant dulu deh. Akhirnya dia tidak pernah bertobat. Lahir baru itu adalah menyingkirkan manusia lama dan mengenakan manusia baru, tinggal kita mau pakai atau tidak. Maka dari itu, kenakanlah manusia baru.
Manusia baru adalah segala sesuatu yang Tuhan ajarkan untuk kita lakukan. Manusia baru adalah kebenaran-kebenaran yang mulai sanggup kita lakukan. Dulu tidak bisa. Sekarang kita bisa untuk tidak berbohong, kita bisa hidup lurus.
Sewaktu orang lahir baru, lahirnya dengan cara yang ajaib, yaitu melalui darah Yesus. Tanpa darah Yesus, kita tidak bisa lahir baru, dosa kita tetap ada. Hal kerajaan Allah bukan bicara seberapa banyak pahala kita. Mau sebanyak apapun pahala kita, kalau ada satu dosa saja akibatnya adalah maut. Arti maut pertama, terpisah dari Tuhan. Yang kedua, kematian di neraka. Jadi satu titik dosa ya masuk neraka. Mana bisa kita nego. Ingat Tuhan kita adalah kudus. Jadi masuk sorga bukan karena punya banyak pahala, tapi karena dosa kita diampuni. Jika ada orang yang lahir baru tepat sebelum dia meninggal, dosanya diampuni, dia pasti masuk sorga, meskipun dia belum sempat berbuat pahala.
Pengampunan dosa adalah kasih karunia. Manusia tidak akan bisa masuk sorga, karena semua berdosa. Satu-satunya manusia yang tidak berdosa adalah Yesus. Bayi manusia yang baru lahir memang belum melakukan dosa, tapi keberadaannya. Sama dengan seekor anjing disebut anjing bukan karena bisa menggonggong atau tidak, tapi ya memang keberadaannya adalah seekor anjing.
Jadi sekali lagi, sewaktu kita lahir baru adalah momen yang luar biasa. Karena kita mengalami hal-hal di bawah ini:
- Maut dihapuskan dari hidup kita.
- Kita bisa bergaul karib dengan Tuhan. Berbicara dan ngobrol dengan Tuhan.
Maka pastikan kita terus berkomunikasi dengan Tuhan. Jadi sewaktu kita berdoa, bukan sedang berdoa ke tempat/pribadi yang kosong. Seringkali anak Tuhan terburu-buru, tidak menunggu jawaban Tuhan. Tunggulah dulu. Ada yang berkata kalau doa tuh ngantuk, ya karena doanya satu arah, hanya dia yang ngomong. Coba dibuat dua arah, bukan cuma kita yang terus bicara, kita juga dengarkan Tuhan berbicara. Pada anak-anak Tuhan, doa itu bukan ritual tapi membangun hubungan.
Ingatlah doa yang diajarkan Yesus, doa Bapa kami. Doa ini adalah kerangka doa yang benar. Kalimat awalnya berkata “Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, di bumi seperti di sorga”. Kita memanggil Bapa. Hubungan kita dengan Tuhan adalah Bapa dengan anak. Bukan antara tuan dan hamba. Kita adalah anakNya.
Setiap anak-anak Tuhan adalah keajaiban dan tanda di muka bumi ini. Mujizat paling tinggi di bumi bukan orang mati bisa bangkit, tapi ketika seseorang lahir baru. Seluruh malaikat bersorak-sorai, seluruh isi sorga bersukacita. Lihat dalam Yesaya 8:18, “Sesungguhnya aku dan anak-anak yang diberikan Tuhan kepadaku adalah tanda dan alamat di antara orang Israel dari Tuhan semesta alam yang diam di gunung Sion.” Kita adalah warga negara kerajaan sorga. Kewarganegaraan adalah sesuatu yang penting. Saat ini tidak terlalu berasa, tapi di jaman Yesus di dunia, ketika orang warganegaranya adalah kerajaan Roma, maka bangsa sekitarnya akan menaruh hormat, karena Roma terkenal sangat kuat. Seperti itulah kekuatannya, sama dengan ketika kita adalah warga negara kerajaan sorga, maka alam roh akan bergetar, akan diketahui pangkat dan level kita. Roh jahat tidak akan sembarangan ketika dia tahu kita adalah warga negara kerajaan Allah.
Supranatural adalah kondisi wajar untuk setiap orang-orang yang lahir baru. Itu adalah bagian kita, hanya kita mau atau tidak, mau percaya atau tidak, mau ambil atau tidak. Begitu besar ketidakpercayaan kita yang seringkali berkata “siapakah saya ini”. Apakah kita mau berdoa? Kadang kita yang tidak mau berdoa. Yesus pernah berkata, “Sampai sekarang kau belum meminta dalam nama Ku, mintalah supaya penuhlah sukacitamu.” Minta supaya penuhlah sukacitamu, padahal belum kita terima, tapi iman kita muncul. Sewaktu kita minta, Tuhan mulai memberikan dalam hati kita, “Ya itu untukmu.” Minta dan alami mujizat Tuhan dalam hidup kita. Minta kepada Tuhan, berlutut minta yang jelas. Jika minta gaji, sebutkan angkanya, bukan sekedar berkata gaji besar.
Mintalah kepada Bapa, maka kamu akan menerima. Ketika kita berdoa minta gaji lebih besar, maka bersiaplah dengan tanggung jawab yang lebih besar, jangan menolak suara Tuhan yang datang pada kita. Bersiaplah dengan promosi yang lebih besar. Mujizat demi mujizat akan terjadi. Maka mulailah BERDOA minta mujizat.
Yesaya 7:14-15, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik,”
Selanjutnya, perhatikan isi ayat Yesaya 7:14-15, ini menunjuk kepada Maria, sang perawan. Mana ada kisahnya perawan yang mengandung seorang bayi. Benih yang ada pada kandungan Maria adalah benih Ilahi, yaitu Yesus, bayi yang terlahir bukan hasil hubungan manusia. Genaplah nubuatan di kitab Yesaya mengenai Yesus, Dia terlahir sebagai Manusia yang menebus dosa seluruh umat manusia.
Inilah dasar dari profetik, hanya Yesuslah dasar. Di luar Yesus adalah sesat. Kita dibenarkan dan ditebus oleh Yesus. Suara kenabian sering disalahartikan karena tak berdasar pada Yesus. Ada yang malah menjadikan dirinya Tuhan yang disembah, bukan Yesus.
Yohanes 17:18-19, “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.”
Kita seharusnya mengalami ayat Yohanes 17:18-19. Tuhan mengutus kita. Tuhan mau supaya kita dan Tuhan bersinergi di muka bumi untuk melakukan mujizat demi mujizat. Kita dikuduskan dan mengalami mujizat. Pola pikir kerajaan sorga adalah di bumi seperti di sorga, artinya sorganya ditarik terjadi di muka bumi. Caranya adalah dengan berjalan bersama Tuhan di muka bumi, karena sorga bukanlah tempat, tapi sorga adalah di mana Tuhan berada. Kalau kita sekarang berjalan bersama Tuhan di muka bumi, maka dimanapun kita berjalan adalah sorga. Lot gagal menerima kerohanian seperti Abraham. Lot hanya melihat dengan mata fisiknya, padahal di Sodom dan Gomora terdapat dosa mematikan, homo seksual dan bercabul dengan binatang. Tapi Abraham melihat dengan mata iman, dia memilih padang gurun. Tapi padang gurun berubah menjadi tanah subur, mujizat terjadi. Kemanapun dia melangkah, apa yang diperbuat berhasil. Tuhan Yesus mengutus kita, sama seperti Bapa mengutus Dia, untuk melakukan mujizat di muka bumi. Berdoa minta mujizat, lalu jadilah rajin, mempersiapkan diri.
Kembali ke Yohanes 17:19, Yesus menguduskan diriNya supaya kita dikuduskan dalam kebenaran. Langkah kita untuk menguduskan diri adalah dengan mulai melakukan Firman. Seringkali karena kita masih melakukan dosa, justru membuat kita terlewat dari waktu dan kesempatan dari Tuhan. Jangan simpan dosa. Dosa membuat tangan Tuhan tidak bekerja untuk kita.
Mujizat yang kita alami bukanlah kebetulan, Ini bicara tindakan Tuhan karena respon dari iman kita. Lihat kisah dalam Markus 10:46, sama seperti Bartimeus, mari berseru dalam doa kita. Mulailah berdoa dengan sungguh-sungguh. Benarkah kita berterimakasih pada Tuhan? Apakah dari hati kita juga bersaksi demikian? Mari bersyukur pula dalam segala keadaan, berhentilah ngedumel, menggerutu. Hati-hati ketika berkata-kata, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Ingat, kita warga negara kerajaan Allah.
Kembali lagi ke kisah Bartimeus, dialah yang terus menerus berseru kepada Yesus, maka Yesus menyembuhkan dia. Ini yang menjadi dasar kita untuk meminta dipenuhi Roh Kudus. Lukas 11:13, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Mintalah supaya kita dipenuhi oleh Roh Kudus.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 16 September 2017
Pembicara : Yorga Parnadi
Tema: Orang yang Lahir dari Roh
Venue: BTC, lt. 6, Rg. Blessing Room
- Published in Catatan Khotbah
Melawan Nabi-Nabiah Palsu
Jika ada yang asli maka ada yang tiruan. Setiap Umat-NYA, kepunyaan-NYA yang mengasihi-NYA pasti mengenali NABI ALLAH dan yang palsu. Karena kita memiliki…
Kita harus bersiap menghadapi si penyesat, para nabi dan nabiah palsu. Firman ini gampang dan mudah karena Tuhan Yesus mewahyukan dan menjelaskan pada kita. Kita harus mengenali ciri-ciri si penyesat dan bagaimana respon kita seharusnya. Langkah apa sajakah yang perlu kita lakukan, mari kita simak uraian berikut.
Dasarnya:
– Memastikan diri seturut Kehendak-NYA. Jika tidak, kita sendiri akan kebingungan.
– Sesuai dengan seluruh KEBENARAN. Bukan dari buku rohani atau perkataan manusia. Maka dari itu kita harus membaca Firman setiap hari. Kita akan memiliki kepekaan untuk membedakan mana yang dari Tuhan dan mana yang palsu.
– Tidak meNOLAK salah satu FIRMAN-NYA. Mana bisa kita pilih-pilih Firman. Apapun latar belakang tempat ibadah kita, doktrin kita. Selama tertulis di Alkitab, TERIMALAH! Jika kita mau, maka Tuhan akan memberikannya kepada kita untuk mengalami FirmanNya.
– Mendengar SUARA TUHAN bukan diri sendiri (pikiran). Selalu terhubung dengan Tuhan, tidak menjadi sendiri. Seringkali orang yang menyendiri, menjadi mendengar suara sendiri atau malah suara iblis. Nah loh.
Dengan melakukan dasar-dasar tersebut maka kita mengenali dan mengetahui yang asli, kita pasti TAHU dikarenakan ini pemberian YESUS, anugerah-NYA. Tinggal kita memutuskan, mau atau tidak. Seringkali yang menghambat adalah diri kita sendiri. Merasa harus begini atau begitu.
Yang bisa mengubah diri kita adalah diri sendiri. Sekalipun pembimbing sudah tumpang tangan, kita sudah guling-guling dilawat Tuhan, tapi proses akan datang berulang-ulang sampai kita memutuskan berubah. Proses bisa terjadi besok, minggu depan, tahun depan, 5 tahun ke depan. Jika kita tidak berubah, ya tanggung sendiri. Kapan majunya. Mau jadi bodoh atau jadi mengerti itu keputusan kita. Kalau Tuhan pernah menunjukkan kepada kita siapa kita, tapi kita tidak menuju ke sana, ya tidak kemana mana. Ayo BERUBAH!
Mari kita berubah dan mengerti
– Ini dimulai dari kita, mau dan rela untuk berubah. Jangan pernah biarkan pendapat kita sendiri.
– Mendorong diri sendiri .
– Selama kita mau (tidak cuek, tidak peduli) maka KITA akan mengerti.
– Bertanya dan belajar dapatkan jawabannya
– ROH Allah memberikannya, dalam komunitas kita diberikan wadahnya
– Kita bisa praktek dalam pelayanan profetik ini
Dalam komunitas yang benar, terdapat pelayanan profetik.
Nabi dan para pelayan profetik
Nabi (Prophet) PASTI punya karunia profetik, misalnya penglihatan, mimpi dan nubuat. Sedangkan para pelayan profetik, yang juga mempunyai sifat atau ciri kenabian, belum tentu Nabi. Kita akan belajar membedakan mana yang nabi, mana yang merupakan pelayan profetik dan mana yang palsu.
Nabi dan Nabiah allah
Jika ada yang asli maka ada yang tiruan. Setiap Umat-NYA, kepunyaan-NYA yang mengasihi-NYA pasti mengenali NABI ALLAH. Ada kepekaan yang diberi karena kasih karunia TUHAN pada kita.
Di dalam 1 Raja-raja 22:6-9, perhatikan respon raja Yosafat, yang menjaga kehidupannya lurus di hadapan Tuhan, tidak serta merta mempercayai perkataan 400 nabi. Dipanggilah Mikha. Mikha berhadapan dengan 400 nabi-nabi palsu. Sekalipun nabi lain mengklaim bahwa Tuhan berbicara padanya, Mikha mendapati maksud Tuhan yang sebenarnya.
Lalu pada kitab 2 Raja-raja 3:11-12, pada waktu Yosafat beserta raja Israel dan Edom hendak berperang dengan orang Moab, lagi-lagi Yosafat memerlukan petunjuk Tuhan melalui Nabi Elisa. Yosafat tidak jatuh dalam perkataan raja Israel yang berkata Tuhan telah menyerahkan ketiga raja kepada tangan Moab, ketika pasukannya dalam kondisi kekurangan air minum. Melalui nabi Elisa, ada suara Tuhan yang berkata SEBALIKNYA, kemenangan adalah perkara yang ringan buat Tuhan.
Siapa nabi dan Nabiah ALLAH? Dan apa ciri & buahnya berdasarkan Firman ALLAH?
– Mendapat Firman ALLAH / perkataan ALLAH (1 Sam 22:5, Bil 12:6).
– Menyampaikan FIRMAN / perkataan ALLAH (Ul 18:18).
– Tujuan profetik ini memuliakan TUHAN, menuju kepada Yesus setiap perkataan, koreksi, nubuatan. PUSAT seluruh nya kepada YESUS (Efesus 4:11-12, 1 Yoh 4:3). Ketika Tuhan memakai kita, jangan sampai kita mencuri kemuliaan Tuhan. Kita hanya alat-Nya. Kembalikan kemuliaan hanya bagi Yesus.
– HIDUPnya, perilaku, kelakuannya menunjukkan keKUDUSan, menjaga sesuai FIRMAN tertulis (alkitab), BUKAN berdasar buku rohani.
– Tindakannya sesuai dengan kehendak BAPA (1 Raja-raja 20:38, 41-42). Hati-hati jangan karena tindakannya, pakaiannya, perkataannya yang tidak biasa, kita malah menolak firman TUHAN. Lihat sampai “isi”nya, jangan menolak dari “bungkus”nya. Dengarkan baik-baik pesan Tuhan melalui orangnya.
– Pernyataan Nabi atau Nabiah Allah hal yang disampaikannya, akan meruntuhkan pola pikir kita yang tidak sesuai Firman TUHAN (kesombongan runtuh). KITA JANGAN SAKIT HATI. Cermati kisah Naaman pada 2 Raja-raja 5:8-16. Tentu saja sebagai seorang panglima, gengsi tinggi jika disuruh mandi di sungai Yordan yang notabene kotor. Tapi hal itu adalah SENGAJA untuk meruntuhkan kesombongan Naaman. Jika sampai kita harus dipermalukan dahulu, berarti kita bebal.
– Ada penyertaan Allah, bisa disertai dengan tanda dan mujizat yang menyertai (contohmya, nabi Elisa menurunkan api dari langit). Ingat tujuan kepada Yesus !
– Ditetapkan oleh Allah, “Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yer 1:4-8). Jadi Tuhan terlebih dahulu berbicara kepada orangnya, baru setelahnya ada peneguhan yang terjadi.
– Setiap penyataan ROH dikaruniakan untuk kepentingan bersama, untuk umat-NYA (1 Kor 12:27). Selama pusatnya Yesus, mau dari sinode mana, doktrin mana, Tuhan akan pakai.
Pelayanan profetik (mempunyai ciri/sifat kenabian) beberapa di antaranya:
– Worship leader. WL yang benar membawa jemaat masuk hadirat Tuhan. Ketika memimpin, ada karunia-karunia yang menyala yang bertujuan meneguhkan jemaat. Ayo latihan menjadi WL, memimpin pujian penyembahan, sampai jemaat juga mengalami Tuhan ketika kita pimpin.
– Pemusik : gitar, cajon, dan alat musik lainnya. Pemusik yang profetik akan membuat menyala karunia profetik pada jemaat. Dalam 2 Raja-raja 3:15-19, ketika pemain kecapi mulai memainkan musik, Elisa mulai bernubuat.
– Petugas Multimedia/cameraman mendapat inspirasi dari ROH Allah untuk desain.
– Pemimpin Persekutuan Doa Jumat. Doa menjadi tidak biasa-biasa. Orang yang datang mengalami Tuhan.
Jika orang tersebut memiliki dimensinya, akan MEMICU orang-orang yang memiliki karunia profetik MENYALA.
Kasih karunia dalam Pelayanan Profetik
Kita jangan minder atau takut dalam membedakan yang asli dengan yang palsu. Ini di Beri sama TUHAN, “gift”. Dikerjakan oleh Roh yang sama “same Spirit” menuju pada Yesus.
“…to profit withal” , “untuk kepentingan bersama” 1 Kor 12:7 KJV
KASIH KARUNIA, karena keMURAHan, karena kebaikan, karena pemberian daripada YESUS kita mengenali, PEKA, mengeTAHUi yang asli.
Mari kita lihat 1 Korintus 12
“Now, brothers and sisters, I want you to understand about spiritual gifts. You remember the lives you lived before you were believers. You let yourselves be influenced and led away to worship idols—things that have no life. So I tell you that no one who is speaking with the help of God’s Spirit says, “Jesus be cursed.” And no one can say, “Jesus is Lord,” without the help of the Holy Spirit. There are different kinds of spiritual gifts, but they are all from the same Spirit. There are different ways to serve, but we serve the same Lord. And there are different ways that God works in people, but it is the same God who works in all of us to do everything. Something from the Spirit can be seen in each person. The Spirit gives this to each one to help others. The Spirit gives one person the ability to speak with wisdom. And the same Spirit gives another person the ability to speak with knowledge. The same Spirit gives faith to one person and to another he gives gifts of healing. The Spirit gives to one person the power to do miracles, to another the ability to prophesy, and to another the ability to judge what is from the Spirit and what is not. The Spirit gives one person the ability to speak in different kinds of languages, and to another the ability to interpret those languages. One Spirit, the same Spirit, does all these things. The Spirit decides what to give each one.” 1 Korintus 12:1-11 ERV
“And in the church God has given a place first to apostles, second to prophets, and third to teachers. Then God has given a place to those who do miracles, those who have gifts of healing, those who can help others, those who are able to lead, and those who can speak in different kinds of languages.” 1 Korintus 12:28 ERV
Buah nabi palsu :
– Mengajak orang meninggalkan TUHAN murtad (Ulangan 13:1-5)
– Apa yang dikatakannya tidak terjadi (Ulangan 18:18-22). Kalaupun toh terjadi, lihat buah-buahnya yang lain.
– Mengatakan yang TUHAN tidak perintahkan, tergoda ingin mengucapkan apa yang TUHAN tidak perintahkan.
– Membawa orang kepada dirinya sendiri, memuliakan nama dia sendiri (hati-hati kita akan jatuh).
Yeremia 23 : 9-40 tercatat perkataan nabi palsu itu menyesatkan dengan mimpi-mimpi dusta, ini mengikat roh orang yang mendengarnya. Matius 7:15-23 tercatat nabi palsu dikenali dari buah-buahnya.
– Roh Izebel : “…leading people away with her teaching, leads my people to commit sexual sins and to eat food that is offered to idol” Wahyu 2:20 ERV. Ajarannya menjauhkan orang-orang dari Tuhan, membawa kepada dosa seksual/percabulan, dan memakan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala.
Ini adalah roh penyesat.
BAGAIMANA MELAWANNYA?
-Yehezkiel 13:1 ; bernubuatlah melawan nabi palsu (“..son of man YOU MUST SPEAK”). Jangan diam! Kita akan menegor nabi-nabi veteran. Nyatakan kebenaran.
– Roh yang ada didalam kita lebih besar, 1 Yoh 4:4. Jangan takut! Kalau salah, jangan menyerah, teruslah belajar!
Sikap kita pada saat mendapat penyataan ROH
1 Yoh 4:1, “Saudara-sadaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.”
Mari kita menguji dengan bawa dalam doa. Tuhan akan menyatakan mana yang dari padaNya dan yang bukan. Dia akan meluruskan dan menjelaskan apa maksud dari penyataan roh tersebut. Tidak boleh kita coba telaah dengan pemikiran sendiri.
Kasih karunia sudah tersedia bagi kita. Tinggal kita mau atau tidak. Masakan persekutuan masih disuruh-suruh, datang pemuridan masih malas-malasan. Kerjakan bagian kita, maka Tuhan mengerjakan bagian-Nya.
Mari bangkit, karena Roh Kudus yang menjadi pusat kita. HA!
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 19 Agustus 2017
Pembicara: Eric Simon
Tema: Melawan Nabi-Nabiah Palsu
Venue: Rg. Azalea 1, Lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah
Berjalan dan Responsif dalam Tuntunan Tuhan
Jika kita berlambat dalam meresponi Tuhan, kita akan dilewatkan sama Tuhan karena Tuhan punya batasan waktu-Nya sendiri. Kita sedang menjadi meremehkan firman Tuhan.
Ketidaktaatan menimbulkan gangguan jiwa. Loh kok bisa?
Selama hidup kita, Tuhan meminta kita berjalan dalam tuntunanNya. Adalah suatu keseharian, konstan dan menjadi kebiasaan kita. Ini tergantung keputusan kita setiap hari. Sekedar lahir baru tidaklah cukup, ada hal-hal yang kita perlu responi dalam Tuhan, ini membuktikan kita sedang berjalan dalam Tuhan atau tidak.
Pada saat kita mengenal kasih Tuhan dan FirmanNya, kita sedang berpindah dari kehidupan lama kepada kehidupan baru. Kita tidak serta merta berjalan dengan cara sendiri.
To walk and to be responsive in the guidance of the Lord
To walk..
Mengapa perlu berjalan dalam tuntunan Tuhan?
Kita perlu tuntunan Tuhan dalam hidup kita. Yeremia 10:23.
Destini kita adalah berjalan bersama Tuhan, Yohanes 14:6.
Bagaimana caranya? Kejadian 5:21-24 AMP mencatat “Enoch walked [in habitual fellowship] with God….. And [in reverent fear and obedience] Enoch walked with God; and he was not [found among men], because God took him [away to be home with Him].“
Amos 3:3 MSG “Do two people walk hand in hand if they aren’t going to the same place?”
Kata hand in hand di sini, bicara Tuhan menggandeng tangan kita sebagai bentuk kasih sayang Tuhan pada kita, bahwa Dia menarik kita dari kehidupan lama dan menuntun kepada kehidupan baru.
Mazmur 73:21-24 AMP mencatat “Then I was senseless and ignorant; I was like a beast before You.
Nevertheless I am continually with You; You have taken hold of my right hand. You will guide me with Your counsel, And afterward receive me to honor and glory.”
Apa yang terjadi ketika kita berjalan dalam tuntunan Tuhan?
- Companionship. Amsal 6:22. Ada pimpinan dan penjagaan Tuhan.
- Destination. Yohanes 3:16. Ada tujuan yang kita dapat capai.
- Habit/Continuality. 1 Yoh 3:6. Menjadi kebiasaan dan berkelanjutan. Ada konsistensi ketika berjalan bersamaNya. Bukan sebentar-sebentar berhenti atau pindah jalur.
- In obedience. Kejadian 17:1. Dalam ketaatan mutlak.
4 pilar dalam berjalan bersama Tuhan:
- Doa
Instruksi menjadi hal yang penting dalam sebuah tuntunan, terutama ketika kita tidak melihat langkah ke depan, maka DENGARLAH INSTRUKSINYA. Kita mendapati janji Tuhan untuk kita, Yesaya 48:17. Maka sikap kita adalah mempertajamnya setiap pagi, Yesaya 50:4. Say what you heard, so you can see what you said!
- Baca Firman
“You are blessed when you stay on course, walking steadily on the road revealed by God,” Mazmur 119:17 AMP. Kita diberkati ketika kita tetap berjalan dalam jalanNya, sebaliknya, kita tidak diberkati jika kita diluar jalanNya.
“Word of God is a grand map. It is the most effective tool to search God’s heart and yours,” Ibrani 4:12 AMP. Firman Tuhan itu seperti peta, GRAND MAP. Firman Tuhan adalah alat yang efektif untuk menemukan hatiNya dan mengetahui isi hati kita. Kadang orang tidak mengerti apa yang sedang menjadi pertimbangan hati kita sendiri. Possesed Godly understanding, because your everyday life is made by your automatic actions. Automatic actions di sini bicara tentang tindakan yang otomatis tanpa proses pemikiran yang panjang, misalnya mengunyah makanan.
- Bersekutu
Kita tidak pernah diciptakan untuk hidup terisolasi/menyendiri. Bangunlah suatu relasi dengan Tuhan dan saudara saudari seiman. Saudara saudari di sini bicara tentang “have something in common”. Kita bersekutu bukan dengan sembarang orang, tapi yang menyembah Tuhan yang sama. You are stronger in the presence of Godly community. People who lift you before God’s throne and guard you in prayer, Ibrani 10:25. Kita menjadi lebih kuat dalam persekutuan dalam hadirat Tuhan, yaitu orang-orang yang membangun kita dalam Tuhan. Ini menjadi standar kita. HATI-HATI! 1 Korintus 15:33 mencatat bahwa pergaulan/sekeliling kitalah yang membangun kebiasaan kita.
- Bersaksi
“They defeated him through the blood of the Lamb and the bold word of their witness. They weren’t in love with themselves; they were willing to die for Christ.” Wahyu 12:11 MSG. Kita mengalahkan si jahat oleh darah anak domba, dan dengan kesaksian kita (BOLD WORD). Mari bersaksi dengan berani. Kemudian yang selanjutnya terjadi adalah bersaksi tentang kabar baik dalam Kristus Yesus, Markus 16:15. Beritakanlah firman tanpa terkecuali. Jika kita berjalan bersama Tuhan pasti kita menyaksikan apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Apa yang membuat kita enggan bersaksi? Seringkali adanya intimidasi. LAWAN!
Hasil berjalan bersama Tuhan:
- Eternal companionship. Jangan pernah kita menjual hubungan bersama Tuhan dengan hal yang remeh temeh seperti Esau menjual visinya demi semangkuk kacang merah.
- Intimacy.
- Cultivate likeness. Kita menjadi serupa dan segambar dengan Tuhan. Menjadi satu visi denganNya.
- Reality changes. Saat kita berjalan bersamaNya, kita berjalan dalam realitas Tuhan bukan realitas dunia. Kita harus melihat hal yang sama dengan yang Tuhan lihat.
- Peace. Ada damai sejahtera. Hal ini tidak bisa diperjualbelikan. Kita tidak kekurangan segala sesuatu yang baik.
Everyday is a new depth, a new revelation
To respond….
Ketika jaringan internet mati, tidak ada respon dari server, kita sering kali kesal dan menyalahkan sana sini. Padahal gadget kita sudah canggih dan mahal. Demikian pula ketika kita tidak merespon suara Tuhan.
Galatia 5:16 AMP, “But I say, walk habitually in the [Holy] Spirit [seek Him and be responsive to His guidance], and then you will certainly not carry out the desire of the flesh. sinful nature [which responds impulsively without regard for God and His precepts]”
Ketika kita responsif dengan tuntunan Tuhan, kita sedang tidak menuruti keinginan daging.
Roma 12:1 MSG, “…readily recognize what He wants from you and quickly respond to it.” Tuhan tidak meminta respon yang biasa-biasa saja, tapi SEGERA. Ini bicara tidak menjadi sama dengan sekeliling. Dalam Tuhan, kita menjadi dewasa.
Janji Tuhan untuk kita bisa merespon setiap firmanNya, “and will give them a heart of flesh [that is responsive to My touch]” Yehezkiel 11:19. Tuhan akan memberikan hati yang lembut yang responsif kepada jamahanNya.
Contoh orang yang responsif:
- Abraham
Kejadian 12:1-4 mencatat Abraham langsung pergi setelah Tuhan berfirman padanya. Dia tidak menimbang-nimbang atau menunda. Jika ada janji/perkataan Tuhan yang kita tidak mengerti, lakukan saja. Ini bergantung pada respon kita. Kisah selanjutnya, Tuhan menyatakan janji akan keturunan, Kejadian 15:3-6. Iman Abraham ditantang, dia sudah lanjut umur, Sara pun sudah mati haid. Tuhan tetap meneguhkan janjiNya bahwa keturunan Abraham adalah melalui Sara bukan gundiknya. Maka Abraham memutuskan untuk PERCAYA kepada Tuhan dan diperhitungkan sebagai kebenaran. Inilah respon yang benar. Tidak berhenti di situ, lahirlah Ishak. Suatu hari, Tuhan meminta Ishak untuk dijadikan korban, dan Abraham langsung BERANGKAT. Serahkan pada Tuhan apa yang Dia minta dari hidup kita.
Di sini kita belajar bahwa respon Abraham adalah taat dan percaya. Roma 4:18, “Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap namun Abraham berharap juga percaya.”
- Yesus Kristus
Yesus adalah contoh yang overqualified yet still humble. Matius 3:15 mencatat bahwa sekalipun Yohanes merasa tidak layak untuk membaptis Yesus, namun Yesus merendahkan hati untuk dibaptis olehnya untuk menggenapi apa yang tercatat dalam kitab suci. Yesus berhasil taat sampai mati yaitu pengorbananNya di kayu salib, Matius 14:34-36. Yesus memutuskan untuk PERCAYA sekalipun mau mati rasanya ketika malam Dia berdoa di taman Getsemani. Janji Tuhan tergenapi dalam hidup kita ketika kita meresponi firmanNya. Yesus memiliki undisputable obedience. Dia berkata bahwa makananNya adalah melakukan kehendak Bapa, Yohanes4:34.
Bagaimana melatih diri menjadi lebih responsif?
- Hilangkan agenda pribadi. Lukas 12:29 MSG. Be relax, jangan terlalu banyak memikirkan ini itu. Pakailah agenda Tuhan.
- Pay attention to what you hear. Markus 4:24. Mintalah pengertian Tuhan supaya kita tau bagaimana harus merespon instruksi Tuhan dengan lebih presisi. Efesus 5:15 MSG, look carefully then how you walk! Live purposefully and worthily and accurately, not as the unwise and witless, but as wise(sensible, intelligent people).
- Has a teachable heart (quick to respond). Wahyu 3:19 AMP, be enthusiastic and repent! Tuhan tidak akan membiarkan kita dalam jalur yang salah, Dia akan mengkoreksi dan mendisiplin hidup kita. Jadilah antusias untuk terus berubah. Kita tahu bahwa Tuhan sayang sama kita.
- Tunduk kepada otoritas. Ibrani 13:17 AMP, obey your (spiritual) leaders and submit to them. Pemimpin rohani inilah yang berjaga-jaga atas jiwa kita.
- Minta hikmat. Yakobus 1:5-6. Atas setiap keadaan, mintalah hikmat, maka Tuhan yang memberikannya dengan cuma-cuma supaya kita terhindar dari keputusan-keputusan yang salah.
Apa yang terjadi saat kita berlama-lama dalam merespon?
Amsal 13:13, kita akan dilewatkan sama Tuhan karena Tuhan punya batasan waktu-Nya sendiri. Kita sedang menjadi meremehkan firman Tuhan. Ketidaktaatan menimbulkan gangguan jiwa.
To be responsive is to have obedience and trust to God wholeheartedly. Menjadi responsif adalah memiliki ketaatan dan percaya kepada Tuhan dengan segenap hati.
All the God promises can all be experienced if you respond to what He wants or what He says. Semua janji-janji Tuhan dapat kita alami jika kamu merespon kehendakNya atau perkataanNya.
To respond God freely in faith is to experience God Himself. Untuk meresponi Tuhan dengan bebas adalah dengan mengalami Tuhan sendiri.
Bagian kita adalah merespon, bukan bereaksi. Sedikit-sedikitlah reaksi, banyak-banyaklah merespon. Reaksi tidak membawa kemana-mana.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 15 Juli 2017
Pembicara: Blandina Pella
Tema: Berjalan dan Responsif dalam Tuntunan Tuhan
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah
Gereja yang Profetik
J4U ministry dengan resmi menyatakan terbuka untuk dimensi profetik.
Ketika kita menerima Firman, pastikan kita siap menerima yang baru dari Tuhan. Demikian dengan tema yang akan di bahas mengenai gereja profetik untuk mempersiapkan diri masuk dalam dimensi profetik.
Yoel 2:28
“Akan terjadi pada hari-hari terakhir demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.”
Kata “semua manusia” di sini tidak bicara agama tertentu, artinya SEMUA manusia yang ada di bumi. Roh tercurah di tempat ibadah manapun bahkan di gereja setan. Anak-anak akan bernubuat, dimanapun dia, apapun yang dia sedang lakukan, apapun agamanya. Tidak peduli apakah orang itu mengerti atau tidak, dia akan bernubuat. Teruna-teruna mendapat penglihatan. Mata rohaninya terbuka. Teruna itu kita semua, tidak peduli apakah orang itu dimuridkan atau tidak, tetapi ketika kita dimuridkan itu lebih powerful. Murid tahu harus bertindak apa ketika Roh Tuhan memenuhi setiap manusia. Lalu semua akan berkhotbah, tidak peduli siapapun dia, karena Roh Allah yang menaruhkan kata-kataNya di mulut mereka.
Kemudian ada mimpi yang diberikan kepada orang-orang tua. Mimpi ini dapat berupa arahan-arahan Tuhan. Ingatlah kisah Nuh, dia begitu presisi dalam rancang bangun sebuah bahtera. Musa juga demikian presisinya dalam membangun tabernakel. Maka yang dihasilkan adalah rencana Tuhan terjadi. Dalam tabernakel pula, ada suatu wewangian yang hanya diketahui ramuannya oleh orang tertentu. Wanginya pun hanya boleh dihirup oleh orang yang PERNAH masuk dalam ruang maha kudus. Artinya tidak semua orang tau wanginya. Ada level dalam pengenalan akan Tuhan. Ruang maha kudus itu spesial, intimacy, ada Tuhan mengutarakan isi hatiNya di sana, wajah bertemu wajah. Masuk ruang maha kudus itu keputusan. Hanya orang-orang sungguh-sungguh dan tidak mencemarkan hidupnya.
Kembali ke nubuatan nabi Yoel, bahwa tanda-tanda yang terjadi (nubuatan, penglihatan, dan mimpi) hanya dapat terjadi sekehendak Roh Kudus, bukan karena latar belakang aliran tertentu. Pada waktunya nanti, semua akan tersadar bahwa bukan doktrin dan dogma yang dapat menjadi dasar kebenaran, tapi pengajaran Yesus sendiri. Maka gereja seharusnya terbuka dalam dimensi profetik.
Dalam kitab Wahyu 8:12, dikatakan ada naga yang ekornya menyeret sepertiga bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Bintang di sini bicara tentang nabi, orang-orang kudusnya Tuhan. Pada ekor terdapat kelamin. Maksudnya orang-orang kudus banyak yang akan diseret dalam dosa seksual dan mengajarkan dusta(Referensi ayat Yesaya 9:15). Wahyu ini ditulis bukan untuk kita genapi ikut jatuh dalam dosanya, tapi sebagai PERINGATAN buat setiap kita, orang kudusnya Tuhan.
Kenabian dan kerasulan adalah 2 gelombang akhir yang akan Tuhan nyatakan di akhir jaman. Kita harus mengerti, bahwa orang yang bernubuat tidak selalu dia adalah nabi. Ada dimensi kenabian, ada jawatan nabi itu sendiri. Mari kita pelajari lebih lagi.
Kata profetik, berasal dari kata prophet(Bahasa Inggris) yang berarti nabi. Profetik berarti kenabian. Jika dimensi ini muncul, maka yang pertama, orang terbiasa dengan nubuatan. Selanjutnya yang kedua, kita terbiasa dengan penyataan dosa, baik di tempat tertutup atau umum. Yang ketiga akan ada arahan-arahan Tuhan yang spesifik. Visi akan dinyatakan arahan-arahannya kepada setiap kita, tidak lagi menjadi abstrak. Akan terjadi saling meneguhkan dan menegur ketika ada yang salah jalan. Dari ketiga hal di atas, akan muncul yang selanjutnya yaitu nabi-nabi muda. Yang keempat, kita tidak mudah terpengaruh dengan nubuatan-nubuatan yang tidak penting. Kita terbiasa untuk menguji setiap nubuatan.
Tapi kenapa dimensi profetik tidak terbuka di semua tempat? Karena tempat tersebut menolak dimensi profetik, juga tidak adanya orang yang kompeten di sana untuk mengajarkan tentang dimensi profetik atau menguji suatu nubuatan. Di luar sana, ada profesi untuk mengetes kopi apakah aromanya pas dan tingkat kekentalan atau warnanyapun yang sesuai. Tentunya tidak sembarang orang yang dipercaya pada profesi tersebut. Dalam kumpulan jemaat Tuhan juga kita sadari perlu ada orang-orang dengan panggilan khusus dan terbuka dimensi kenabiannya.
PERINGATAN!
- Kejadian dramatis tidak lantas menjadikan kita pusat untuk TUJUAN dan RENCANA TUHAN atas bangsa.
- Hindari pengkultusan pada bejana profetik yang Tuhan pakai. Atau jadi menyembah sang nabi. Jika kita mengkultuskan seseorang, kita tidak melihat dengan jelas kepada pesan yang disampaikan, semua dianggap benar. Hal ini justru tidak boleh terjadi. Ujilah segala sesuatu.
- Pewahyuan dan peneguhan yang luar biasa dipakai untuk pengukuhan beberapa orang pelayanan profetik. Contoh: Eusebius (70 AD)
Profetik berdampak pada kota dan bangsa. Banyak nabi yang berkiprah di global. Kadang nabi-nabi ini hanya jemaat biasa, tapi dia bertekun dan sungguh-sungguh dalam Tuhan.
Bagaimana menguji suatu nubuatan? Terima dulu nubuatannya, cek lagi dalam firman Tuhan, tidak boleh keluar dari firman. Pertama-tama, cek hati kita, jika lama kelamaan tidak sejahtera, tolak dan lepaskan nubuatan tersebut. Kedua, Tuhan akan berbicara kepada kita bahwa nubuatan itu dariNya atau bukan. Ketiga, untuk hal yang spesifik untuk kita, biasanya Tuhan sudah katakan pada kita sebelum mendengarnya dari nabi, disini kita mengerti bahwa nubuatan dari nabi adalah peneguhan dari apa yang telah kita dapatkan. Keempat, nubuatan selalu membawa damai sejahtera.
Salah satu kunci untuk dipakai dalam profetik adalah menjadi ekspresif. Nabi melalui proses-proses yang tidak enak. Nabi sudah biasa dipermalukan. Tercatat bahwa nabi Hosea diperintahkan Tuhan untuk menikahi seorang pelacur.
Penyamaan yang keliru
- Urapan beda dengan karakter. Kebanyakan nabi memang kasar. Tapi tidak selalu yang kasar adalah nabi. Bisa juga karakternya aneh, tapi ada urapannya. TIDAK BISA kita meragukan urapannya dari karakternya.
- Urapan beda dengan gaya pelayanan. Gaya seorang nabi tidak harus dicontoh oleh semua orang. Misalnya seorang hamba Tuhan selalu berjas putih, maka dengan kita meniru memakai jas putih dalam pelayanan BUKAN BERARTI urapan kita juga sama seperti beliau, itu cuma ikut-ikutan. Seharusnya yang diikuti jam doanya, disiplin pribadi, dan ketaatannya dalam Tuhan.
- Urapan beda dengan pengajaran. Tidak selalu orang yang diurapi juga pandai mengajar, tidak selalu benar pula dalam pengajaran, harus dicek dengan firman Tuhan.
Mazmur 119:105 “FirmanMu adalah pelita bagi kakiku, terang bagi jalanku.”
Kembalilah ke Firman, mau nabi sehebat apapun, tetap kembali ke firman. Jika nabi jatuh dalam ketidaktaatan, maka dia akan undur atau dirasuki roh penyesat.
7 langkah untuk membangun profetik
- Layanilah Tuhan daripada menyenangkan manusia. Nubuatan seringkali keras, tidak ada urusannya dengan rasa tidak enak kepada manusia tertentu, lebih tua atau lebih tinggi jabatannya, mau orangnya baka tersinggung, tetap disampaikan karena ini urusannya dengan mentaati suara Tuhan.
- Milikilah waktu doa dan puasa rutin.
- Penatua/pemimpin haruslah memiliki gaya hidup mencari Tuhan.
- Tim pemusik haruslah memiliki gaya hidup mencari Tuhan. Di rumah sudah terbiasa membangun diri sambil bermain musik.
- Karunia profetik haruslah berfungsi di antara jemaat. Nabi yang dipercaya seharusnya muncul di antara jemaat, bukan dari luar jemaat, karena kita kenal baik hidupnya.
- Kumpulan jemaat haruslah diperlengkapi untuk bersekutu dengan Tuhan. Misalnya diajar untuk bermazmur dan memuji Tuhan.
- Firman Tuhan haruslah diajarkan setiap minggu.
Disiplin yang perlu dilakukan:
- Must be drawn by the Holy Spirit towards the relationship with the presiding apostle. Harus dibawa dalam Roh Kudus kepada hubungan yang diajarkan rasul yang memimpin.
- Must desire this relationship to become the primary source, leading to a relationship of spiritual fathering. Harus merindukan hubungan yang terjadi (pada langkah pertama) menjadi sumber pokok, yang memimpin kepada hubungan pembapaan rohani.
- Must be drawn to the purity of the prophetic and proceeding word and also the life of the apostle. Harus dibawa ke dalam kemurnian kenabian dan perkataan juga kehidupan seorang rasul.
- Must be sure of the prophetic journey towards destiny. We need to know we are going places together towards the future. Memastikan perjalanan kenabian mencapai tujuan akhir. Kita perlu tahu bahwa kita menuju ke sana secara bersama (dengan rasul) di masa depan.
- Values the vertical relationship with the apostle as their father, as well as the horizontal relationships towards one another as brothers; sons of the same father. Menghargai hubungan vertikal kepada rasul sebagai bapa, dan juga hubungan horizontal kepada sesama saudara.
Masih ada lagi disiplin yang selanjutnya, akan dibagikan di sesi selanjutnya. Ke depan akan terjadi lebih luar biasa lagi, kita harus siap. Kita harus punya kasih, harus mampu membedakan mana yang palsu dan asli. Sebenarnya ketika kita berbahasa roh dengan tekun, kita sedang memicu karunia lain, juga mengakses Roh. Maka dari itu, perlu sekali membaca Firman, supaya tidak tersesat.
Melayani dalam profetik itu memudahkan kita, khususnya dalam melayani murid, dibutuhkan kepekaan. Mari kita kejar setiap bagian kita.
Persekutuan J4U Bandung:
Sabtu, 17 Juni 2017
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Gereja yang Profetik part 1
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah
Hidup dalam Hadirat Tuhan
Seringkali kita tidak bisa membedakan mana yang disebut hadirat Tuhan dan mana yang bukan. Ada yang menganggap hadirat Tuhan seperti aliran sungai mengalir dalam hidupnya, sensasi yang membuat meneteskan air mata. Atau seperti apa sebenarnya hadirat Tuhan?
Mari kita simak uraian berikut.
Macam-macam hadirat Tuhan.
Omnipresence (Mahahadir)
Kebanyakan orang Kristen sudah mengetahui hal ini. Orang yang belum lahir baru atau mengenal Tuhan sudah menyakini bahwa Tuhan bisa ada di mana-mana. Dia ada di sini, dan pada saat yang sama Dia ada di luar sana, Dia ada di Papua, Ambon, Dia ada di mana-mana. Dia memenuhi segala sesuatu. Di dalam Dia, kita bergerak dan ada.
Manifested presence (Kehadiran Tuhan yang dinyatakan)
Tuhan menyatakan diriNya secara khusus dan sangat nyata, baik secara pribadi maupun korporat. Ketika datang di suatu persekutuan atau retreat, kita mengalami Tuhan dengan kuat bersama saudara-saudara lain. Yang lebih kuat lagi adalah ketika kita mengalaminya secara pribadi. Tanyakanlah pada diri sendiri, kapan terakhir kita mengalami Tuhan di kamar pribadi. Jika dibiarkan terus tanpa mengalami secara pribadi, kita akan terjebak dalam rutinitas saja. Pelayanan sekedar pelayanan. Mari disiplin diri kita untuk mengalami hadirat Tuhan di kamar kita pribadi. Jika kita hanya mengalami hadirat Tuhan di tempat ibadah, bagaimana caranya menghadapi hidup yang enam hari lain di luar pertemuan-pertemuan ibadah? Dari pihak Tuhan, Dia ingin kita mengalami setiap hari, bukan mengandalkan orang lain atau pertemuan-pertemuan ibadah.
Indwelling presence (Hadirat Tuhan yang tinggal tetap di dalam diri kita)
Setelah kita mengalami hadirat Tuhan di kamar pribadi, ternyata kita bisa terus membangunnya SETIAP HARI. Perhatikan dalam Gal 2:20, muncul pertanyaan kenapa tidak mengalami hadirat Tuhan? Mungkin rasa “aku” atau “ego”-nya masih ada. Serahkan ego kita, biar Tuhan yang benar-benar terpancar dalam hidup kita.
Selanjutnya dalam Kol 1:25-28 Ternyata ada rahasia yang tersembunyi selama berabad-abad, yaitu Allah memberitahukan bahwa Kristus ada di tengah-tengah (dalam bahasa Inggris: Christ IN you, in= di dalam). Pada jaman perjanjian lama tidak pernah terjadi bahwa Tuhan hidup di dalam seseorang, hanya dihinggapi Roh Allah. Di perjanjian baru, ini TERJADI. Yesus tinggal dalam hati kita, yaitu yang percaya kepadaNya.
Di dalam Yoh 15:4 & 7 ada tercatat “Tinggalah di dalam Aku dan FirmanKu tinggal dalam kamu”. Kita harus mengalami ini, saudara. Kita bisa mengalami hadirat Tuhan kapan saja, di mana saja. Setiap saat kita bisa berbicara sama Tuhan dan mendengar suaraNya.
Kenapa penting untuk mengalami dan tinggal dalam hadirat Tuhan?
1. Supaya kita memiliki pengenalan akan Tuhan yang benar, bukan sekedar pengetahuan/asumsi.
Kita sering berasumsi bahwa Tuhan tuh begini atau begitu. Sebagai contoh, kita bisa mencari tahu di internet mengenai Pak Jokowi atau Pak Ahok. Kita bisa tahu biodata, lokasi dan kegiatan yang sedang beliau kerjakan hari-hari ini. Hal ini bukan berarti kita telah mengenal beliau. Akan berbeda hasilnya tanpa kita pernah bertemu langsung dan membangun hubungan dengan beliau. Dengan membangun hubungan langsung, ada detil-detil yang orang banyak tidak tahu tapi kita dapat kenali dari beliau. Sama dengan Tuhan, jika kita sekedar mengenal Tuhan dari jauh, tanpa mengalami sendiri, kita cuma banyak tahu saja. Dalam membangun hubungan perlu yang namanya bayar harga, tidak instan. Jika kita bisa membangun hubungan dengan manusia, kenapa dengan Tuhan tidak bisa? Tentu saja BISA.
2. Supaya kita bisa mengenali hadirat Tuhan yang sejati dan tidak mudah disesatkan/terpukau dengan karunia dan mujizat.
Mari kita lihat dalam kitab 1 raja-raja 22:1-8 . Dikisahkan Ahab menikah dengan Izebel yang membawa Israel dalam penyembahan berhala, sedangkan Yosafat adalah raja Yehuda yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Yosafat membangun persekutuan dengan Tuhan. Ketika hendak berperang, dipanggilah para nabi untuk ditanyakan bagaimana Firman Allah. Dan semua nabi tersebut sepakat untuk maju berperang. Yosafat justru meragukan mereka, “apakah tidak ada lagi nabi Tuhan, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?”. Kisah selanjutnya mencatat bahwa ada satu nabi yang mendapati hal berbeda. Bukan karena jumlah orang yang banyak menentukan sesuatu itu benar, tapi hanya yang dari Tuhanlah yang benar. Dalam hal ini Yosafat peka karena dia membangun hubungan dengan Tuhan.
Contoh lain di dalam 1 Raja-raja 19:9-14. Kisah ini terjadi setelah Elia membunuh nabi-nabi baal, keluarlah ancaman dari Izebel untuk membunuh Elia. Elia melarikan diri di padang gurun dan bersembunyi di gua. Dia sedang mengasihi dirinya sendiri, merasa hanya dia saja yang benar di saat itu. Tuhan menunjukkan angin membelah gunung batu, gempa bumi, dan api yang menyala, tapi Tuhan tidak ada di sana. Justru dalam angin sepoi-sepoi yang lembut (a still small voice), barulah Tuhan bicara pada Elia. Elia bisa mengenali hadirat Tuhan yang sejati. Demikian pula kita tidak boleh terkecoh dengan kondisi. Hadirat Tuhan bukan tergantung pada suasana heboh, musik full band, di tengah kerumunan orang banyak.
3. Supaya kita memiliki rahasia hati Tuhan.
Rahasia tentunya tidak diumbar ke semua orang. Isi hati Tuhan ini hanya diberikan kepada orang–orang yang mendekat kepadaNya. Perhatikan di dalam Yesaya 45:3 bahwa Tuhan akan memberikan harta terpendam. Harta karun tidak ditemukan dengan mudah. Karena itu ada tertulis bahwa hal kerajaan Allah seperti orang yang menemukan harta yang terpendam. Apakah kita mencarinya sedemikian rupa bahkan rela bayar harga apa saja untuk bisa mengenalNya?
Kemudian dalam Ulangan 29:29, segala yang tersembunyi adalah bagi Tuhan. Tuhan rindu menyatakannya pada kita. Ketika kita mencarinya seperti harta yang berharga, maka kita mendapatkannya. Makanya tidak aneh untuk orang-orang yang membangun hubungan dengan Tuhan, memiliki pengenalan yang tidak semua orang miliki.
4. Supaya mengalami hidup yang diubahkan.
Ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, hidup kita berubah total. Saulus yang dididik secara khusus oleh Gamaliel, mendalami Taurat, menganiaya pengikut Kristus, tapi setelah berjumpa dengan Kristus, hidupnya BERUBAH TOTAL. Demikian pula dengan seorang perempuan Samaria yang hidupnya gonta ganti suami, dia malu bertemu orang-orang sekitar sehingga dia mengambil air di sumur tengah hari, tapi setelah bertemu Yesus dia BERUBAH TOTAL menjadi penginjil sesamanya. Pertanyaan buat kita, apakah kita sudah mengalami perubahan total dalam hidup kita?
5. Supaya kita menerima kasih karunia dan pertolongan yang kita butuhkan.
Dalam hadirat Tuhan, kita mengalami kasih karuniaNya dan pertolongan pada waktunya. Jika kita di dalam persimpangan jalan, datanglah kepada Tuhan, maka Tuhan tunjukkan jalan. Datanglah bukan dengan membawa jawaban sendiri, justru bersiaplah dengan jawaban Tuhan.
Bagaimana kita mengalami hadirat Tuhan?
- Darah Yesus (Ibr 10:19-22)
- Hati yang hancur dan bertobat (Yes 57:15).
- Pengertian yang benar bahwa Tuhan itu dekat dan Ia terlebih rindu untuk menyatakan diriNya pada kita (Rom 10:6-8, Yoh 4:13-14, Yoh 7:37-39). Tinggal panggil Bapa dalam doa kita, Dia ada bersama kita, Dia dekat.
Kekudusan (Ibr 12:14) “…Sebab tanpa kekudusan, tidak seorangpun akan melihat Tuhan.”
Kejarlah Tuhan! Karena Ia berkenan untuk ditemui! Dari pihak Tuhan, sudah pasti rindu, nah bagian kita adalah mengejarNya. Mengejar itu bukan berjalan perlahan, tapi BERLARI.
Mengejar Tuhan
Abinadab vs Obed Edom
Abinadab tidak mengalami apa-apa sewaktu tabut Tuhan ada di rumahnya, selama 20 tahun. Lain cerita dengan Obed Edom (2 Samuel 6:11-12), dia diberkati dengan luar biasa sampai terdengar oleh Raja Daud, padahal hanya 3 bulan. Artinya, Obed Edom memiliki sikap hati yang berbeda, dia menghormati Tuhan (pada waktu itu, tabut Tuhan adalah simbol kehadiran Tuhan). Dalam kisah yang selanjutnya, Obed Edom tetap mengikuti kemana tabut Tuhan dipindahkan. Setelah sampai di Yerusalem, Obed Edom menjadi penunggu pintu kemah suci di mana tabut Allah disimpan. 1 Taw 26:4-6. Keturunan Obed Edom dikenal gagah perkasa.
Bangsa Israel vs Musa
Keluaran 19:11-16. Sebenarnya setelah sangkakala berbunyi, bangsa Israel boleh naik ke gunung Sinai, tapi hanya Musa yang naik. Padahal Tuhan sudah mengatakan untuk naik dan bertemu denganNya. Para tua-tua malah berkata biar Musa saja yang naik, nanti baru sampaikan apa yang Tuhan katakan di atas gunung. JANGAN MILIKI sikap hati seperti ini. Ayo datang dan dengarkan sendiri secara pribadi. Bayar harganya. Jangan puas dengan pengalaman orang lain dan kata orang lain yang bertemu Tuhan. ALAMI SENDIRI!
Apa akibatnya jika tidak bertemu Tuhan langsung? Kel 32:1-4 mencatat bahwa bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala. Mereka berpaling dari Tuhan. Ingatlah, di dalam Tuhan tidak ada yang namanya stagnasi. Kita maju dalam Tuhan, atau mundur dari padaNya. Bangsa Israel yang telah mengalami mujizat Tuhan, tidak menjadi jaminan bahwa mereka tetap setia dalam Tuhan.
Tinggal dalam hadirat Tuhan
Hadirat Tuhan menjadi HABITAT kita. Jika kita keluar dari habitat kita maka akan mati. Yoh 15:1-5, 9-10. Yesus adalah pokok anggur, di luar Yesus kita TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA. Jika kita di luar Tuhan, secara fisik mungkin belum mati, masi bisa having fun, beraktifitas seperti biasa, tapi tidak bisa mendengar suara Tuhan lagi. Kita tidak bisa mengalami kasih karunianya lagi.
Jangan pernah keluar dari tudung Tuhan, apalagi keluar dari koridor Firman. Apalagi jelas-jelas tercatat di Alkitab, JANGAN PERNAH terobos itu. Firman Tuhan berkata mengampuni, ya mari mengampuni. Firman berkata jangan merupakan pasangan yang tidak sepadan, ya lepaskanlah pasangan yang tidak seiman. Firman Tuhan adalah pagar pengaman kita. Jika kita keluar dari koridor Firman, kita sedang mencabut pagar tersebut dan membuka pintu bagi si jahat masuk dalam hidup kita.
Kel 33:16b, “…bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibendakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?”
Inilah yang membedakan kita dengan orang lain, yaitu adanya HADIRAT TUHAN. Kita di dalam hadirat Tuhan. Kitalah pembawa hadirat Tuhan.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 20 Mei 2017
Pembicara: Yuliawaty K.
Tema: Hidup dalam Hadirat Tuhan
Venue: Rg. Azalea 2, Lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah
Hati bagi Bangsa
Kita tidak sedang memindahkan agama orang lain, tapi dari gelap kepada terangNya yang ajaib, dari maut kepada keselamatan, dari neraka kepada surga. Yesus tidak pernah menebus gedung, tapi manusia, yaitu kita.
Marilah kita membaca Nehemia 1:1-11. Tercatat bahwa Yerusalem sedang mengalami kehancuran, temboknya runtuh, orang-orangnya ditawan. Tembok bicara tentang pertahanan. Respon Nehemia adalah duduk dan menangis. Hatinya hancur dan dia berdoa puasa untuk bangsanya. Bagaimana dengan generasi kita? Generasi muda adalah harta bagi suatu bangsa. Untuk menghancurkan bangsa, cukup hancurkan generasi mudanya. Misalnya dengan narkoba, gaya hidup yang buruk, nasionalisme yang turun, tidak takut Tuhan, lalu tinggal tunggu waktu bangsa akan hancur dengan sendirinya.
Firman Tuhan katakan, pada akhir jaman, manusia tidak takut akan Tuhan. Hari-hari ini mulai terjadi kebingungan, mana yang dosa dan yang bukan dosa. Generasi ini tidak bisa membedakan tangan kiri dan kanannya. Muncul istilah bohong putih. Mana ada di Firman Tuhan istilah bohong putih, bohong adalah dosa. Sama dengan melakukan hubungan seks sebelum menikah adalah dosa. Selain dosa juga ada kutuk yang terjadi dalam diri orang yang melakukan. Bahkan ada yang masih bercerai sekalipun jelas dilarang di Firman Tuhan. Masalah dosa ini seringkali ada saja orang yang masih melakukan tanpa tahu kebenarannya, karena tidak ada yang mengajar!
Ayo mulai memberitakan injil. Kita bukan pengecut rohani. Beritakan pada saudara-saudara kita. Terutama keluarga kita. Kisah 4:29, “Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.”
Lihatlah orang-orang di sekeliling kita, apakah masih ada orang yang tidak bisa membedakan tangan kanan dan kirinya. Ketakutan manusia seringkali ketika menghadapi kematian atau kemisikinan. Kemiskinan juga bicara mental pelit, takut rugi. Kita sebagai murid Tuhan, jangan pusing dengan uang receh. Jemaat mula-mula meminta keberanian untuk memberitakan Firman. Ambil seluruh perlengkapan senjata Allah buat kita. Ambilah yang menjadi bagian kita. Jangan sampai kita sudah diberi perlengkapan tapi tidak dipakai.
Hanya menerima makanan rohani (dengan sering mendengar Firman, dimuridkan) tanpa mengalirkan keluar (dengan bersaksi, memberitakan injil, berbuat kebaikan) maka akan menjadi Kristen laut mati. Artinya banyak tahu tapi tidak melakukan. Dengan menjadi pelaku Firman, kita sedang memastikan untuk tidak menjadi laut mati. Yesus sudah berkata dalam Markus 16:17-18, ada tanda-tanda yang menyertai orang percaya untuk mengusir setan, melakukan mujizat, maka pakailah kuasa yang ada pada kita.
Bangsa ini perlu anak-anak Tuhan yang memberitakan kebenaran. Mari kita memberitakan dengan kasih dan kuasa. Kita tidak sedang memindahkan agama orang lain, tapi dari gelap kepada terangNya yang ajaib, dari maut kepada keselamatan, dari neraka kepada surga. Yesus tidak pernah menebus gedung, tapi manusia, yaitu kita. Jika kita merasa tidak berharga, ingatlah bahwa YESUS TELAH MATI BAGI KITA. Kita berharga di hadapan Tuhan. Kalau Tuhan yang bilang kita berharga, maka tidak ada seorangpun yang bisa berkata kita tidak berharga. Bagi wanita, cantik itu tidak hanya di luar, ada pula inner beauty, karena dalam hatinya sudah ada Tuhan Yesus. Bagi pria, gagah itu bukan bicara kekar berotot dan ganteng, tapi pria yang sudah memiliki perubahan karakter dan bertanggung jawab, bisa pegang komitmen. Jangan minder saudara, karena kita punya tugas untuk memberitakan Injil.
Tuhan Yesus, Aku minta ya Tuhan hari ini, keberanian untuk memberitakan Firman. Amin!
Persekutuan J4u Bandung
Sabtu, 15 April 2017
Pembicara: Yorga Parnadi
Tema: Hati bagi Bangsa
Venue: Rg. Azalea 1, lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah
Saat Teduh
Api yang ada di dalam kita harus kita jaga agar terus menyala setiap pagi . Imamat menyebutkan ini adalah tanggungjawab para imam dan 1 Petrus 2:9 menyatakan bahwa kitalah imamat yang rajani itu!
Saat teduh adalah waktu yang khusus kita sediakan setiap hari (bukan waktu sisa!), pagi-pagi sekali sebelum melanjutkan kegiatan lain untuk kita meneduhkan diri (hati dan jiwa) di hadapan Tuhan dengan merenungkan Firman Tuhan di bawah terang Roh Kudus.
Kenapa kita harus saat teduh?
Karena Tuhan mau kita mengalami dan mendatangkan keselamatan juga di bumi.
Selamat di bumi berarti:
- mendapat kekuatan dari Tuhan
- mendengar suara Tuhan
- mengalami hadirat Tuhan
1. Mendapat kekuatan dari Tuhan
Yesaya 30:15-16
This is what the Sovereign LORD, the Holy One of Israel, says: “Only in returning to me and resting in me will you be saved. In quietness and confidence is your strength. But you would have none of it. (NLT)
You said, ‘No, we will flee on horses.’ Therefore you will flee! You said, ‘We will ride off on swift horses.’ Therefore your pursuers will be swift! (NIV)
Ibarat tentara yang sedang berperang, ayat ini mengingatkan kita untuk selalu kembali ke perkemahan di mana kita kemudian mendapat pengarahan dari komandan kita mengenai strategi yang akan kita gunakan untuk memenangkan pertempuran.
Setiap hari, kita perlu untuk “kembali kepada Tuhan” dan mendapat arahan dari-Nya supaya kita bisa memenangkan setiap pertempuran di hidup kita.
Tetapi seringkali yang kita lakukan adalah kita ingin pergi mengendarai kuda cepat (swift horses). Kuda-kuda cepat menggambarkan cara-cara yang kita pikir paling cepat untuk melakukan sesuatu atau menyelesaikan persoalan kita. Berhati-hatilah, karena apa yang menurut diri kita atau kebanyakan orang bagus belum tentu benar di mata Tuhan.
Saat teduh membawa kita untuk menjadi seperti Adam yang ke-2, yaitu tidak sekadar menjadi “makhluk hidup” tetapi membawa kehidupan (1 Korintus 15:45). Saat kita tinggal tenang di hadapan Tuhan maka sesungguhnya roh kita menjadi sangat aktif karena kita menyingkirkan segala fokus lain dan menjadi aktif mencari Tuhan. Saat kita dipenuhi oleh Roh Tuhan, kita menjadi pembawa kehidupan di manapun kita berada.
2. Mendengar suara Tuhan
Yesaya 50:4
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Ayat ini mengandung janji Tuhan bahwa setiap pagi saat kita datang kepada Tuhan, maka Tuhan akan mempertajam pendengaran kita sehingga kita akan semakin peka dengan suara Tuhan. Jika kita saat teduh setiap hari, itu berarti kita akan mendengar suara Tuhan setiap hari.
Api yang ada di dalam kita harus kita jaga agar terus menyala setiap pagi (Imamat 6:12-13). Imamat menyebutkan ini adalah tanggungjawab para imam dan 1 Petrus 2:9 menyatakan bahwa kitalah imamat yang rajani itu! Maka kita bertanggungjawab untuk memastikan api kita menyala setiap pagi melalui saat teduh.
3. Mengalami hadirat Tuhan
Ada 3 dimensi hadir Tuhan:
- Omnipresence
Tuhan hadir di mana-mana sekalipun mungkin orang tidak “merasakannya”.
- Manifested presence
Ini adalah hadirat Tuhan yang termanifestasi sehingga dapat kita “rasakan”. Misalnya kita mengalami Tuhan begitu nyata saat sedang di persekutuan atau pertemuan-pertemuan ibadah. Sayangnya, banyak orang berhenti di manifested presence sehingga ketika mereka selesai persekutuan mereka berhenti mengalami hadirat Tuhan dan merasa seolah-olah Tuhan tidak hadir.
- Indwelling presence
Ini adalah hadirat Tuan yang berdiam di dalam diri kita ke manapun kita pergi. Pada Keluaran 25:8, Allah memerintahkan orang Israel untuk membuat Kemah Suci (Kemah Suci melambangkan hidup kita), dan pada Keluaran 40:34 dikatakan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci. Ketika kita membangun hidup kita seperti yang Tuhan mau (seperti Musa membangun Kemah Suci tepat seperti yang diinstruksikan Tuhan), maka hadirat dan kemuliaan Tuhan akan memenuhi, akan tinggal tetap di dalam hidup kita sehingga ke manapun kita pergi kita akan merasakan hadirat Tuhan.
Indwelling presence tidak terjadi begitu saja, tetapi harus dibangun. Mari kita naik level sehingga kita mengalami hadirat Tuhan yang demikian.
Ada 3 tipe orang yang telah ditebus:
- Tipe orang di pelataran
Pelataran adalah tempat yang ramai dan banyak orang. Ini adalah tipe orang-orang yang mengikut Tuhan karena keramaian dan banyak teman. Ketika ditantang untuk lebih serius dan lebih dalam mengenal Tuhan, mereka enggan.
- Tipe orang di Ruang Kudus
Ruang Kudus adalah tempat yang lebih sepi daripada pelataran. Di ruang kudus orang mempersembahkan korban yang menggambarkan “bayar harga” kita untuk mengikut Kristus. Orang-orang di Ruang Kudus adalah mereka yang mulai membayar harga demi mengikut Kristus meski itu berarti memasuki jalan-jalan yang lebih sepi.
- Tipe orang di Ruang Maha Kudus
Ini adalah tipe orang yang mempertaruhkan diri untuk berjumpa dengan Tuhan. Mereka tidak menyayangkan apapun dan tidak memiliki agenda Pribadi. Jika Tuhan meminta mereka melepaskan sesuatu, mereka akan melepaskannya dengan tidak merasa rugi. Di sinilah kita akan mengalami Tuhan berbicara, mendapatkan pewahyuan, bahkan seperti Musa yang wajahnya bersinar, kita akan memancarkan kemuliaan Tuhan lewat hidup kita.
Tetap di Hadirat Tuhan
- Tinggallah dalam pujian penyembahan dan bahasa Roh. Lakukan dengan agresif dan lawan kepasifan.
- Keluaran 27:20-21. Jagalah lampumu agar tetap menyala. Mazmur 119:105 mengibaratkan Firman Tuhan seperti pelita bagi kaki kita. Pastikan kita mendapatkan Firman Tuhan setiap hari saat bersaat teduh.
- Kembangkan kehausan dan kelaparan akan Tuhan. Jadilah miskin di hadapan Tuhan supaya kita beroleh pengenalan yang baru setiap hari.
Tips untuk Bersaat Teduh
- Merenungkan Firman Tuhan
Jangan hanya baca selewat atau cepat-cepat. Sama seperti tubuh kita perlu mencerna makanan, Firman Tuhan juga perlu “dicerna”. Jika kita “makan Firman” dengan terburu-buru, kita tidak akan menikmatinya –bahkan mungkin kita justru malah akan “tersedak”. Catatlah Firman yang kita dapat, itu membantu kita untuk merenungkan Firman Tuhan yang kita terima secara pribadi
- Memiliki sikap hati yang benar (Matius 13:1-23)
Jadilah tanah yang subur. Hati yang seperti tanah berbatu adalah orang yang cepat menerima Firman tapi juga cepat lupa dan tidak siap menerima Firman yang dalam. Hati yang penuh semak belukar adalah orang yang kalah dengan ego dan kedagingannya sendiri. Tetapi orang yang hatinya seperti tanah yang subur akan membuat benih Tuhan dapat berakar dalam di hidupnya.
Carilah wajah Tuhan, bukan “tangan” yaitu berkat-berkat Tuhan dan jawaban Tuhan saja. Jangan pilih-pilih Firman, jangan mengambil Firman sepotong-sepotong tetapi ambilah dengan utuh. Mereka yang mengajarkan Firman hendaklah mengejarnya dengan utuh!
- Berdoa
Dalam doa kita dapat melakukan 4 hal yang disingkat menjadi ACTS:
Adore : memuji dan menyanjung Tuhan (Mzm 47:2. Mat 6:9)
Confession : Mengaku dosa, bertobat (Yer 5:25, Mat 5:23-24, Ams 28:13)
Thanksgiving : Mengucap syukur (Mzm 100:4)
Supplication : Berdoa untuk orang lain, bangsa, tempat kerja, dst. (Ef 6:18, Yer 29:7)
Berimanlah bahwa saat kita berdoa, kita sedang bertindak!
Firman membawa kita berakar ke bawah sedangkan doa membawa kita bertumbuh ke atas.
Firman Doa
Tuhan ingin agar kita membawa keselamatan di bumi (Markus 1:36-39) . Ketika kita mendapat kekuatan dari Tuhan setiap hari, mendengar suara Tuhan dan mengalami hadirat Tuhan, maka kita akan menjadi pembawa hadirat Tuhan sepanjang hari lewat tindakan, karya, dan perkataan kita. Dengan kata lain, kita sedang mendatangkan Kerajaan Allah di bumi –dan itu dimulai dari hidup kita sendiri.
Saat teduh akan membuat kita:
- Mendapat kekuatan dari Tuhan setiap hari dengan merenungkan Firman Tuhan
- Mendengar suara Tuhan dengan menghadap Tuhan dengan sikap hati yang benar
- Mengalami hadirat Tuhan melalui doa dan penyembahan
Dan melaluinya kita akan dibawa berjumpa dengan “raja-raja” di bumi untuk menyatakan Kerajaan Allah. Yang belum bersaat teduh, mari mulai bersaat teduh. Yang sudah setia bersaat teduh, mari melakukannya dengan lebih sungguh lagi.
Persekutuan J4U Jabodetabek
Sabtu, 25 Maret 2017
Pembicara : Samsu Sempena
Tema : Saat Teduh
Venue: Bougenville Room, Cipta Hotel Wahid Hasyim
- Published in Catatan Khotbah
Kebenaran Tentang Paskah
Easter adalah perayaan penuh kejijikan di hadapan Tuhan. Ini adalah roh, masuk ke dalam tradisi gereja, dirayakan tahun demi tahun. Padahal tidak ada hubungannya dengan Yesus.
Yang Firman catat, kita seharusnya merayakan passover.
Paskah: Easter vs Passover?
Easter
Asal kata Easter adalah Eostre/Ostara (dari bahasa Anglosaxon) yaitu nama dewi yang disebut daughter of heaven. Namanya juga pemujaan, maka orang akan terus menggemakan namanya. Nah, kalo kita bilang happy easter, sama dengan menggemakan nama dewi tersebut. Waduh! Dari mana pertama kali pengucapan nama ini pertama? Adalah seorang monk bernama Bede, pencetus Anglosaxon Paganism dalam kekristenan. Bede menyebut Month of Eostre menjadi Paschal Month di bulan April. Eostre juga merupakan ungkapan dari hormonal wanita, estrogen.
Bede menyangkut pautkan kisah Eostre, yang bermula di Jerman kuno, yang juga berarti dawn (subuh, matahari terbit), dengan kisah Yesus bangkit pada pagi hari. Jadi Eostre disamakan dengan paskah, Yesus bangkit, seperti matahari pagi. Eostre juga berkaitan dengan nama Nerthus (Fertility) dan Freyja (love, sex, beauty, fertility, gold, seor/shaman/perdukunan, war and death). Freyja juga merupakan asal nama dari Friday (Jumat). Lahirlah tradisi Black Friday, di Indonesia kita kenal dengan nama Jumat Agung. Di Eropa sana parah sekali, karena selalu diadakan black Friday sale, di mana orang saling berebut barang diskon, bahkan sampai jatuh korban jiwa.
Beda negara beda penyebut, di negara lain dipakai kata Ishtar. Dari bahasa Mesopotamia, yang mengandung makna fertility, love, war, sex and power. Ishtar adalah anak dari dewa Anu (sky/langit). Karakter Ishtar merupakan simbol dari manusia dan binatang, kekuatan dan bahayanya. Ishtar disembah di Ninewe, kota yang penuh dengan percabulan. Perayaan Ishtar selalu berurusan dengan seks. Menghina sekali terhadap wanita. Di Babilonia, Ishtar mengandung personifikasi dengan planet Venus. Ada tercatat, terkutuklah orang yang merayakan Ishtar, diperbudak dalam perkara seksual. Dalam perayaan aslinya, ada pelacuran bakti. Betapa menjijikannya. Hati-hati, ini urusannya dengan roh.
Simbol-simbol dalam perayaan Easter
Kelinci
Berhubungan dengan Ostara, kelinci merupakan binatang yang cepat bereproduksi, mampu melahirkan hingga 42 anak dalam setahun. Maka kelinci jadi sakral di hari Easter. Ide bahwa kelinci sanggup bereproduksi tanpa kehilangan keperawanan dihubungkan dengan kisah perawan Maria. Maka munculah lukisan-lukisan tentang perawan Maria (Virgin Marie) dan Christ Child. Kisahnya Ostara bertemu seekor burung yang terluka, dia rawat, dan cintai layaknya pasangan. Karena saking cintanya, Ostara sengaja buat burungnya tidak bisa terbang lagi, lalu dia pamerkan kepada kawan-kawannya. Karena dirasa burung terlalu kecil, diubah menjadi kelinci salju yang agak besar ukurannya. Penyebutan ini sering dipakai untuk menyebut kemaluan pria sebagai burung, dan wanita sebagai bunga. Maaf kata, apakah bentuk sebenarnya dari kemaluan pria seperti burung? Tentu saja bukan, karena penyebutan ini bermula dari kisah Ostara tadi.
Telur
Kelinci tidak bisa bertelur, lalu telurnya dari mana? Hubungannya dengan paskah apa? Ternyata dari sel telur yang dihasilkan alat reproduksi wanita. Semakin menguatkan menguatkan hubungan Easter dengan kesuburan dan seks. Telur juga disimbolkan untuk menjamin kesuburan seorang wanita, makanya ada tradisi pecah telur. Ini adalah ritual yang diajarkan shaman, atau perdukunan. Berkembang menjadi tebak menebak jenis kelamin bayi yang dikandung. Padahal ini urusannya dengan roh jahat. Ajaran agama kuno juga mengajarkan anak-anak untuk berburu telur yang disembunyikan. Dalam konsep Easter, anak adalah simbol kelinci yang berarti laki-laki, telur adalah simbol wanita. Dengan kata lain mengajarkan anak untuk mencari seks sejak kecil.
Kesimpulan, Easter adalah perayaan cabul, penuh kejijikan di hadapan Tuhan. Ini adalah roh, masuk ke dalam tradisi gereja, dirayakan tahun demi tahun. Padahal tidak ada hubungannya dengan Yesus. Yang Firman catat, kita seharusnya merayakan passover. Kita pikir sudah mengenal Tuhan kita, tapi apa yang Firman katakan?
Passover (Kejadian 12)
Apa yang seharusnya ada pada paskah?
Anak Domba yang tidak bercacat. Ini melambangkan Yesus yang merupakan anak domba yang tidak bercacat.
Roti tidak beragi. Ragi bicara dosa/kecemaran. Roti yang tidak beragi bicara tentang Yesus. Sewaktu kita memakan roti tak beragi dalam perjamuan, kita sedang memutuskan untuk tidak berdosa lagi.
Sayur pahit yang dipanggang di api. Sayur pahit perlambang peringatan akan peringatan perbudakan di Mesir. Dipanggang di api, api artinya pemurnian/pemurnian.
Sewaktu makan, bangsa Israel harus berikat pinggang, memegang tongkat dan berkasut. Ikat pinggang di Efesus adalah ikat pinggang kebenaran. Adakah pinggang kita berikat kebenaran? Artinya, adakah kita sudah melakukan kebenaran? Tongkat bicara tentang otoritas. Kasut bicara tentang kerelaan hati untuk memberitakan injil.
Daging dan sayur pahit dimakan buru-buru. Karena bangsa Israel harus buru-buru meninggalkan Mesir. Mesir perlambang dosa dan penyembahan berhala (paganisme). Maksudnya, buru-burulah meninggalkan dosa kita, jangan ditunda atau berlambat.
Bangsa Israel membubuhkan darah anak domba pada kedua ambang pintu dan atas. Hanya rumah yang memiliki lambang darah ini yang dilewatkan dari maut.
Orang asing tidak boleh mengambil paskah. Harus bertobat dulu, ada lambang darah Yesus.
Inilah paskah yang seharusnya. Tuhan panggil dari gelap kepada terang. Dari Mesir kepada tanah perjanjian. Ketika kita melakukan kebenaran dasar, 4 pilar (baca Firman, Doa, Bersekutu, Bersaksi), inilah kebenaran yang kita punya.
Berhentilah berbuat dosa. Tinggalkan dosa. Bukan kembali ke “Mesir”. Jangan sampai kita terus menerus dalam pola hidup yang sama, ikut-ikutan perayaan-perayaan yang salah dan pesta pora. Paskah adalah pengorbanan Kristus di kayu salib. DarahNya sudah menebus kita dengan LUNAS. Oleh bilur-bilurNya kita sudah SEMBUH.
Jadi, bila ada yang bilang happy easter, tinggal dikoreksi, yang benar adalah
HAPPY PASSOVER atau SELAMAT PASKAH.
Persekutuan J4U Bandung
Sabtu, 18 Maret 2017
Tema : Kebenaran tentang Paskah
Pembicara: Ester Irene
Venue: Rg. Azalea 1, Lt. P1, BTC
- Published in Catatan Khotbah